Hidrometer: Sejarah, Pengertian, 4 Fungsi, & Cara Penggunaan

  •   Okt 2024  •   7 min read  •   Comment

Hidrometer adalah salah satu alat ukur yang mempunyai peranan penting, khususnya di dunia otomotif.

Alat ukur ini didesain untuk mengukur kepadatan relatif atau berat jenis suatu cairan.

Cairan yang diukur berat jenisnya dengan memakai hidrometer ini nantinya akan diketahui rasio kepadatannya dengan densitas airnya.

Alat ukur ini mempunyai dua bagian utama, yaitu pelampung dan gelas kaca.

Ingin tahu lebih lengkap mengenai sejarah hidrometer dan sebagainya? Simak artikel carakami dibawah ini, ya!

Sejarah Munculnya Hidrometer

Alat ukur ini pertama kali dibuat oleh Antoine Baume  yang lahir pada 26 Februari 1728 dan wafat pada 15 oktober 1804 di usianya yang ke 76 tahun. Baume merupakan ahli kimia asal Perancis.

Ia sudah mencetuskan temuan – temuan mutakhir yang berhubungan dengan proses teknis, seperti pemutihan kain sutera, pengemasan kain sutera, dan proses pemurnian kalium nitrat, dan lainnya.

Nah, dari sekian banyak hasil temuannya, temuannya yang sering diidentikkan dengan kimiawan ini adalah Hidrometer berskala Baume.

Nama kedua ahli kimia ini disematkan sebagai nama alat ukur kepadatan cairan itu sebagai wujud rasa hormat bagi sang ahli kimia.

Skala Baume

Skala Baume adalah sepasang skala jenis hidrometer yang diciptakan oleh ahli kimia yang bernama Antoine Baume dan terbukti efektif mampu mengukur tingkat kepadatan berbagai jenis cairan.

Skala Baume ini memiliki notasi dalam satuan derajat Baume.

Ada salah satu cara untuk mengukur kepadatan cairan, berat jenis dengan menggunakan alat ini yaitu dengan memakai prinsip cairan lebih ringan daripada air, dan Baume dari air hasil sulingan adalah nol.

Pengertian Hidrometer

Hidrometer merupakan salah satu jenis alat yang digunakan untuk mengukur cairan elektrolit pada baterai. Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui berat jenis cairan elektrolit khususnya pada aki basah.

Hidrometer merupakan salah satu jenis alat yang digunakan untuk mengukur cairan elektrolit pada baterai. Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui berat jenis cairan elektrolit khususnya pada aki basah.

Alat ukur ini berupa tabung transparan dengan indikator berwarna di dalamnya untuk mengidentifikasi berat jenis elektrolit. Setiap indikator warna tersebut memiliki artinya tersendiri agar nantinya mempermudah tugas jika ingin menyuplai arus listrik.

Baca Juga: Cara Membuat Night Vision Sendiri

Fungsi Hidrometer

Fungsi utama alat ukur ini adalah untuk mengetahui berat jenis dari elektrolit baterai aki basah kendaraan apakah dalam kategori baik atau tidak.

Alat ini juga memiliki beberapa bagian dengan fungsi yang berbeda-beda dan saling berhubungan, cek fungsi lengkap di halaman berikutnya.

Penampung atau Float

Bagian pertama, yaitu float atau biasa disebut sebagai pelampung, berguna untuk menunjukkan hasil pengukuran.

Komponen ini terdiri dari tiga baris dengan warna berbeda dilengkapi angka sebagai penunjuk seberapa bagus cairan elektrolit tersebut.

Pipette/Suction Bulb

Bagian kedua adalah pipette atau bulb yang berfungsi untuk menghisap cairan elektrolit baterai agar dapat masuk ke alat ukur ini.

Fungsi dari pipette ini cukup penting, sehingga komponen ini harus tetap terjaga dengan baik agar cairan elektrolitnya bisa tersedot dengan baik.

Pickup Tube

Bagian ketiga ini adalah Pickup Tube yang berfungsi sebagai jalan masuk cairan tersebut.

Komponen ini berguna untuk jalan keluar masuknya cairan elektrolit ke outer tub.

Pickup Tube juga bagian dari alat ukur ini yang paling ujung, jadi harus selalu dijaga kebersihannya.

Sebelum kamu memakai hidormeter, pastikan bagian pickup tube telah dibersihkan terlebih dahulu agar tidak ada kotoran yang mempengrauhi hasil pengukuran cairan elektrolit.

Pemasok Alat

Bagian terakhir ini adalah Pemasok Alat yang berguna untuk menampung cairan elektrolit setalah masuk ke alat ukur ini.

Cairan yang sudah masuk ke Pickup Tube nanti akan berlangsung menuju ke bagian pemasok alat.

Cara Menggunakan Hidrometer

Nah, setelah kamu tahu tentang alat ukur ini, kamu juga harus paham cara menggunakan hidrometer ini.

Langkah – Langkah Menggunakan Hidrometer

Langsung ikuti saja langkah – langkahnya di bawah ini:

  1. Memastikan Alat Ukur dalam Kondisi yang Bersih: Pastikan bagian dari alat ukur tersebut tidak berdebu, dan pastikan skala pengukurannya dapat dilihat secara jelas.
  2. Kalibrasi Hidrometer: Gunakan alat ukur ini untuk mengukur berat jenis air terlebih dahulu dan sejauh mana hasil kalibrasi harus diperhatikan. Ketika hasilnya menujukkan warna bening maka air memiliki berat jenis sebanyak 1 kg/cm3. Tujuan dari kalibrasi ini untuk memastikan alat fungsi hidrometer masih berjalan dengan baik.
  3. Memulai Pengukuran: Buka seluruh tutup yang ada di baterai aki untuk melakukan pengukuran dengan cara tekan pipet terlebih dahulu dan lepaskan bagian darialat ukur ini perlahan.
  4. Membaca Hasil Pengukuran: Kamu bisa langsung dapat melihat dan membaca hasil pengukuran dengan hidrometer tersebut. Kamu hanya perlu mengingat adanya indikator yang telah tercantum dalam bagian pelampungnya.

Nah, setelah kamu tahu keempat langkah untuk menggunakan alat ukur ini, alangkah baiknya kamu mengulangi pengukuran agar mendapat hasil yang lebih akurat sesuai kondisi cairan elektrolit tersebut.

Arti Warna pada Pengukuran Hidrometer

Ternyata, warna – warna pada pengukuran alat ukur ini pun memiliki arti tersebut.

Terdapat empat jenis warna dengan arti yang berbeda, di antaranya:

WARNAARTI
HijauCairan elektrolit baterai mempunyai kondisi massa jenis dalam kondisi yang sangat baik.

Bila dihitung dalam bentuk nilai, sekala warna hijau ini ialah 1.750 sampai 1.300.

Hasil pengukuran dari alat ukur ini yang menunjukkan warna hijau ini tidak perlu ada tindakan yang perlu dilakukan.

PutihWarna putih yang dikonversikan ke bentuk angka nilainya 1.220 sampai dengan 1.250.

Nah, apabila hasila dari pengukuran menujukkan warna putih, maka cairan elektrolit aki ini masih dalam keadaan relatif baik.

Waran putih ini juga memiliki arti poor atau cukup dan tidak perlu melakukan tindakan apapun.

MerahBila hasil pengukuran cairan elektrolit warnanya merah, maka kondisi aku sudah mulai drop.

Indikator ini juga menunjukkan proses pengisian daya pada baterai tidak berjalan dengan baik.

Pada titik ini, kamu haru melakukan pengisian kembali atau menambah baterai aku agar berat jenisnya naik.

Nilai dari pengukuran hidrometer dengan warna merah ini adalah 1.100 sampai 1.225.

BeningBila hasil pengukurannya berwarna bening berarti massa jenis cairan memiliki skala nilai 1, dan dapat dilakukan dengan menggunakan air.

Prinsip Kerja Hidrometer

Menurut Hukum Archimedes bahwa suspensi di fluida akan ditopang oleh besar kekuatan yang sama dengan berat fluida itu sendiri, yang berarti semakin kecil kerapatan suatu zat maka alat ukur ini akan jauh tenggelam.

Nah, ketika alat ukur ini dimasukkan dalam suatu cairan, maka cairan tersebut akan kembali memberi gaya ke atas dengan besaran yang sama dengan cairan yang dipindahkan.

Alat ukur ini juga berperan untuk mengkonversi gaya ke atas menjadi satuan massa jenis cairan.

Hal tersebut karena dalam alat ukur ini ada cairan dengan massa jenis yang telah diketahui melalui angka yang terlihat pada skala.

Baca Juga: Contoh Peristiwa Radiasi: Pengertian & Contohnya Lengkap

Cara Membaca Hidrometer

Untuk membaca hasil dari pengukuran massa jenis suatu zar cair dengan alat ini tidaklah sulit.

Kamu hanya perlu membaca skala yang tertera pada alat tersebut.

Hasil dari pengukuran massa jenis zat cair ditunjukkan oleh angka di skala angka tersebut ditunjuk oleh zat cair yang bergerak naik di alat ukur ini.

Lalu, satuan ukuran untuk massa jenis yang diukur oleh alat ukur ini adalah g cm-3.

Perawatan Hidrometer

Untuk perawatan alat ukur ini tidaklah terlalu sulit, kamu hanya perlu simpan di wadah dengan suhu ruangan (20 derajat Celsius) agar tidak ada perubahan akibat kenaikan suhu.

Usahakan juga kondisi ruangan yang digunakan tidak dalam kondisi lembab agar alat ukur ini tidak terkena korosi.

Hindari dari benturan, karena dapat membuat alatnya pecah.

Cara Membuat Hidrometer Sederhana

Ternyata, kamu juga bisa membuat alat ukur ini sendiri dengan bahan – bahan sebagai berikut:

  • Sedotan berukuran sedang
  • Plastisin
  • Penggaris
  • Bolpoin
  • Gunting
  • Air suling
  • Kertas milimeter

Kemudian ikuti langkah – langkah di bawah ini:

  1. Buatlah bulatan dengan memakai plastisik dengan ukuran bola beke; dan tempelkan bulatan tersebut di salah satu ujung sedotan
  2. Lalu, celupkan bagian sisi sedotan yang sudah ditempel bulatan ke wadah berisi air suling (sisakan =/- 8 cm dari permukaan air suling)  usahakan sedotan tetap berdiri dengan tegak
  3. Kemudian, beri tanda di sedotan yang jadi batas antara bagian sedotan yang tercelup air suling dan bagian yang tidak tercelup
  4. Setelah itu, buat skala secara manual dengan memanfaatkan kertas milimeter. Jenis massa air murni ialah 1, maka tanda batas kamu beri angka 1
  5. Selanjutnya, tempelkan skala buata ini di sedotan lalu lapisi permukaan sedotan dengan plester agar tidak basah saat tercelup air
  6. Terakhir, cek hidrometer buatan dengan menggunakan rumus p = m/ A.h atau p = m/v (p untuk massa jenis, m untuk massa hidrometer, h untuk tinggi hidrometer, dan A untuk luas penampang hidrometer)

Baca Juga: Contoh Peristiwa Konveksi: Pengertian & Contohnya Lengkap

Kesimpulan

Hidrometer merupakan salah satu alat ukur yang mempunyai peranan penting, khususnya di dunia otomotif yang dimana kamu harus tetap menjaga kebersihannya dan harus mengetahui arti warna dari hasil pengukuran massa jenis dengan alat ukur ini.

Orang juga bertanya

English private teacher, seo writter, english translator, and content writer.

Tinggalkan komentar