Optical Power Meter Adalah: Pengertian, Fungsi, dan Jenis

  •   Jan 2024  •   8 min read  •   Comment

OPM atau Optical Power Meter merupakan sebuah alat uji yang dipakai untuk mengukur secara akurat terhadap kekuatan sinyal kabel fiber optik.

Dimana OPM ini sendiri juga bisa membantu mengenali adanya kehilangan power pada kabel optik.

OPM (Optical Power Meter) bisa juga di artikan sebagai alat pengukur daya optik yang mana alat ini bisa merangkaikan penguat terhadap sensor yang di kalibrasi di kabel optik.

Dimana sensornya sendiri sering terdiri antara lain yaitu semikonduktor yang berbasis Silikon (Si), Germanium (Ge) atau Indium Gallium Arsenide (InGaAs).

Unit tampilan alat ini juga nantinya menunjukkan power kabel optik yang diukur pada panjang gelombang yang sesuai dari sinyal optik.

Kebutuhan OPM ketika mengurus fiber optik sama dengan kebutuhan akan multimeter untuk praktisi elektronika.

Nah untuk mengetahui selengkapnya Optical Power Meter Adalah simak bahasan berikut.

Pengertian Optical Power Meter (OPM)

OPM atau Optical Power Meter adalah sebuah instrumen uji yang dipakai untuk mengukur kekuatan peralatan fiber optik atau kekuatan sinyal optik yang melalui kabel fiber optik secara akurat.

Alat ini juga bisa membantu mengetahui besaran daya yang hilang yang terjadi pada cahaya saat ditransmisikan melewati kabel optik.

OPM terdiri dari komponen display, rangkaian penguat, dan sensor terkalibrasi.

Di bagian display, kekuatan cahaya dan panjang gelombang sinyal optik yang diukur akan ditampilkan.

Sensor yang dipakai bisa menggunakan photodiode, sebuah komponen yang bisa merespon cahaya atau menggunakan sensor panas (thermal sensor) yang mendeteksi cahaya lewat suhu.

Umumnya untuk melakukan pengujian atau pengukuran kualitas fiber optik, maka pemakaian OPM harus dibantu dengan sumber cahaya.

Baca juga: Skema Kabel Kapasitor Pompa Air

Alat yang memproduksi cahaya untuk kebutuhan pengujian ini yaitu OLS (Optical Light Source).

Cara menggunakan OPM dengan OLS

Optical Power Meter Adalah

Saat dikombinasikan dengan OLS, instrumen hasil perpaduan kedua alat ini disebut Optical Loss Test Set alias OLTS.

OLTS bisa dipakai untuk mengukur kekuatan sinyal optik dan rugi daya yang hilang dari setiap ujung transmisi optik (end-to-end optical loss).

OLTS yang memiliki lebih dari satu pengukur daya juga bisa dipakai untuk mengukur Return Loss.

OPM bisa digunakan sendiri tanpa menggunakan OLS.

Hal ini bisa dilakukan saat sudah ada cahaya yang ditransmisikan di kabel optik, sehingga OPM bisa dipakai untuk mengukur kekuatan sinyal optik dan peredaman yang terjadi di salah satu ujung kabel.

Fungsi OPM

Fungsi Optical Power Meter bisa dipakai untuk beberapa kebutuhan, diantaranya yaitu sebagai berikut:

  • Berfungsi untuk melakukan pengukuran atau penilaian total redaman dari loss yang terdapat dalam kabel serat optik secara akurat.
  • Fungsi OPM lainnya yaitu digunakan untuk mengukur kekuatan daya dari sinyal sebuah cahaya yang ditrasnmisikan melalui kabel serat optik.
  • Digunakan untuk mengukur kerugian patch cord.

Jenis Sensor OPM

Berdasarkan dari sensor yang digunakan, OPM bisa dibagi menjadi 2 jenis yaitu yang menggunakan Thermal Sensor dan yang menggunakan Photodioda, berikut ini penjelasan masing-masing dari kedua jenis ini:

Baca juga: Mini Printer Berfungsi Untuk Apa ? Ini Jawabannya

1. Thermal Sensor

Optical Power Meter Adalah Thermal Sensor

Prinsip kerja OPM jenis ini yaotu dengan memanfaatkan daya optik untuk memanaskan beberapa struktur penyerap panas yang terbuat dari lapisan hitam.

Perubahan suhu tersebut dan diukur menggunakan thermopile.

OPM jenis ini umumnya dipakai untuk pengukuran sinyal optik dengan daya rata-rata sekitar 0.01 W.

Untuk pengukuran di atas 10 W, sering dibutuhkan pendingin berupa kipas atau bahkan air, agar tidak terjadi overheating atau kelebihan panas.

Meski responnya terbilang lambat, tapi OPM dengan thermal sensor ini terbilang cukup kuat, cukup presisi dan bisa digunakan pada rentang panjang gelombang yang lebar dengan sensitivitas yang cukup tinggi.

2. Photodioda

Photodioda

OPM yang jauh lebih sensitif dan juga lebih cepat bisa dibuat dengan photodiode, sebuah komponen aktif dari keluarga dioda yang bisa mendeteksi cahaya.

Photodioda terbuat dari bahan semikonduktor dan bisa mendeteksi berbagai jenis cahaya, dari mulai cahaya tampak, inframerah, ultra violet hingga sinar-X.

Photodioda  yang dipakai untuk OPM umumnya terbuat dari Silikon (Si), Germanium (Ge) dan Gallium Arsenide (InGas).

Dari ketiganya yang paling sering digunakan yaitu silikon (Si) karena performa pengukurannya yang tergolong baik, hanya untuk inframerah dekat juga basa memakai photodioda germanium (Ge).

Sedangkan Indium gallium arsenide (InGaAs) jarang dipakai karena harganya mahal.

Daya yang bisa diukur oleh OPM jenis ini ada di wilayah microwatt atau bahkan lebih rendah.

Instrumen ini juga bisa dipakai untuk mengukur daya tinggi jika menggunakan attenuator yang sesuai.

Hanya, dari segi ketahanan kurang kuat daripada OPM termal, jenis ini lebih mudah rusak jika terkena intensitas optik yang terlalu tinggi.

Baca juga: Mesin Frais Horizontal : Cara Kerja, Kegunaan, Kelebihan dan Kekurangan

Tombol-tombol pada OPM

Tombol-tombol pada OPM Optical Power Meter Adalah

OPM yang umum ada di pasaran memiliki banyak tombol pengoperasian yang fungsinya sama, yaitu tombol power, tombol dB, tombol REF, tombol λ dan tombol LED. Berikut ini adalah penjelasan dari fungsi tombol-tombol tersebut:

  • Tombol Daya: berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan OPM.
  • Tombol LED: berfungsi untuk menyalakan lampu pada display agar lebih mudah membaca hasil pengukuran di tempat gelap
  • Tombol dB: tombol ini berfungsi untuk mengganti unit pengukuran (uw/dB/dBm)
  • Tombol REF: Dengan menekan tombol ini dan menahannya daya yang terukur ketika itu menjadi titik referensi.
  • Tombol λ: Tombol ini berfungsi untuk memilih panjang gelombang yang dikalibrasi. Panjang gelombang yang paling umum dipakai adalah 850nm, 1300nm, 1310nm, 1490nm, 1550nm atau 1635nm.

Cara Mengukur Daya Serat Optik

Cara Mengukur Daya Serat Optik

Berikut ini adalah cara menggunakan Optical Power Meter untuk mengukur daya cahaya yang ditransmisikan di serat optik, pertama mengukur serat optik yang sudah terpasang dan memiliki cahaya yang ditramisikan di dalamnya, kedua cara mengukur atau menguji serat optik dengan bantuan OLS:

1. Tanpa OLS

  1. Nyalakan OPM dengan menekan tombol power
  2. Tekan tombol λ untuk menyesuaikan panjang gelombang dengan spesifikasi cahaya yang ditransmisikan
  3. Hubungkan OPM dengan serat optik yang sinyalnya akakn diukur
  4. Hasil pengukuran akan terlihat di display dalam satuan dBm, kamu juga bisa mengaturnya menjadi dB dengan menekan tombol bertuliskan dB
  5. Untuk menghindari masalah saat pengukuran, lakukan pengukuran berulang kali, lalu cari nilai rata-ratanya sebagai hasil pengukuran

2. Menggunakan OLS

  1. Pasang 2 ujung serat fiber dengan connector ke adapter Tx di OLT dan connector di ujung satunya ke adapter OPM.
  2. Nyalakan OPM dengan menekan tombol power.
  3. Lihat spesifikasi OLT terkait panjang gelombang atau wavelenght yang dipancarkan olehnya, dan sesuaikan panjang gelombang yang ada di OPM dengan data tersebut.
  4. Lakukan penyesuaian dengan menekan tombol λ.
  5. Lihat display OPM, maka kamu bisa melihat daya yang diterima oleh OPM (dBm), yang artinya adalah daya yang dipancarkan OLT.

Dan, ini hanya penjelasan secara sederhana, pada praktiknya di lapangan kamu butuh memperhitungkan redaman dari serat fiber saat mengukur dan berhati-hatilah untuk tidak melihat secara langsung cahaya yang di pancarkan lewat fiber optik.

Baca juga: Penemu Mesin Uap: Sejarah dan Perkembangannya Terbaru 2024

Cara Menggunakan Optical Power Meter

Kontrol daya optik yang tepat dibutuhkan untuk memastikan kinerja transmisi sinyal dalam jaringan fiber optik.

Power nya juga tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Optical Power Meter (OPM) biasanya dipakai untuk menguji daya optik untuk pengukuran yang akurat.

Hanya saja bagaimana cara menggunakan pengukur daya optik? Berikut ini menjelaskan komponen pengukur daya dan kemudian cara menggunakan pengukur daya optik.

Tombol Pengukur Daya Optik

Fungsi dan pengoperasian pengukur daya optik secara umum, pengukur daya optik memiliki 4 tombol yang bisa digunakan yaitu tombol daya, tombol dBm / w, tombol REF, dan tombol kalibrasi.

Fungsi dari tombol-tombol ini adalah sebagai berikut:

  • Tombol Daya: Menghidupkan atau mematikan meteran daya.
  • Tombol dBm / w: Beralih antara mode linier (mW) dan mode logaritmik (dBm).
  • Tombol REF: Tekan tombol ini untuk mengatur daya terukur saat ini sebagai titik referensi.
  • Tombol kalibrasi: Pilih panjang gelombang yang dikalibrasi. Panjang gelombang yang paling umum dipakai yaitu 850 nm, 980 nm, 1310 nm, dan 1550 nm.

Jenis Adaptor Meteran Daya Optik

Optical Power Meter Adalah

Untuk menggunakan pengukur daya optik, kamu biasanya butuh kabel patch serat optik untuk menghubungkan antarmuka pengukur daya optik ke antarmuka perangkat yang perlu diuji.

Contohnya, jika antarmuka pengukur daya fiber optik yaitu FC, perangkat uji memiliki antarmuka LC.

Berikutnya, kamu butuh kabel patch serat FC-LC yang panjang.

Banyak pengukur daya optik hanya memiliki satu antarmuka optik tetap.

Baca juga: Cara Kerja Resistor : Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerja

Beberapa bisa menawarkan adaptor optik yang dapat dipertukarkan agar sesuai dengan kabel patch yang berbeda.

Pengukur daya di atas cukup dalam menguji antarmuka serat optik seperti LC, SC, ST, dan FC.

Banyak pengukur daya optik mungkin memiliki 2 antarmuka optik untuk konektor umum.

Hanya, kamu harus menggunakan antarmuka seperti MTP / MPO, pengukur daya optik dengan antarmuka khusus.

Dan ini dapat dipakai untuk menguji perangkat atau komponen dengan antarmuka MTP seperti 40G SR4 QSFP + transceiver.

Transceiver yang kompatibel dengan Cisco ini diikutkan dalam Cisco Nexus 9396PX Switch. Membutuhkan kabel patch serat LC-FC mode tunggal.

Hal ini karena 10G-LR SFP+ transceiver adalah single-mode transceiver yang beroperasi pada panjang gelombang 1310 nm.

Setelah meteran daya optik terhubung ke modul.

Maka nyalakan tombol daya dan tekan tombol untuk memilih panjang gelombang 1310 nm.

Di awalnya, nilai daya berubah dengan cepat, lalu melambat dan berhenti. Nilai daya akhir ditampilkan di layar.

Kesimpulan

OPM atau Optical Power Meter Adalah yaitu sebuah instrumen uji yang dipakai untuk mengukur kekuatan peralatan fiber optik atau kekuatan sinyal optik yang melalui kabel fiber optik secara akurat.

Alat ini juga bisa membantu mengetahui besaran daya yang hilang yang terjadi pada cahaya saat ditransmisikan melewati kabel optik.

OPM terdiri dari komponen display, rangkaian penguat, dan sensor terkalibrasi. Di bagian display, kekuatan cahaya dan panjang gelombang sinyal optik yang diukur akan ditampilkan.

OPM bisa digunakan sendiri tanpa menggunakan OLS. Hal ini bisa dilakukan saat sudah ada cahaya yang ditransmisikan di kabel optik, sehingga OPM bisa dipakai untuk mengukur kekuatan sinyal optik dan peredaman yang terjadi di salah satu ujung kabel.

Orang juga bertanya

English private teacher, seo writter, english translator, and content writer.

Tinggalkan komentar