Cara Kerja Resistor: Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerja

  •   Jan 2024  •   10 min read  •   Comment

Pada dasarnya seluruh bahan memiliki sifat resistif hanya beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal yang memiliki resistansi yang sangat kecil.

Bahan-bahan ini mampu menghantar arus listrik dengan baik, sehingga diberi nama dengan konduktor.

Kebalikan dari bahan yang konduktif, yaitu bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron sehingga disebut dengan isolator.

Lebih jelasnya simak bahasan tentang Cara Kerja Resistor berikut.

Pengertian Resistor

Resistor adalah sebuah komponen elektronik yang memiliki 2 pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik yang paling sering ddapatkan dalam Rangkaian Elektronika.

Di setiap peralatan Elektronika menggunakannya pada dasarnya Resistor menjadi komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi sebagai membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.

Resistor atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”.

Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω).

Istilah “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga adalah seorang Fisikawan Jerman.

Dalam membatasi dan mengatur arus listrik dalam sebuah rangkaian Elektronika, Resistor bekerja berdasarkan Hukum Ohm.

Di dalam rangkaian elektronika, resistor dilambangkan dengan huruf “R“. Ditinjau dari bahannya, ada banyak jenis resistor yang ada di pasaran antara lain seperti Resistor Carbon, Wirewound, dan Metalfilm.

Dan juga Resistor yang bisa diubah-ubah nilai resistansinya antara lain seperti Potensiometer, Rheostat dan Trimmer (Trimpot).

Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya bisa berubah jika terkena cahaya namanya LDR (Light Dependent Resistor) dan resistor yang nilai resistansinya bisa bertambah besar bila terkena suhu panas yang namanya PTC (Positive Thermal Coefficient) juga resistor yang nilai resistansinya akan bertambah kecil jika terkena suhu panas yang namanya NTC (Negative Thermal Coefficient).

Baca juga: NPN Adalah : Pengertian, Cara Kerja dan Fungsi

Untuk resistor jenis carbon dan metalfilm biasanya dipakai kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (tahanan) dari resistor.

Resistor ini memiliki bentuk seperti tabung dengan 2 kaki di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna, kode ini untuk tahu mengenai besar resistansi tanpa harus mengukur besarnya dengan ohmmeter.

Kode warna ini adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association).

Besaran resistansi sebuah resistor dibaca dari posisi cincin yang paling depan ke arah cincin toleransi.

Umumnya posisi cincin toleransi ini ada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan posisi cincin yang pertama agak sedikit ke dalam.

Dengan demikian pengguna sudah bisa mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut.

Kalau telah bisa menentukan mana cincin yang pertama selanjutnya yaitu membaca nilai resistansinya.

Jumlah cincin yang melingkar pada resistor sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 cincin dan tidak termasuk cincin toleransi.

Namun resistor dengan toleransi 1% atau 2% (atau toleransi kecil) memiliki 4 cincin (tidak termasuk cincin toleransi).

Cincin pertama dan seterusnya berturut akan menunjukkan besar nilai satuan, dan cincin terakhir adalah faktor pengalinya.

Contohnya resistor dengan cincin kuning, violet, merah dan emas. Cincin berwarna emas yaitu cincin toleransi.

Dengan begitu urutan warna cincin resistor ini yaitu, cincin pertama berwarna kuning, cincin kedua berwarna violet dan cincin ke tiga berwarna merah.

Cincin ke empat yang berwarna emas yaitu cincin toleransi. Nilai resistansinya dihitung sesuai dengan urutan warnanya.

Pertama yang dilakukan yaitu dalam menentukan nilai satuan dari resistor ini.

Karena resistor ini resistor 5% (yang memiliki tiga cincin selain cincin toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh cincin pertama dan cincin kedua.

Cincin ketiga yaitu faktor pengali, dan jika warna cincinnya merah artinya faktor pengalinya adalah 100.

Sehingga diketahui nilai resistansi resistor tersebut yaitu nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4700 Ohm = 4,7K Ohm (pada rangkaian elektronika umum di tulis 4K7 Ohm) dan toleransinya yaitu + 5%.

Arti dari toleransi itu sendiri adalah batasan nilai resistansi minimum dan maksimum yang di miliki oleh resistor tersebut.

Sehingga nilai sebenarnya dari resistor 4,7k Ohm + 5% yaitu:

Toleransi

= 5% x R

= 5% x 4700

= 235

Sehingga,

Rmaksimum = 4700 + 235 = 4935 Ohm

Rminimum = 4700 – 235 = 4465 Ohm

Jika resistor di atas di ukur dengan memakai ohmmeter dan nilainya berada pada rentang nilai maksimum dan minimum (4465 s/d 4935) maka resistor tadi masih memenuhi standar.

Nilai toleransi ini diberikan pabrik pembuat resistor untuk mengantisipasi karakteristik bahan yang tidak sama antara satu resistor dengan resistor yang lainnya sehingga para desainer elektronika bisa memperkirakan faktor toleransi tersebut dalam rancangannya.

Semakin kecil nilai toleransinya, maka semakin baik kualitas resistornya.

Sehingga dipasaran resistor yang memiliki nilai toleransi 1% (contohnya resistor metalfilm) jauh lebih mahal jika dibandingkan resistor yang memiiki toleransi 5% (resistor carbon).

Spesifikasi lain yang harus diperhatikan dalam memilih resistor pada sebuah rancangan selain besar resistansi yaitu besar watt-nya atau daya maksimum yang mampu ditahan oleh resistor.

Karena resistor bekerja dengan cara di aliri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar :

Semakin besar ukuran fisik suatu resistor, maka bisa menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.

Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya maksimum 5, 10 dan 20 watt berbentuk balok memanjang persegi empat berwarna putih, tapi ada juga yang berbentuk silinder dan biasanya untuk resistor ukuran besar ini nilai resistansi di cetak langsung dibadannya dan tidak berbentuk cincin-cincin warna, contohnya 100Ω5W atau 1KΩ10W.

Fungsi Resistor

cara kerja resistor

Berikut ini adalah beberapa fungsi Resistor antara lain sebagai berikut:

  • Sebagai alat untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
  • sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian
  • Sebagai alat untuk membagi arus
  • Sebagai alat untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika.
  • Sebagai alat untuk membagi tegangan.
  • Sebagai alat untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan bantuan transistor dan kondensator (kapasitor).

Jenis-jenis Resistor

Dilihat dari fungsinya, resistor bisa dibagi menjadi :

1. Resistor tetap

Resistor Tetap adalah jenis resistor yang paling banyak digunakan. Resistor ini dipakai di sirkuit elektronik untuk mengatur kondisi yang tepat di sirkuit.

Nilai-nilainya ditentukan selama fase desain sirkuit dan nilai-nilai tersebut tidak harus diubah untuk “menyesuaikan” sirkuit.

Ada banyak jenis resistor yang bisa digunakan dalam keadaan yang berbeda. Berikut ini adalah klasifikasi macam-macam resistor tetep yakni:

  • Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon) adalah jenis Carbon Composistion yang terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) supaya mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya maka semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya. Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion Resistor ini berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.
  • Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon) adalah jenis Carbon Film yang terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung dari proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya maka semakin rendah nilai resistansinya. Keuntungan Carbon Film Resistor ini yaitu dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor. Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran berkisar diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor bisa bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.
  • Metal Film Resistor (Resistor Film Logam) adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar  dan ketebalan spiral logam. Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini adalah yang terbaik diantara jenis-jenis Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film Resistor).

2. Resistor Variabel

Resistor Variabel adalah jenis resistor yang terdiri dari beberapa elemen resistor tetap dan slider yang menyentuh elemen resistor utama.

Dan ini memberikan 3 koneksi ke komponen, dua terhubung ke elemen tetap dan yang ketiga adalah slider.

Dengan cara ini komponen bertindak sebagai pembagi potensial variabel jika ketiga koneksi dipakai.

Kemungkinan untuk terhubung ke slider dan satu ujung untuk menyediakan resistor dengan hambatan variabel.

Resistor variabel dan potensiometer banyak dipakai untuk semua bentuk kontrol mulai dari kontrol volume pada radio dan slider di mixer audio hingga sejumlah area di mana dibutuhkan resistensi variabel.

Potensiometer menjadi komponen dimana ada resistor tetap yang memiliki slider untuk memberikan pembagian potensial dari tegangan di atas. Berikut ini adalah klasifikasi macam-macam resistor variabel antara lain sebagai berikut:

  • Potensiometer adalah jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya bisa berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.
  • Rheostat adalah jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak di bagian atas Toroid.
  • Preset Resistor atau sering disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) yaitu jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, maka dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.

Baca juga: Fungsi Galvanometer: Pengertian, Sejarah, Prinsip Kerja, dan Kegunaan

Resistor NTC dan PTC

NTC (Negative Temperature Coefficient), adalah resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas.

Dan PTC (Positive Temperature Coefficient), adalah resistor yang nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya menjadi dingin.

Resistor LDR

LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh cahaya.

Jika terkena cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan jika terkena cahaya terang nilainya menjadi semakin kecil.

Sifat Resistor

cara kerja resistor

Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif dimana komponen ini tidak membutuhan arus listrik untuk berkerja.

Resistor memiliki sifat menghambat arus listrik dan resistor memiliki nilai besaran hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol Ω.

Resistor disimbolkan dengan huruf R. dan memiliki satuan ohm, resistor ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang ahli fisika yang bernama George Ohm dari Jerman.

Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, bisa disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang dikenal sebagai hukum Ohm.

Selain sifatnya yang resistif ( atau menghambat arus listrik), resistor juga memiliki beberapa karakteristik khusus lainnya, di antaranya sebagai berikut ini:

Resistor masuk ke dalam golongan komponen elektronika pasif, di mana komponen ini tidak membutuhkan arus listrik untuk berkerja.

Baca juga: Mesin Frais Horizontal : Cara Kerja, Kegunaan, Kelebihan dan Kekurangan

Nilai resistansi sebuah resistor bisa dipengaruhi oleh suhu, saat suhu naik biasanya nilai resistansinya turun.

Nilai resistansi yang tertulis umumnya berbeda dengan nilai sebenarnya, karena itu ada nilai toleransi pada sebuah resistor.

Meski pada dasarnya resistor memiliki sifat resistif, tapi komponen ini juga punya sifat tambahan yaitu induktif dan kapasitif walau tidak sebesar sifat resistifnya.

Cara Kerja Resistor

Prinsip dan cara kerja resistor ini cukup sederhana, komponen ini menghambat aliran arus listrik yang masuk dari ujung kutub satu yang mengalir menuju ujung kutub resistor lainnya.

Besar hambatan ini diberikan resistor berbeda-beda sesuai dengan nilai resistansi yang ada padanya.

Karena dihambat, maka setelah melewati resistor, arus yang mengalir ke komponen elektronika lalu di dalam satu rangkaian tersebut menjadi lebih kecil.

Karena itu penggunaan resistor bisa menjaga komponen-komponen elektronik yang lain dalam sebuah rangkaian terjaga dari arus langsung, sehingga menjadi lebih tahan lama.

Selain itu, resistor juga bisa dipakai untuk pembagi arus, pembagi tegangan atau penurun arus.

Cara kerja dari resistor ini cukup mudah yaitu menghambat arus yang mengalir dari ujung kutub yang satu ke ujug kutub yang lain dengan nilai hambatan bervariasi sesuai yang ada pada resistor tersebut yang kemudian arus dialirkan lagi ke komponen elektronika yang butuh arus lebih kecil sehingga komponen elektronika ini dapat terpelihara keawetannya.

Selain sebagai pembatas arus resistor memiliki fungsi lain diantaranya yaitu pembagi arus,penurun arus,dan pembagi tegangan.

Harga resistor ini sendiri untuk semua komponen dasar elektronika yaitu yang paling murah dengan kisaran harga Rp.200,- sampai Rp.2000,- tergantung dari bentuk, bahan pembuat dan besarnya nilai hambatan didalamnya.

Kesimpulan

Resistor adalah sebuah komponen elektronik yang memiliki 2 pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik yang paling sering ddapatkan dalam Rangkaian Elektronika.

Di dalam rangkaian elektronika, resistor dilambangkan dengan huruf “R“. Ditinjau dari bahannya, ada banyak jenis resistor yang ada di pasaran antara lain seperti Resistor Carbon, Wirewound, dan Metalfilm.

Prinsip dan cara kerja resistor ini cukup sederhana, komponen ini menghambat aliran arus listrik yang masuk dari ujung kutub satu yang mengalir menuju ujung kutub resistor lainnya.

Sudah dijelaskan di atas secara lengkap mengenai Cara Kerja Resistor dan lainnya yang bisa kamu ketahui.

Orang juga bertanya

English private teacher, seo writter, english translator, and content writer.

Tinggalkan komentar