Resistor Variabel: Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Simbol

  •   Jan 2024  •   11 min read  •   Comment

Resistor adalah salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian ElektronikaHampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya.

Pada dasarnya, Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.

Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan umumnya disingkat dengan Huruf “R”.

Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor yaitu OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga adalah seorang Fisikawan Jerman.

Lebih jelas mengenai bahasan Resistor Variabel, simak bahasannya berikut ini.

Pengertian Resistor Variabel

Resistor Variabel merupakan sebuah komponen elektronika yang mempunyai karakteristik seperti resistor namun nilainya bisa diubah-ubah alias tidak tetap.

Cara mengubah nilai resistor ini bermacam-macam, ada yang diputar seperti pada tombol volume speaker milik kamu, digeser dan lainnya.

Selain untuk pengatur volume, Resistor Variabel bisa digunakan untuk tone control atau Bass, Middle dan Treble, pengaturan besar tegangan dan arus, setting referensi tegangan atau sinyal, kontrol parameter alat seperti cahaya, kecepatan, frekuensi dan sebagainya.

Pada dasarnya, fungsi dari Resistor Variabel ini yaitu untuk diaplikasikan pada bagian yang membutuhkan perubahan nilai resistansi yang mempengaruhi cara kerja alat tersebut.

Baca juga: 7 Gambar Gerbang Logika: Pengertian, Jenis dan Fungsi

Nilai Resistor Variabel

Berbeda dengan fixed resistor yang berkaki 2, Resistor Variabel memiliki 3 kaki.

Dua kaki pinggir dan satu kaki tengah. Nilai resistansi default di kedua kaki pinggir adalah nilai yang tertulis pada body Resistor Variabel.

Contohnya, tertera nilai 10kΩ maka resistansi di kaki pinggir (baik kiri dan kanan) selalu tetap yaitu sebesar 10kΩ.

Kemudian nilai resistansi bisa berubah dengan acuan kaki tengah dengan kaki kanan dan posisi kaki tengah terhadap kaki kiri.

Agar mudah dipahami, contohnya resistor bernilai 10kΩ yang dipakai ini adalah rotary potensiometer, di mana perubahan nilai resistansi dilakukan dengan memutar handle.

Jika putaran handle mentok ke kanan maka nilai resistansi kaki tengah ke kanan akan bernilai maksimal yaitu 10kΩ, sedangkan kaki tengah ke kiri nol.

Sebaliknya, jika putaran handle maksimal ke arah kiri, maka nilai resistansi kaki tengah ke kiri 10kΩ dan nilai resistansi kaki tengah ke kanan adalah nol.

Jika tidak ada putaran, maka posisi handle ditengah maka nilai resistansi akan sama 10kΩ baik kanan maupun kiri.

Bisa disimpulkan, jika putaran handle dominan ke kanan, maka nilai resistansi kaki tengah ke kaki kanan akan lebih besar dari kaki tengah ke kaki kiri, begitu juga sebaliknya.

Karena kakinya yang berjumlah 3, maka simbol dari Resistor Variabel digambarkan menyerupai simbol resistor dengan tanda panah di tengahnya.

Tanda panah tersebut mewakili kaki ketiga yang berada ditengah dengan nilai resistansi yang berubah-ubah terhadap kaki-kaki pinggir. Jenis-jenis Resistor Variabel

Dilihat dari perbedaan cara mengatur atau mengubah besar nilai resistansinya, Resistor Variabel dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

Jenis Resistor

Di bawah ini adalah beberapa jenis resistor yang perlu kamu ketahui, yaitu:

1. Rotary Potensiometer

Resistor Variabel

Sudah sedikit disinggung sebelumnya di atas, bahwa Rotary Potensiometer yaitu Resistor Variabel yang besar nilai resistansinya diatur dengan cara memutar handle langsung oleh tangan manusia.

Umumnya, rotary potensiometer ini sering disingkat peyebutannya dengan “potensio.”

Penggunaan Resistor Variabel jenis ini sesuai untuk pengaturan yang sifatnya dinamis dan butuh diubah selama pemakaian.

Contohnya pengaturan volume dan pengaturan nada bass, middle dan treble pada audio amplifier.

Dan biasanya, di alat-alat elektronik ditambahkan knob potensio pada handle agar bisa diputar lebih mudah.

Baca juga: Refrigerant: Pengertian, Karakteristik, 5 Jenis (Lengkap)

2. Trimmer Potensiometer

resistor variabel

Trimmer potensiometer atau sering disingkat dengan trimpot yaitu jenis Resistor Variabel yang cara mengatur besar resistansinya diputar dengan menggunakan obeng.

Bagian untuk memutar pada trimpot berbentuk lubang obeng dengan tanda plus atau minus seperti pada kepala skrup.

Penggunaan trimpot umumnya pada bagian yang pengaturannya bersifat semi tetap, sehingga tidak sering diubah selama pemakaian oleh pengguna.

Aplikasi dari komponen ini bisa ditemukan di pengaturan tegangan B+ pada power supply SMPS.

3. Slide Potentiometer

resistor variabel

Slide Potentiometer yaitu Resistor Variabel yang nilai resistansinya diubah dengan cara menggeser tuas, karena itu jenis ini juga sering disebut potentiometer geser.

Meskipu  sama-sama dipakai untuk bagian yang diatur secara fleksibel selama pemakaian, namun potensio geser ini dikenal memiliki tingkat presisi yang lebih baik jika dibanding potensio rotary.

Pada kehidupan sehari-hari, kamu bisa menemukan penggunaan potensio geser pada rangkaian pengatur nada multi band atau yang disebut dengan equalizer.

Kamu dapat melihat setiap channel pada equalizer diatur menggunakan satu buah potensio geser.

Baca juga: BASIS DATA: Pengertian, Komponen dan Sistem Basis Data (Database)

4. Digital Potensiometer

Simbol Resistor

Selain komponen analog, Resistor Variabel juga bisa menggunakan komponen digital berupa integrated circuit (IC).

IC potensio digital yang paling umum digunakan yaitu DS1669.

Kamu bisa melihat cara kerjanya dengan membaca datasheet dari IC ini.

  • Fixed Resistor

Fixed Resistor yaitu jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap.

Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka.

Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan pembuatnya diantaranya yaitu:

  • Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)

Resistor jenis Carbon Composistion terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan.

Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya.

Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion Resistor ini umumnya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.

  • Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)

Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral.

Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan isolator.

Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya.

Baca juga: Penggunaan Daya Listrik Televisi Berapa Watt ? Ini Jawabannya

Keuntungan Carbon Film Resistor ini yaitu dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor.

Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran umumnya berkisar diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W.

Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.

  • Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)

Metal Film Resistor yaitu jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral.

Dimana nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar  dan ketebalan spiral logam.

Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini adalaj yang terbaik diantara jenis-jenis Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film Resistor).

  • Variabel Resistor

variabel Resistor yaitu jenis Resistor yang nilai resistansinya bisa berubah dan diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya variabel Resistor terbagi menjadi Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.

  • Potensiometer

Potensiometer adalah jenis variabel Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer.

Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.

  • Rheostat

Rheostat merupakan jenis variabel Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus yang tinggi.

Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.

  • Preset Resistor (Trimpot)

Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) yaitu jenis variabel Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas.

Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk bisa memutar porosnya.

  • Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor yaitu Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu (Temperature).

Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat 2 jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).

  • LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor merupakan jenis Resistor yang nilai Resistansinya dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya.

  • Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

Satu lagi tipe jenis resistor tetap adalah resistor kawat, jenis resistor ini dibuat dengan cara melilitkan kawat ke dalam keramik lalu membungkusnya dengan bahan isolator.

Bentuk fisik dari resistor ini cukup bervariasi dan memiliki ukuran yang relatif besar.

Karena jenis resistor kawat biasanya memiliki besaran resistansi yang tergolong tinggi dan tahan terhadap temperatur tinggi, resistor ini hanya digunakan pada rangkaian power.

Resistor kawat sering ditulis dengan awalan “WH” atau “W” contohnya (WH10 Ω) dan tersedia dalam kemasan WH aluminium  (±1%, ±2%, ±5% & ±10% toleransi) atau W yang ditutupi enamel (seperti kaca) memiliki  (±1%, ±2% & ±5% toleransi) dengan daya dari 1W to 300W atau lebih.

Fungsi-fungsi Resistor

Berikut ini beberapa fungsi resistor pada rangkaian elektronik, yaitu:

  • Resistor mengatur nilai tegangan yang sesuai di atasnya karena jatuh tegangan IR
  • Resistor memainkan peran penting dalam membatasi jumlah arus pada sirkuit elektronik
  • Resistor memberikan tegangan bias yang sesuai ke perangkat aktif.
  • Resistor mengatur arus di setiap sirkuit elektronik.
  • Resistor berfungsi sebagai beban di mana outputnya sebagai arus input
  • Resistor memberikan stabilisasi bias ketika dikombinasi dengan kapasitor
  • Resistor dapat memberikan umpan balik (feedback) pada berbagai sirkuit elektronik.

Cara Mengukur Resistor

Cara Mengukur resistor ada tiga yaitu:

  1. Membaca Kode Warna Resistor
    • Cara membaca kode warna resistor ditemukan pada tahun 1920-an, nilai resistansi dan toleransi pada resistor ditampilkan berdasarkan deretan pita berwarna yang dilukis pada badan resistor.Sebagian besar resistor yang dilihat akan memiliki empat pita berwarna . Berikut ini cara membacanya :
      1. Dua pita pertama menentukan nilai dari resistansi.
      2. Pita ketiga menentukan faktor pengali, yang akan memberikan nilai resistansi.
      3. Dan terakhir, pita keempat menentukan nilai toleransi.
  2. Membaca Resistor SMD
  3. Menggunakan Multimeter Analog/Digital

Membaca Kode Resistor SMD

Tidak setiap resistor cukup besar untuk dibaca atau diukur hanya dengan menggunakan dengan kode warna, dari keterbatasan inilah maka digunakan kode SMD (Surface Mount Devices).

Untuk mengkompensasi ruang yang lebih kecil, resistor SMD diberi kode berbasis numerik yang tertulis jelas di badan resistor.

Jika kamu perhatikan papan sirkuit modern saat ini, terlihat jika resistor SMD hampir semuanya berukuran sama.

Hal ini berguna untuk membantu menstandarisasi proses pembuatan dengan mesin pick-and-place.

Baca juga: Piston Adalah: Pengertian, Fungsi dan Cara Kerja

Mengukur Resistor Menggunakan Multimeter Analog/Digital

Di bawah ini adalah cara mengukur resistor yang bisa kamu ketahui, yaitu:

  • Menggunakan Multimeter Analog
  1. Pastikan Alat multimeter analog sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
  2. Perhatikan perkiraan nilai hambatan resistor yang akan diukur berdasarkan kode warnanya, apakah 1 ohm, 5 ohm, atau 22K Ohm.
  3. Putar selektor pada multimeter dengan posisi sebagai berikut, R (Ω) x1, R (Ω) x10, atau R (Ω) x1K hal ini tergantung dari perkiraan nilai hambatan resistor yang akan diukur. Sebagai contoh, Apabila kita ingin mengukur resistor yang mana perkiraan nilai hambatan resistor yaitu 100 ohm, maka putar selektor pada R (Ω) x1 atau R (Ω) x10.
  4. Lalu hubungkan probe multimeter pada masing-masing ujung resistor
  5. Jika probe telah dihubungkan ke masing-masing ujung resistor, maka jarum multimeter akan mulai bergerak mengukur nilai hambatan resistor. Apabila jarum multimeter tidak bergerak maka kemungkinan besar resistor mengalami kerusakan.
  • Menggunakan Multimeter Digital

Mengukur resistor menggunakan multimeter jauh lebih simpel jika dibanding analog, dimana hasil dari pengukuran langsung ditampilkan dalam bentuk angka/digit.

Langkah-langkahnya sama saja seperti menggunakan multimeter analog.

Simbol Resistor

Resistor Variabel

Simbol Skematis resistor terbagi dua versi, yaitu versi US dan Versi Eropa, walau terdapat perbedaan simbol resistor tapi kamu bebas untuk memilih.

Walau bebas untuk memilih simbol resistor yang ingin digunakan, tapi perlu di ingat tidak boleh mencampur atau menggunakan dua simbol tersebut dalam satu rangkaian.

Baca juga: Hidrometer: Sejarah, Pengertian, 4 Fungsi, & Cara Penggunaan

Bahan Resistansi Pada Resistor

Resistor bisa dibuat dari sejumlah bahan yang berbeda, perbedaan bahan resistansi pada resistor akan menentukan kualitas dari resistor tersebut.

Berikut ini adalah beberapa bahan yang paling umum digunakan dalam pembuatan resistor, yaitu:

1. Komposisi Karbon

Memiliki daya rendah hingga menengah, toleransi dan stabilitas yang dihasilkan dari resistor komposisi karbon relatif buruk, di samping itu juga menghasilkan lebih banyak noise dibanding tipe resistor lainnya.

2. Film Karbon

Memiliki daya rendah, toleransi serta stabilitas yang dihasilkan lumayan bagus, serta tidak menghasilkan banyak noise.

3. Film Metal

Memiliki daya rendah hingga menengah, toleransi serta stabilitas yang dihasilkan dari resistor jenis ini sangat baik, di samping itu hampir tidak ada noise yang dihasilkan.

4. Gulungan Kawat

Memiliki daya tinggi hingga sangat tinggi, toleransi yang dihasilkan sangat baik serta stabilitas yang juga baik, di samping itu hampir tidak ada noise yang dihasilkan.

Sifat Resistor

Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif dimana komponen ini tidak membutuhkan arus listrik untuk bekerja.

Resistor memiliki sifat menghambat arus listrik dan resistor sendiri memiliki nilai besaran hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol Ω.

Resistor disimbolkan dengan huruf R. dan memiliki satuan ohm, resistor ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang ahli fisika yang bernama George Ohm dari bangsa jerman.

Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai hukum Ohm.

Cara Kerja Resistor

Cara kerja dari resistor ini cukup mudah yaitu menghambat arus yang mengalir dari ujung kutub satu ke ujung kutub yang lain dengan nilai hambatan bervariasi sesuai yang tertera pada resistor tersebut.

Kemudian arus dialirkan lagi ke komponen elektronika yang membutuhkan arus lebih kecil sehingga komponen elektronika ini bisa terpelihara keawetannya.

Selain sebagai pembatas arus resistor memiliki fungsi lain diantaranya yaitu pembagi arus,penurun arus, dan pembagi tegangan.

Harga resistor ini sendiri untuk seluruh komponen dasar elektronika adalah yang paling murah dengan kisaran harga Rp.200,- sampai Rp.2000,- tergantung bentuk, bahan pembuat serta besarnya nilai hambatan didalamnya.

Kesimpulan

Resistor Variabel merupakan sebuah komponen elektronika yang mempunyai karakteristik seperti resistor namun nilainya bisa diubah-ubah alias tidak tetap.

Cara mengubah nilai resistor ini bermacam-macam, ada yang diputar seperti pada tombol volume speaker milik kamu, digeser dan lainnya.

Pada dasarnya, fungsi dari Resistor Variabel ini yaitu untuk diaplikasikan pada bagian yang membutuhkan perubahan nilai resistansi yang mempengaruhi cara kerja alat tersebut.

Selebihnya mengenai Resistor Variabel yaitu yang sudah dibahas pada ulasan di atas.

Orang juga bertanya

English private teacher, seo writter, english translator, and content writer.

Tinggalkan komentar