Dioda: Sejarah, Pengertian, dan 3 Cara Pengukuran Dioda

  •   Jul 2023  •   16 min read  •   Comment

Dioda – Dioda ialah komponen aktif yang kerap kali ditemukan di perangkat elektronik.

Komponen ini terbuat dari bahan smeikonduktor, dan berfungsi untuk menyearahkan juga sebagai penghambat arus listrik.

Pada dasarnya, komponen ini terdiri dari dua komponen pembentuk, yaitu dua kutub elektroda yang saling berlawanan.

Kamu pasti sering menemukan berbagai macam dioda yang memiliki kekurangan dan kelebihannya tersendiri.

Nah, untuk lebih jelasnya artikel ini akan membahas seputar dioda secara lengkap!

Sejarah Dioda

Meskipun dioda kristal atau semikonduktor telah dipopuler sebelum dioda termionik, namun kedua dioda ini dikembangkan secara terpisah pada waktu yang sama.

Prinsip kerja dioda termionik ditemukan oleh Frederick Guthrie di tahun 1873, sedangkan prinsip kerja dioda kristal ditemukan oleh peneliti Jerman Karl Ferdinand Braun di tahun 1874.

Saat waktu penemuan, komponen ini dikenal sebagai rectifier atau penyearah.

Di tahun 1919, William Henry Eccles mempopulerkan istilah dioda yang berasal dari dua, dan ode yang berarti “jalur”.

Pengertian Dioda

Dioda adalah komponen semikonduktor yang paling sederhana.

Kata “Dioda” berasal dari kata dua elektroda yang mempunyai dua elektroda yaitu anoda dan katoda.

Komponen semikonduktor ini tergolong komponen elektronika aktif.

Dioda terbuat dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan, dan sering disebut dengan PN Junction.

Komponen ini mempunyai sifat yang bisa menghantarkan arus pada tegangan maju, dan menghambat arus pada tegangan balik atau penyearah.

Dioda mempunyai dua kaki, yaitu kaki katoda dan kaki anoda.

Pada tahun 1919, William Henry Eccles menyempurnakan dioda dan memperkenalkan istilah diode yang berarti dua jalur, walaupun sudah ada dioda kristal.

Simbol dioda ialah ada paanh yang dilengkapi garis melintang di ujung panah tersebut.

Panah tersebut ialah menunjukkan pin atau kaki positif (+), sedangkan garis melintang diibaratkan pin atau kaki negatif (-).

Berikut adalah gambar simbol dioda:

Dioda

Fungsi Dioda

Berikut beberapa fungsi dioda, di antaranya:

  • Berfungsi untuk penyarah arus
  • Berfungsi untuk penystabil tegangan
  • Berfungsi untuk indikator, dapat menggukan LED
  • Berfungsi sebagai saklar, dapat menggunakan photodioda sambungan P – N

Adapun menurut diodanya, dioda silikon dan dioda germanium berfungsi sebagai:

Dioda SilikonDioda Germanium
Menghantarkan dengan tegangan maju, kira – kira 0.6 VoltMenghantarkan dengan tegangan maju, kira – kira 0,2 Volt
Perlawanan maju yang relatif kecilPerlawanan maju cukup besar
Perlawanan terbalik relatif tinggi, mencapai Mega ohmPerlawanan terbalik kurang tinggi, kurang dari 1 Mega ohm
Arus maju maximum yang diperbolehkan mencapai 1000 AmpereArus maju maximum yang diperbolehkan kurang besar
Tegangan terbalik maksimum mencapai 1000 VoltTegangan terbalik maximum diperbolehkan kurang tinggi

Baca Juga: EDC Adalah: Pengertian, 3 Jenis, Fitur, & Cara Penggunaanya

Karakteristik Dioda

Kamu bisa mengetahui karakteristik statik dioda, dengan cara memasang dioda seri dengan
sebuah catu daya DC dan resistor.

Kurva karakteristik statik dioda ialah fungsi dari arus ID (arus yang melalui dioda) terhadap tegangan VD (beda tegangan antara titik a dan b).

Dioda 9 1

Karakteristik statik dioda diperoleh dengan mengubah VDD, lalu mengukur tegangan dioda
(VD) dan arus yang melalui dioda (ID).

Bila harga VDD diubah, maka arus ID dan tegangan VD akan berubah juga.

Bila anoda ada di tegangan lebih tinggi daripada katoda (VD positif) dioda dikatakan mendapat bias forward atau bias maju.

Bila VD negatif disebut bias reserve atau bias mundur.

VC disebut cut in voltage atau tegangan hidup, IS arus saturasi dan VPIV ialah peak inverse voltage.

Dioda

DC atau Resistansi Statis Dioda

Aplikasi tegangan DC di rangkaian yang berisi dioda semikonduktor akan menghasilkan titik
operasi pada kurva karakteristik yang tidak akan berubah terhadap waktu atau yang disebut
resistansi statis.

Resistansi statis dioda di titik operasi dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Dioda

AC atau Resistansi Dinamis Dioda

Pada input sinusoidal terjadi variasi input yang akan menggerakkan titik operasi naik dan turun
di daerah karakteristik dan menetapkan perubahan yang spesifik pada arus juga tegangan.

Bila tidak ada variasi sinyal, titik operasi ialah Q-point.

Dioda 12 1

Garis lurus membentuk tangen pada kurva melalui Q-point dan akan menentukan perubahan tegangan dan arus yang dapat digunakan untuk menentukan resistansi dinamik dari karakteristik dioda.

Resistansi dinamik dioda dapat dicari dengan rumus di bawah ini:

Dioda

Karakteristik arus–tegangan dari kurva I–V atau diodaberhubungan dengan perpindahan dari pembawa melalui yang dinamakan lapisan penipisan atau daerah pengosongan atau hole yang terdapat pada pertemuan P – N di antara semikonduktor.

Ketika pertemuan P – N dibuat, maka elektron pita konduksi dari daerah N menyebar ke daerah P yangbanyak lubang yang menyebabkan elektron bergabung dan mengisi lubang yang ada, baik lubang dan elektron bebas yang ada lenyap, meninggalkan donor bermuatan positif pada sisi N dan akseptor bermuatan negatif pada sisi P.

Daerah disekitar pertemuan P – N menjadi hole dari pembawa muatan dan karenanya berlaku sebagai isolator.

Meskipun begitu, lebar dari daerah pengosongan tidak dapat tumbuh tanpa batas.

Tiap pasangan elektron – hole yang bergabung, ion pengotor bermuatan positif ditinggalkan pada daerah terkotori N dan ion pengotor bermuatan negatif ditinggalkan pada daerah terkotori P.

Saat pengkombinasian berlangsung dan lebih banyak ion ditimbulkan, medan listrik terbentuk di dalam daerah pegosongan yang memperlambat penggabungan dan menghentikannya.

Medan listrik tersebut menghasilkan tegangan tetap dalam pertemuan.

Jenis-jenis Dioda Semikonduktor

Ada berbagai jenis dioda yang hanya memfokuskan pada aspek fisik, baik dari segi ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektroda, dan dioda jenis pertemuan.

Dioda Zenar

Dioda Zener merupkana dioda silikon yang didesain khusus untuk menghasilkan karakteristik “breakdown” mundur.

Dioda ini sering dipakai untuk referensi tegangan.

Komponen ini merupakan dioda sambungan P – N dari Si atau Ge yang dapat pengotongan banyak untuk prasikap balik, dan bekerja didaerah breakdown yang arusnya dibatasi oleh tahanan luar dai disapi daya dari dioda,

Tegangan breakdown dari dioda jenis ini terjadi karena adanya pemutusan ikatan kovalen oleh medan listrik yang kuat, yang terpasang di daerah pengosongan akibat tegangan balik yang dipasang.

Komponen ini akan membentuk elektron dan hole yang banyak yang membentuk arus jenuh balik atau arus zener l2 yang harganya dibatasi oleh tahanan luar.

Penggunaan dioda zener ialah untuk:

  • Regulator tegangan
  • Referensi tegangan tetap, dan
  • Melindungi alat – alat dari kerusakan akibat kenaikan tegangan

Dioda Schottky

Dioda Schottky memiliki karakteristik “fast recovery” atau waktu mengembalikan yang cepat, antara konduksi ke nonkonduksi).

Dioda ini banyak diaplikasikan pada rangkaian daya modus “saklar”.

Komponen ini mampu membangkitkan drop tegangan maju sekitar setengahnya dioda silikon konvensionalm dan waktu kembali balik sangat cepat.

Optoelektronika

Optoelektronika merupakan alat yang memiliki teknologi penggabungan antara optika dan elektronika.

Contoh alat optoelektronika ialah:

  • LED (Light Emitting Dioda),
  • Foto dioda,
  • Foto optokopler, dll

LED (Light Emiting Dioda)

LED merupakan sejenis dioda, yang memancarkan cahaya bila mendapat arus maju sekitar 5 – 30 mA.

Umumnya, Light Emiting Dioda terbuat dari bahan gallium pospat dan arsenit pospit.

Didalam pengaplikasiannya, Light Emiting Dioda sering dipakai sebagai alat indikasi status atau kondisi tertentu, tampilan “Seven-segment”, dan sebagainya

Foto Dioda

Foto Dioda atau photodioda merupakan jenis foto detektor yang merupakan alat optoelektronika yang bisa mengubah cahaya yang datang menjadi besaran listrik.

Prinsip kerja photodioda ialah apabila sejumlah cahaya mengena pada persambungan, maka bisa mengendalikan arus balik dalam dioda.

Dalam pengaplikasiannya, photodioda sering dipakai untuk elemen sensor atau detektor cahaya.

Fototransistor

Fototransistor merupakan komponen semikonduktor optoelektronika yang sejenis dengan photodioda.

Perbedaannya terletak pada penguatan arus DC.

Jadi, pada fototransistor akan menghasilkan arus DC yang lebih besar dari pada photodioda.

Optokopler

Optokopler juga disebut sebagai optoisolator yang merupakan alat optoelektronika yang memiliki teknologi penggabungan dua komponen semikonduktor dalam kemasan yang sama, contohnya:

  • LED – Fotodioda
  • LED – Fototransistor, dan sebagainya

Prinsip kerja optokopler ini ialah bila cahaya dari LED mengenai photodioda atau fototransistor, maka akan menyebabkan timbulnya arus balik di sisi photodioda atau fototransistor tersebut.

Arus balik tersebut yang menentukan besarnya tegangan keluaran.

Jadi, bila tegangan masukan berubah, maka cahaya LED akan berubah, dan tegangan keluaran pun berubah.

Dalam pengaplikasiannya, optokopler ini kerap kali digunakan sebagai alat penyekat antara dua rangkaian untuk keperluan pemakaian tegangan tinggi.

LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor merupakan komponen elektronik yang sering digunakan untuk transduser atau elemen sensor cahaya.

Prinsip kerja Light Dependent Resistor ini ialah bila cahaya yang datang mengena jendela Light Dependent Resistor berubah, maka nilai resistansinya juga berubah.

Light Dependent Resistor juga disebut sebagai sel fotokonduktip.

SCR (Silicon Controlled Rectifier)

SCR (Silicon Controlled Rectifier) atau yang disebut juga “thyristor” merupakan komponen elektronika tiga terminal yang keluarannya dapat dikontrol berdasarkan waktu penyulutnya.

Dalam pengaplikasiannya, Silicon Controlled Rectifier kerap kali digunakan sebagai alat“Switching” dan pengontrol daya AC.

TRIAC

Triac merupakan pengembangan dari SCR, yang mempunyai karakteristik dua arah (bidirectional).

Triac bisa disulut oleh kedua tegangan positif dan negatif.

Aplikasinya, Triac sering digunakan sebagai pengontrol gelombang penuh.

DIAC

Diac merupakan saklar semikonduktor dua terminal yang kerap kali digunakan berpasangan dengan TRIAC sebagai alat penyulut (trigger).

Biasanya dibuat dari silikon terkotori atau yang lebih langka dari germanium.

Sebelum pengembangan dioda penyearah silikon modern, digunakan kuprous oksida dan selenium,.

Dioda yang menghantar di arah terbalik ketika panjar mundur melebihi tegangan dadal.

Secara listrik mirip dengan dioda Zener, terkadang juga salah sebut sebagai dioda Zener, padahal dioda ini menghantar dengan mekanisme yang berbeda yaitu efek bandangan.

Efek ini terjadi ketika medan listrik terbalik yang membentangi pertemuan P – N yang menyebabkan gelombang ionisasi, menyebabkan arus besar mengalir, mengingatkan dengan terjadinya bandangan.

Perbedaan yang mudah dilihat ialah keduanya mempunyai koefisien suhu yang berbeda, dioda bandangan berkoefisien positif, dan Zener berkoefisien negatif.

Dioda jenis ini merupakan jenis dioda kontak titik yang terdiri dari kawat logam tipis dan tajam yang ditekankan pada kristal semikonduktor, biasanya sepotong batu bara.

Kawatnya membentuk anoda dan kristalnya membentuk katoda.

Komponen ini disebut juga sebagai dioda kristal dan digunakan di penerima radio kristal.

Dioda ini ialah JFET dengan gerbang yang disambungkan ke sumber, juga berfungsi seperti pembatas arus dua saluran (analog dengan Zener yang membatasi tegangan).

Komponen ini membolehkan arus untuk mengalir hingga harga tertentu, lalu menahan arus agar tidak bertambah.

Dioda ini memiliki karakteristik resistansi negatif di daerah operasinya yang disebabkan oleh quantum tunneling.

Dioda ini memungkinkan penguatan isyarat dan sirkuit dwimantap sederhana.

Komponen ini termasuk jenis yang paling terhadap radiasi radioaktif.

Dioda ini hampir sama dengan dioda terowongan karena dibuat dari bahan seperti GaAs atau InP yang memiliki daerah resistansi negatif.

Dengan penjar, domain dipol terbentuk dan bergerak melalui dioda, dan memungkinkan osilator gelombang mikro frekuensi tinggi dibuat.

Penggunaan pertama dioda ialah demodulasi dari isyarat radio modulasi amplitudo (AM).

Dioda menyearahkan isyarat AM frekuensi radio, dan meninggalkan isyarat audio.

Isyarat audio diambil dengan menggunakan tapis elektronik sederhana dan dikuatkan.

Penyearah atau Rectifier sering ditemukan hampir di semua peralatan elektronika menggunakan power supply atau catu daya arus searah.

Rangkaian yang dimaksud disini merupakan rangkaian penyearah gelombang yaitu dari sumber tegangan sinyal AC yang diubah menjadi bentuk sinyal DC (Direct Current).

Rangkaian penyearah ini terdiri dari:

  • Rangkaian penyearah ½ gelombang (Half wave Rectifier)
  • Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 buah dioda
  • Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 4 buah dioda

Penyearah ½ Gelombang ( Half wave Rectifier)

Seperti diperlihatkan pada gambar dibawah suatu deretan dioda dan R berikan teganga bolak-balik.

Karena tegangan yang diberikan pada input trafo bolak-balik maka terminal A ialah positif, sedangkan terminal B adalah negatif.

Saat terminal A menjadi negatif, maka terminal B yang jadi positif dan seterusnya bergantian setiap setengah perioda.

Dioda

Ketika terminal A positif dioda mendapat tegangan maju maka mengalirlah arus, dan pada saat
terminal A negatif dioda mendapat tegangan terbalik dan tidak ada arus mengalir.

Dengan demikian mengalirlah arus yang bentuknya seperti gambar diatas.

Arus ini tidak lagi bolak – balik melainkan searah tapi tidak rata, melainkan berdenyut-denyut,

Arus ini pun diberi nama arus searah denyut atau pulsating direct current, arus ini membangkitkan tegangan pada R dan bentuk tegangan pada R yang merupakan belahan positif dari pada bentuk arus bolak balik yang dimasukkan deretan dioda dan R.

Penyearah Gelombang Penuh dengan 2 Dioda (Full Wave Rectifier)

Untuk mendapatkan perataan yang sempurna, maka gunakan dua dioda sebagai penyearah rangkap.

Dioda
Dari rangkaian penyearah ½ gelombang sebelumnya diketahui bahwa beban hanya dilalui arus selama setengah perioda.

Jadi, untuk mendapatkan arus selama satu perioda secara full, maka harus menambah satu dioda dengan tujuan untuk menyearahkan setengah gelombang lainnya.

Besarnya harga rata – rata pulsa arus yang melalui beban ialah dua kali harga rata – rata penyearah setengah gelombang, yaitu:

Dioda 16 1

Penyearah Gelombang Penuh dengan 4 Dioda (Sistem Jembatan)

Rangkaian penyearah sistem jembatan ini merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh.

Namun rangkaian ini tidak memakai center tap pada trafonya seperti pada penyearah gelombang penuh yang memakai 2 dioda.

Dioda

Saat A positif dan B negatif, maka jalan arus setengah siklus perioda pertama ialah dari titik A+ melalui D1, RL D3 dan kembali ke sumber.

Di gambar atas menunjukkan dengan tanda panah warna merah.

Kemudian setengah siklus perioda berikutnya ialah titik B menjadi positif dan titik A menjadi negatif.

Jadi, jalannya arus ialah dari titik B+ ke D2, RL, D4, dan kembali ke sumber.

Begitulah seterusnya untuk proses berikutnya kembali lagi titik A jadi positif dan titik B negatif, demikian seterusnya tiap setengah perioda.

Baca Juga: Semikonduktor Adalah: 2 Jenis, Sifat, & Bahannya (LENGKAP)

Dioda Semikonduktor

Sebagian besar dioda kini berdasarkan pada teknologi pertemuan P – N semikonduktor.

Pada dioda P – N, arus mengalir dari sisi Tipe – P Anoda  menuju sisi Tipe – N Katoda, tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya.

Tipe lain dari dioda semikonduktor ialah dioda Schottky yang dibentuk dari pertemuan antara logam dan semikonduktor (sawar Schottky) sebagai ganti pertemuan P- N konvensional.

Prinsip Kerja

Di berbagai rangkaian elektronika, dioda sering kali dijumpai dengan berbagai  jenis dan tipe tergantung dari model dan tujuan pemakaian rangkaian tersebut.

Kata “Dioda” berasal dari pendekata kata dua elektroda yang berarti memiliki anoda dan katoda.

Anoda berfungsi untuk polaritas positif dan katoda untuk polaritas negatif.

Dalam dioda terdapat junction atau pertemuan yang daerah semikonduktornya Tipe – P dan semikondukter Tipe – N bertemu.

Bias Mundur (Reverse Video)

Reverse Video ialah pemberian tegangan negatif baterai ke terminal anoda (A) dan tegangan positig ke terminal katoda (K) dari dioda.

Dengan kata lain, tegnagan anoda katoda VA – K ialah negatif (VAK < 0).

Berikut gambar yang menunjukkan dioda diberi bias mundur:

Dioda

Karena pada ujung anoda (A) berupa bahan Tipa – P diberi tegangan negatif, maka hole atau pembawa mayoritas akan tertarik ke kutub negatif baterai menjauhi persambungan.

Karena di ujung katoda (K) berupa bahan Tipe – N diberi tegangan positif, maka elektron atau pembawa mayoritas akan tertarik ke kutub positif baterai menjauhi persambungan.

Jadi, daerah pengosongan semakin lebar, dan arus yang disebabkan oleh pembawa mayoritas tidak ada yang mengalir.

Pembawa minoritas berupa elektron pada bahan Tipe – P dan hole pada bahan Tipe – N akan berkombinasi sehingga mengalir arus jenuh mundur atau reverse saturation current atau Is.

Arus tersebut dikatakan jenur karena mampu mencapai harga maksimum dengan cepat tanpa dipengaruhi oleh besarnya tegangan baterai.

Besarnya arus jenuh mundur ini dipengaruhi oleh temperatur, semakin tinggi temperatur maka semakin besar harga Is.

Khususnya di suhu ruangan, besarnya Is dalam skala mikro-ampere untuk dioda germanium, dan skala nano-ampere untuk dioda silikon.

Bias Maju (Forward Bias)

Bila tegangan positif baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan negatifnya ke terminal katoda (K), maka dioda mendapatkan Bias Maju (foward bias).

Dengan demikian VA – K ialah positif atau VA-K > 0.

Gambar dibawah ini menunjukan dioda diberi Bias Maju.

Nah, dengan pemberian polaritas tegangan seperti pada gambar sebelumnya, yakni VA-K positif, maka pembawa mayoritas dari bahan Tipe – P atau hole akan tertarik oleh kutub negatif baterai melewati persambungan dan berkombinasi dengan elektron (pembawa mayoritas bahan Tipe – N).

Elektronnya akan tertarik oleh kutub positif baterai untuk melewati persambungan.

Oleh sebab itu daerah pengosongan terlihat semakin menyempit pada saat dioda diberi Bias Maju, da dan arus dioda yang disebabkan oleh pembawa mayoritas akan mengalir, yaitu ID.

Dioda

Sedangkan pembawa minoritas dari bahan Tipe – P atau elektron dan dari bahan Tipe – N atau hole akan berkombinasi dan menghasilkan Is.

Arah Is dan ID ialah berlawanan, namun karena Is jauh lebih kecil dari pada ID, maka secara praktis besarnya arus yang mengalir pada dioda ditentukan oleh ID.

Aplikasi

Komponen ini banyak diaplikasikan di rectifier atau rangkaian penyearah arus power supply atau konverter AC ke DC.

Di pasaran banyak juga ditemukan dioda 1N4001, 1N4007 dan sebagainya.

Tiap tipe dioda berbeda, tergantung dari arus maksimum dan tegangan breakdown-nya.

Dioda Zener juga memiliki banyak jenis tergantung dari tegangan breakdown-nya.

Umumnya di datasheet, spesifikasi ini disebut dengan Vz atau Zener Voltage lengkap dengan toleransinya, dan kemampuan dissipasi daya.

LED sering digunakan sebagai indikator yang tiap warna memiliki arti yang berbeda, seperti menyala, pada, dan berkedip.

LED dalam bentuk array atau susunan dapat menjadi display yang besar.

LED juga dikenal dalam bentuk 7 segment atau ada juga yang 14 segment, biasanya dipakai untuk menampilkan angka alphabet dan numerik.

Cara Pengukuran Dioda

Untuk mengetahui apa sebab dioda bisa berfungsi dengan baik, maka kamu perlu melakukan pengukuran terhadap dioda dengan menggunakan multimeter.

Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog

Dioda

Berikut ini langkah – langkah mengukur dioda dengan multimeter analog:

  1. Pertama, atur posisi saklar pada posisi OHM (x1k atau x100)
  2. Kemudian, hubungkan probe merah ke terminal katoda
  3. Setelah itu, hubungkan probe hitam ke terminal anoda
  4. Lalu, baca hasil pengukuran di display multimeter
  5. Selanjutnya, jarum di display multtimeter harus bergerak ke kanan
  6. Kemudian, baca hasil pengukuran di display multimeter
  7. Terakhir, jarum harus tidak bergerak (bila bergerak, maka dioda kemungkinan sudah rusak)

Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital

Dioda

Pada dasarnya, multimeter digital menyediakan pengukuran untuk fungsi dioda.

Bila tidak ada, maka kamu bisa mengukur dioda dengan fungsi OHM di multimeter digital dengan langkah – langkah sebagai berikut:

  1. Pertama, atur posisi saklar pada posisi OHM
  2. Kemudian, hubungkan probe hitam di terminal katoda
  3. Setelah itu, hubungkan probe merah di terminal anoda
  4. Selanjutnya, baca hasil di display multimeter
  5. Lalu, display harus menunjukkan nilai tertentu (mis: 0.54Mohm)
  6. Kemudian, balikkan probe hitam ke terminal anoda dan probe merah ke katoda
  7. Setelah itu, baca hasil pengukuran di display multimeter
  8. Terakhir, nilai resistansinya ialah infinity atau tidak terhingga atau open circuit (bila ada nilai tertentu, maka dioda kemungkinan rusak)

Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital (Menggunakan Fungsi Dioda):

Dioda

Berikut langkah – langkah mengukur dioda dengan multimeter digital menggunakan fungsi dioda, yaitu:

  1. Pertama, atur posisi saklar pada posisi OHM
  2. Kemudian, hubungkan probe hitam di terminal katoda
  3. Setelah itu, hubungkan probe merah di terminal anoda
  4. Selanjutnya, baca hasil di display multimeter
  5. Lalu, display harus menunjukkan nilai tertentu (mis: 0.40V)
  6. Kemudian, balikkan probe hitam ke terminal anoda dan probe merah ke katoda
  7. Setelah itu, baca hasil pengukuran di display multimeter
  8. Terakhir, tidak ada nilai tegangan di display multimeter (bila ada nilai tertentu, maka dioda tersebut rusak)

Hal yang wajib diperhatikan ialah ketika mengukur dioda dengan multimeter digital dan analog ialah terbalik.

Perhatikan posisi probe merah (+) dan probe hitam (-).

Baca Juga: Vending Machine Adalah: Sejarah hingga 20+ Modelnya Terbaru

Kesimpulan

Ingin tahu seputar dunia elektronik atau informasi lainnya? Yuk, baca artikel – artikel di carakami.com !

Orang juga bertanya

Fiana is an Europeanist, freelance writer, and write SEO friendly content.

Tinggalkan komentar