Amplifier Adalah: Fungsi, 4 Komponen & Cara Kerjanya

  •   Sep 2023  •   11 min read  •   Comment

Amplifier Adalah – Amplifier sering disebut sebagai rangkaian penguat yang memperkuat sinyal audio yang masuk.

Biasanya sinyal audio dalam bentuk analog sangat kecil sehingga harus diperkuat.

Amplifier juga identik dengan perangkat elektronik yang memiliki speaker, seperti B. home speaker atau event speaker dll.

Menggunakan amplifier membantu menaikkan suara dan meningkatkan karakteristik dan kualitas suara.

Pada artikel ini kita akan membahas tentang amplifier mulai dari definisi hingga pengoperasian hingga jenisnya. Tentu saja.

1. Amplifier Adalah

Amplifier atau yang sering disingkat dengan amp merupakan alat elektronik yang dapat mengubah gelombang atau sinyal listrik dari input dengan amplitudo rendah menjadi sinyal output dengan amplitudo yang biasanya lebih tinggi, tetapi memiliki frekuensi yang sama.

Sinyal output yang ditingkatkan atau dikuatkan tersebut pada umumnya berupa suara audio yang berbentuk analog.

Amplifier ini biasanya banyak ditemukan pada kebanyakan alat elektronik yang sering digunakan hampir setiap hari dan memiliki loudspeaker atau pengeras suara, contohnya seperti mikrofon, megafon/toa, TV, radio, dan lainnya.

Dengan adanya amplifier ini, suara yang dihasilkan oleh alat-alat elektronik yang memiliki loudspeaker atau pengeras suara akan menjadi lebih jelas.

Hal ini dikarenakan, sinyal input dengan suara yang berasal dari sumber tertentu ditangkap, lalu diubah menjadi arus listrik secara berfluktuasi, kekuatannya ditingkatkan berkali-kali, sehingga menghasilkan sinyal output dengan suara yang lebih jelas, kuat, serta memiliki kualitas audio yang lebih baik.

Sinyal input pada amplifier ini dapat diperoleh dengan cara menggunakan alat yang bernama tranduser.

Tranduser ini dibutuhkan dalam amplifier ini karena memiliki peran sebagai pengubah suara menjadi listrik sama halnya seperti mikrofon yang dapat mengubah suara menjadi listri, tegangan dari arus listrik ini merupakan arus listrik bolak-balik atau alternating current (AC).

Arus listrik bolak-balik atau alternating current (AC) ini diperkuat, sehingga meghasilkan output yang lebih besar.

Besaran penguat tersebut biasanya disebut dengan gain.

2. Fungsi Amplifier

Pada dasarnya fungsi dasar dari amplifier ini adalah untuk memperkuat gelombang atau sinyal listrik, tetapi amplifier ini juga memiliki beberapa fungsi lainnya berdasarkan dari cara penggunaannya, seperti menguatkan suara, mengatur karakteristik suara, dan menyesuaikan suara output.

Berikut pembahasan lebih mendalam mengenai fungsi-fungsi amplifier.

2.1 Dapat Menguatkan Suara

Amplifier ini memiliki fungsi untuk menguatkan suara, menguatkan suara ini merupakan fungsi utama pada amplifier ini.

Amplifier ini dapat menguatkan sinyal audio, sinyal audio tersebut diperkuat, lalu dikeluarkan melalui gelombang suara yang terdapat pada loudspeaker atau pengeras suara.

Seperti halnya pada festival musik atau konser, sering terdengar suara yang besar dari seorang performer melalui loudspeaker atau pengeras suara.

Ketika performer tersebut menggunakan mikrofon untuk bernyanyi ataupun berbicara pasti akan mengeluarkan suara, suara ini yang disebut dengan sinyal suara input, suara input tersebut kemudian ditangkap, lalu diubah menjadi arus listrik secara fluktuasi, kekuatannya ditingkatkan atau diperkuat berkali-kali, ssehingga menghasilkan sinyal output dengan suara yang lebih jelas, kuat, serta memiliki kualitas audio yang lebih baik.

2.2 Dapat Menyesuaikan Suara Ouput

Amplifier ini juga memiliki fungsi untuk menyesuaikan suara output.

Sinyal suara output yang dihasilkan oleh amplifier ini memiliki bentuk gelombang yang sama dengan sinyal suara input.

Hal ini dikarenakan terdapatnya komponen pre-amp di dalam amplifier, sehingga sinyal suara output menjadi mirip dengan sinyal suara input.

Contoh-contoh sinyal suara input yang sinyal suara outputnya dapat disesuaikan adalah DVD, MP3 player, dan lainnya, sinyal suara input tersebut akan memiliki kualitas yang berbeda-beda pada saat gelombang suara tersebut diproses oleh amplifier ini, tetapi dengan adanya komponen pre-amp pada amplifier ini, suara output akan menjadi sama seperti aslinya tetapi dengan kualitas dan karakter yang lebih kuat dibandingkan suara inputnya.

2.3 Dapat Mengatur Karakteristik Suara

Amplifier ini juga memiliki fungsi untuk mengatur karakteristik suara.

Dengan menggunakan amplifier ini, karakteristik suara yang akan dihasilkan pun dapat diatur.

Untuk mengatur karakteristik suara ini dapat dilakukan dengan cara mengatur komposisi dari bass, treble, volume, balance, serta middle.

Apalagi jika terdapat komponen AUX di dalamnya, karakteristik suara dapat diubah sesuai dengan keinginan kita.

Biasanya terdapat beberapa aksesoris lain untuk mengatur karakteristik suara ini, contohnya seperti equiliser, crossover, mixer, compressor, Digital Loudspeaker Management System (DLMS), dan lainnya.

3. Komponen Amplifier

Amplifier ini tentu saja memiliki komponen-komponen untuk dapat bekerja dengan baik.

Amplifier ini tersusun atas beberapa bagian-bagian komponen yang membentuk sebuah rangkaian.

Berikut penjelasan mendalam mengenai komponen-komponen yang terdapat pada amplifier.

3.1 Kapasitor atau Electrolyte Capacitor (ELCO)

Kapasitor atau electrolyte capacitor (ELCO) ini merupakan komponen amplifier yang memiliki fungsi untuk menyesuaikan sinyal suara input menjadi sinyal suara output yang memiliki kualitas bagus, hal ini dikarenakan kapasitor atau electrolyte capacitor (ELCO) ini menyaring arus listrik yang bergelombang hingga menjadi rata. Kapasitor atau electrolyte capacitor (ELCO) ini memiliki kapasitas yang berbeda-beda.

Semakin besar kapasitasnya, maka semakin bagus dan jernih sinyal suara yang dihasilkan, contohnya seperti kapasitor atau electrolyte capacitor (ELCO) ini dapat mempengaruhi suara dengan tipe bass pada amplifier, semakin besar kapasitor atau electrolyte capacitor (ELCO), maka semakin bagus kualitas bass yang dihasilkan.

3.2 Transformator (Trafo)

Transformator atau yang biasa disebut dengan trafo ini merupakan komponen amplifier yang menjadi daya utama, hal ini dikarenakan transformator atau trafo ini memiliki fungsi untuk menghasilkan sumber daya yang menyuplai arus pada amplifier.

Transformator atau trafo ini juga memiliki fungsi untuk mengubah tegangan aliran listrik bolak-balik atau alternating current AC yang diperoleh dari sumber listrik, menjadi tegangan yang dibutuhkan oleh amplifier.

Sumber daya pada amplifier ini biasanya menggunakan catu daya atau power supply simetris.

Catu daya atau power supply simetris ini biasanya menghasilkan tiga jenis tegangan, yaitu tegangan positif, tegangan negatif, serta tegangan netral.

Tiga jenis tegangan ini adalah komponen yang memiliki fungsi untuk membantu amplifier memasok daya besar yang dimana nantinya output yang dihasilkan juga memiliki gelombang suara yang besar.

Jika sumber daya yang dipasok besar, maka daya penguatan yang dihasilkan juga besar.

3.3 Tone Control

Tone control ini merupakan komponen amplifier yang memiliki fungsi untuk mengontrol atau mengatur nada dan karakteristik frekuensi suara input.

Selain itu, tone control ini juga berfungsi untuk mengontrol atau mengatur amplitudo sinyal audio yang diproses di dalam amplifier.

Pada umumnya, tone control ini terdiri dari dua jenis metode, yaitu metode aktif dan metode pasif.

Setiap metode ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, tetapi fungsi utamanya tetap untuk menyesuaikan suara output.

Dengan adanya tone control pada amplifier ini, suara-suara seperti volume, bass, treble, balance, dan middle ini dapat dikontrol atau diatur sesuai dengan keinginan.

3.4 Sanken

Sanken atau yang dapat disebut dengan transistor final ini merupakan sebuah transistor yang khusus digunakan untuk amplifier sebagai alat penguat daya.

Sanken atau transistor final ini pada umumnya akan dialiri dengan arus positif (+) serta, arus negatif (-).

Biasanya dalam sebuah amplifier ini digunakan sedikitnya dua buah sanken.

Cara kerja dari sanken atau transistor final ini dapat dikatakan cukup rumit, hal ini dikarenakan sanken atau transistor final ini membutuhkan komponen pendingin atau heatsink pada saat pengunaannya.

Heatsink ini digunakan untuk dapat mengalirkan udara keluar, sehingga dapat menghindari resiko overheat atau panas yang berlebihan pada sanken atau transistor final ini.

4. Jenis-Jenis Amplifier

Amplifier ini juga memiliki jenis-jenis. Biasanya, amplifier ini dibedakan menjadi empat jenis, yaitu Power Amplifier OT (Output Transformer), Power Amplifier OTL (Output Transformer Kess), Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less), dan Power Amplifier OCL (Output Capacitor Less).

Berikut pembahasan mendalam mengenai keempat jenis amplifier.

4.1 Power Amplifier OT (Output Transformer)

Power amplifier OT (output transformer) ini merupakan jenis amplifier yang memiliki ciri khas, yaitu menggunakan kopling atau sebuah trafor untuk mengubungkan rangkaian penguat akhir dengan beban pengeras suara.

Power amplifier OT (output transformer) ini memiliki kelemahan yaitu suara bass yang dihasilkan tidak begitu bagus, hal ini dikarenakan power amplifier OT (output transformer) ini memiliki respon frekuensi dengan range audio menengah.

Selain itu, power amplifier OT (output transformer) ini juga memiliki kelebihan, yaitu dapat tahan terhadap short circuit penguat akhir, sehingga loudspeaker menjadi awet atau tidak mudah rusak.

Power amplifier OT (output transformer) ini biasanya digunakan untuk pengeras suara atau mikrofon yang digunakan untuk keperluan pidato, ceramah, dan sejenisnya.

4.2 Power Amplifier OTL (Output Transformer Less)

Power amplifier OTL (output transformer less) ini merupakan jenis amplifier yang memiliki ciri khas, yaitu terdapat pada jenis power supply atau catu daya dan memiliki ukuran kapasitor yang besar, yaitu lebih dari 1000µF.

Kapasitor yang biasanya digunakan oleh power amplifier OTL (output transformer less) ini merupakan kapasitor atau electrolyte capacitor (ELCO) yang mempunyai arah polaritas positif (+) dan negatif (-).

Selain itu, power amplifier OTL (ouput transformer less) ini menggunakan jenis tegangan non simetris untuk dapat bekerja.

Power amplifier OTL (ouput transformer less) ini biasanya digunakan untuk perangkat atau alat elektronik, contohnya seperti TV, radio, laptop, handphone, dan sejenisnya.

4.3 Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less)

Power amplifier BTL (bridge transformer less) ini merupakan jenis amplifier yang menggunakan dua buah amplifier yang disatukan dengan menggunakan sistem bridge.

Dua amplifier tersebut adalah Power Amplifier Full Bridge, dan Power Amplifier Half Bridge.

Power amplifier BTL (bridge transformer less) ini akan menerima sinyal amplitudo dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan yang hanya menggunakan satu amplifier saja.

Sayangnya, terdapat kelemahan pada power amplifier BTL (bridge transformer less) ini sering muncul masalah suhu panas yang berlebihan pada masing-masing intergrated circuit (IC), maka dari itu dibutuhkan pendingin atau heatsink dengan ukuran yang cukup besar, dan kipas pada masing-masing intergrated circuit (IC) tersebut agar tidak terjadi masalah suhu panas yang berlebihan karena suhu panas tersebut dapat dibuang, sehingga dapat mencegai intergtrated circuit (IC) dari resiko hangus dan terbakar.

Selain itu, kelebihan dari power amplifier BTL (bridge transformer less) ini adalah kualitas sinyal amplitudo yang dihasilkan menjadi sangat bagus, karena menggunakan dua buah amplifier yang disatukan dengan sistem bridge.

4.4 Power Amplifier OCL (Output Capacitor Less)

Power amplifier OCL (output capacitor less) ini merupakan jenis amplifier yang memilki ciri khas, yaitu salah satu ujung beban keluarannya terhubung dengan output CT di transformer, hal ini bertujuan agar sumber tegangan yang dihasilkan menjadi lebih besar, dapat menghasilkan suara bass yang lebih kuat, dan nilai outputnya mempunyai kualitas audio yang lebih jernih dan baik.

Power amplifier OCL (output capacitor less) ini biasanya digunakan sebagai penguat daya amplitudo yang besar, maka dari itu, dibutuhkan power supply atau catu daya simetris untuk dapat berfungsi.

5. Cara Kerja Amplifier

Cara kerja dari amplifier ini biasanya melewati tiga tahapan, yaitu tahap penguatan tegangan, tahap driver, dan tahap output.

Berikut pembahasan mendalam mengenai tiga tahapan dari cara kerja amplifier ini.

5.1 Tahap Penguatan Tegangan

Tahap pertama pada cara kerja amplifier ini adalah tahap penguatan tegangan.

Pada tahap penguatan tegangan ini, amplifier mendapatkan sinyal input dari sumbernya, lalu tegangan yang diterima tersebut akan diproses sehingga dapat diubah menjadi tegangan yang lebih kuat.

Sinyal ini memiliki kisaran miliVolt yang bergunakan untuk melakukan tahap berikutnya.

Ketika tegangan input diterima akan dikirim menuju power supply atau catu daya.

Sinyal yang diterima pada power supply atau catu day aini akan diubah, yang tadinya merupakan sinyal arus bolak-balik atau alternating current AC menjadi arus searah, dan setelah itu diteruskan menuju transistor.

5.2 Tahap Driver

Tahap selanjutnya pada cara kerja amplifier adalah tahap driver.

Pada tahap driver ini, amplifikasi tegangan serta tahap output akan dihasilkan, hal ini dikarenakan pada tahap awal yaitu tahap penguat tegangan ini masih belum mampu untuk bisa mendorong arus pada tahap out daya.

Pada awalnya arus yang dikirim dari power supply atau catu daya tersebut akan diteruskan menuju transistor, kemudian transistor ini akan membiarkan arus tersebut mengalir di dalamnya.

Amplifier tegangan dapat dihasilkan lebih besar di dalamnya, ketika transistor ini dialiri dengan arus yang besar.

5.3 Tahap Output

Tahap yang terakhir pada cara kerja amplifier adalah tahap output.

Pada tahap output ini merupakan tahap penentu seberapa besar arus yang dikeluarkan melalui speaker sehingga dapat menghasilkan kontrol volume yang diperoleh sebagai sinyal output pada amplifier.

Pada tahap output ini terdapat dua garis besar, yakni pengaturan push, pull, dan transistor tunggal.

Tetapi kebanyakan lebih memilih untuk menggunakan pengaturan push pull.

Pengaturan push pull ini dianggap lebih efektif dan efisien, serta dapat menghasilkan output daya yang tinggi.

6. Cara Memilih Amplifier

Amplifier ini tentu saja memiliki beberapa jenis, dan terkadang kebanyakan orang masih belum begitu paham mengenai beberapa jenis amplifier tersebut.

Amplifier ini tersedia dalam dua tipe, yakni tipe mono dan tipe stereo.

Amplifire tipe mono ini adalah penguat sinyal yang memiliki satu jalur input dan output dan bekerja untuk menguatkan sinyal satu jalur saja.

Amplifier tipe stereo ini adalah penguat sinyal yang memiliki dua jalur audio, serta dua jalur input dan output.

Setiap produsen amplifier ini pasti mempunyai ciri khas-nya masing-masing, maka dari berikut tips cara memilih amplifier sesuai dengan kebutuhan.

  • Pilih fitur yang paling sesuai dengan kebutuhan, sebelum membeli amplifier, pastikan untuk melakukan research serta membaca detail dari produk yang ditawarkan dan sesuaikan dengan dengan aspek-aspek yang dibutuhkan.
  • Sesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia, sebelum membeli amplifier, pastikan untuk mengukur semua aspek seperti luas ruangan dimana amplifier akan ditempatkan nantinya.
  • Sesuaikan bentuknya, sebelum membeli amplifier, pastikan untuk mempunyai gambaran tentang amplifier apa yang diinginkan dan dibutuhkan.

Baca Juga: 6 Ways How To Become A Heavy Machinery Operator

Kesimpulan

Nah, itulah beberapa hal tentang amplifier, mulai dari pengertian, fungsi dan komponennya.

Pada dasarnya, penguat suara adalah rangkaian yang digunakan untuk memperkuat bentuk gelombang masukan untuk menghasilkan keluaran yang lebih besar

Orang juga bertanya

Fiana is an Europeanist, freelance writer, and write SEO friendly content.

Tinggalkan komentar