KERAJAAN TARUMANEGARA: Letak, Sejarah, Silsilah, & Peninggalan Kerajaan

  •   Okt 2024  •   8 min read  •   Comment

Kerajaan Tarumanegara menjadi salah satu kerajaan tertua di Pulau Jawa, setelah kerajaan Kutai di Kalimantan yaitu Kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan ini berdiri pada abad ke 4 hingga abad ke 7.

Menurut sumber, Kerajaan Tarumanegera bercorak sebagai kerajaan Hindu terbesar di Pulau Jawa.

Ingin tahu lebih jelasnya mengenai kejayaan kerajaan ini? Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai kerajaan tarumanegara: letak, sejarah, silsilah, & peninggalan kerajaan, mulai dari letak, sejarah, raja-raja dan juga peninggalan-peninggalan kerajaan tarumanegara.

Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara didirikan pertama kali oleh Rajadirajaguru Jayasinghawarman pada tahun 358 M.

Raja Jayasinghawarman memimpin pelarian keluarga kerajaan yang berhasil meloloskan diri dari musuh.

Di mana saat itu, kerajaan Salakanagara mengalami serangan secara terus menerus.

Pada masa pengasingannya, Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru, yang diberi nama Kerajaan Tarumanegara.

Baca juga: KERAJAAN DEMAK: Letak, Sejarah, Silsilah, & Peninggalan Kerajaan Demak

Kerajaan ini berdiri di tepi sungai Citarum, Kabupaten Lebak, Banten.

Nama Tarumanegara sendiri diambil dari nama tanaman yang tumbuh subur di tepi sungai Citarum bernama tarum.

Tanaman itu dulunya digunakan untuk pewarna benang tenun dan pengawet pakaian.

Tidak hanya itu saja, tanaman ini juga sebagai komoditi ekspor terbesar dan sumber pendapatan terbesar di Kerajaan Tarumanegara.

Letak Kerajaan Tarumanegara

Menurut para ahli arkeolog, letak Kerajaan Tarumanegara berada di Jawa Barat di tepi Sungai Cisadane, yang saat ini adalah wilayah Banten.

Kerajaan Tarumanegara berpusat di Sundapura, yang saat ini dikenal sebagai Bekasi.

Wilayah kekuasan Kerajaan Tarumanegara hampir meliputi semua wilayah Jawa Barat dan Banten.

Bahkan, Kerajaan Tarumanegara juga memiliki pengaruh besar pada kerajaan yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Silsilah Kerajaan Tarumanegara

Silsilah Kerajaan Tarumanegara

Ada beberapa raja–raja Kerajaan Tarumanegara yang pernah memerintah.

Berikut ini adalah daftar raja Kerajaan Tarumanegara yang terkenal

1. Jayasinghawarman

Raja pertama Kerajaan Tarumanegara bernama Jayasinghawarman yang memerintah dari tahun 358 – 382 M sekaligus pendiri Kerajaan Tarumanegara.

Jayasinghawarman adalah seorang maha resi yang berasal dari India, tepatnya adalah Salankayana.

Salakayana mengungsi ke Nusantara karena kerajaannya diserang oleh Kerajaan Magada yang dipimpin oleh Raja Samudragupta.

Saat beliau wafat dimakamkan di tepi sungai Gomati di Bekasi.

Baca juga: 22 Kerajaan Islam di Indonesia dan Penjelasan Singkat

Pada masa kekuasaan Jayasinghawarma, pusat Kerajaan Tarumanegara dipindahkan dari Rajapura ke Tarumanegera. Rajapura artinya Salankayana atau Kota Perak.

2. Dharmayawarma

Raja selanjutnya bernama Dharmayawarma yang merupakan anak dari Jayasinghawarman.

Beliau naik tahta menggantikan ayahnya pada tahun 382 M – 395 M.

Tidak banyak sejarah yang mencatatkan dari raja kedua Kerajaan Tarumanegara ini.

Hanya saja, namanya masuk ke dalam Naskah Wangsakerta, yaitu naskah yang memuat para raja – raja Kerajaan Tarumanegara.

3. Purnawarman

Purnawarma menjadi raja terkenal di Kerajaan Tarumanegara.

Namanya tertulis pada Prasasti di abad ke lima.

Selain itu, namanya juga tercatat dalam Naskah Wangsakerta. Beliau memerintah dari tahun 395 M hingga 434 M.

Pada masa pemerintahannya, ibukota Kerajaan Tarumanegara dipindahkan menuju Sundapura. Hal inilah yang menjadi asal muasal adanya nama Sunda.

Pada masa kekuasaan Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara juga mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Bahkan, Kerajaan Tarumanegara berhasil menguasai setidaknya 48 kerajaan kecil di bawahnya.

Kekuasaaan Kerajaan Tarumanegara membentang dari Salakanegara atau Rajapura, yang saat ini diperkirakan yaitu Telu Lada, Pandeglang hingga Purbalingga, Jawa Tengah.

Di jaman dulu batas negara dari Kerajaan Tarumanegara adalah Kali Brebes.

Setelah masa pemerintahan Raja Purnawarna, Kerajaan Tarumanegara diteruskan oleh anaknya, bernama Wisnuwarma.

Dan kemudian digantikan oleh Indrawarman. Selanjutnya adalah Maharaja Candrawarman.

4. Suryawarman

Raja Suryawarman adalah raja ke tujuh Kerajaan Tarumanegara.

Suryawarman berkuasa selama 26 tahun.

Dibandingkan dengan ayahnya Maharaja Candrawarman, kebijakan dari Suryawarman berbeda.

Jika Maharaja Candrawarman kekuasan penuh berada pada raja.

Namun, Suryawarman lebih memfokuskan pemerintahan pada bagian timur kerajaan.

Hal ini yang membuat didirikannya kerajaan di Kendan, daerah sekitar Bandung dan Limbangan Garut oleh menantunya, Manikmaya.

Bahkan, daerah tersebut mengalami perkembangan pesat dikarenakan adanya Kerajaan Galuh yang didirikan oleh cicit Manikmaya pada tahun 612 M.

5. Linggawarman

Linggawarman adalah raja terakhir dari Kerajaan Tarumanegara.

Linggawarman memerintah dari tahun 666 M hingga 669 M.

Pada masa itu, Raja Linggawarman tidak memiliki putra sebagai penerus tahta Kerajaan Tarumanegara.

Beliau hanya memiliki dua orang puteri, yang bernama Minarsih putri sulungnya dan Sobakancana.

Putri Minarsih menikah dengan Tarusbawa yang menjadi raja pengganti Linggawarman.

Sedangkan, Socakancana menikah dengan Daputa Hyang Sri yang menjadi pendiri kerajaan Sriwijaya.

Daftar 12 raja Tarumanegara

  • Jayasingawarman (358-382 M)
  • Dharmayawarman (382-395 M)
  • Purnawarman (395-434 M)
  • Wisnuwarman (434-455 M)
  • Indrawarman (455-515 M)
  • Candrawarman (515-535 M)
  • Suryawarman (535-561 M)
  • Kertawarman (561-628 M)
  • Sudhawarman (628-639 M)
  • Hariwangsawarman (639-640 M)
  • Nagajayawarman (640-666 M)
  • Linggawarman (666-669 M)

Baca juga: KERAJAAN SINGASARI: Letak, Sejarah, Silsilah, & 6 Peninggalan

Kehidupan Ekonomi Dan Sosial Kerajaan Tarumanegara

Letaknya yang berada di dekat perairan, membuat Kerajaan Tarumanegara disematkan sebagai predikat “kerajaan maritim”.

Karena lokasinya itu pula, Tarumanegara terbilang maju dalam bidang pelayaran dan perdagangan.

Walau demikian, prioritas kehidupan ekonomi di kerajaan tersebut yaitu pertanian dan peternakan.

Sementara itu, terdapat dua golongan masyarakat dalam kehidupan sosial di Kerajaan Tarumanegara.

Golongan pertama yaitu golongan agama Hindu yang berisi para raja atau anggota kerajaan.

Adapun golongan kedua yaitu masyarakat biasa yang masih mempercayai agama nenek moyang atau agama kebudayaan.

Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara

Tarmuanegara mencapai puncak kejayaannya saat dipimpin oleh raja ketiga, yang bernama Raja Purnawarman.

Dia terkenal sebagai sosok raja yang berwibawa dan cerdas.

Pada masa kepemimpinannya, kondisi ekonomi Kerajaan Tarumanegara terbilang maju dengan pesat.

Letaknya yang strategis dan kepiawaian Raja Purnawarman dalam memimpin, membuat kerajaan ini semakin unggul dalam sektor perdagangan.

Tidak hanya itu, Raja Purnawarman juga berhasil mengatasi persoalan banjir di wilayah kekuasaannya, sebagaimana yang telah dibahas pada pembahasan di awal.

Dia menyelesaikan masalah tersebut dengan menggali Kali Candrabaga, cikal bakal Sungai Citarum untuk mengalirkan air berlebih itu ke laut.

Kali sepanjang 11 kilometer dikerjakan dalam kurun waktu 21 hari.

Sebagai perayaan digalinya irigasi tersebut, Raja Purnawarman mempersembahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.

Kisah ini terkuak dari temuan peninggalan Kerajaan Tarumanegara, yaitu Prasasti Tugu.

Akhir Kerajaan Tarumanegara

Kemunduran Kerajaan Tarumanegara mulai terasa saat Raja Linggawarman berkuasa.

Setelah dirinya wafat, kondisi kerajaan semakin parah.

Tahta kerajaan yang ia serahkan kepada menantunya, Tarusbawa, menandai berakhirnya masa kekuasaan Kerajaan Tarumanegara.

Karena, Tarusbawa memiliki ambisi untuk mendirikan kerajaannya sendiri yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Sunda.

Masa Keruntuhan Kerajaan Tarumegara

Masa keruntuhan Kerajaan Tarumanegara tidak diketahui secara terperinci.

Bahkan, dalam prasasti hanya tertuliskan nama Raja Purnawarman.

Hal yang memungkinkan akan keruntuhan Kerajaan Tarumanegara yaitu saat Raja Linggawarman turun tahta, kepemerintahan dipegang oleh menantunya Tarusbawa.

Hanya saja Tarusbawa naik tahta saat Kerajaan Tarumanegara turun pamor. Sedangkan, Tarusbawa ingin menaikan lagi nama besar Kerajaan Tarumanegara.

Namun langkah yang diambil justru menyebabkan Kerajaan Tarumanegara hilang.

Pada tahun 670 M, Tarusbawa merubah nama Kerajaan Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda.

Hal ini yang mneyebabkan cicit Manikmaya, Wretikandayun yang adalah raja Kerajaan Galuh memisahkan diri dari Kerajaan Tarumanegara.

Bahkan, pemisahan ini didukung oleh Kerajaan Kalingga. Karena , pada masa itu pula, putera mahkota, Sannah menikah dengan Puteri Maharani Sima dari Kerajaan Kalingga.

Hal ini menyebabkan Kerajaan Tarumanegara terbagi menjadi dua. Di mana Sungai Citarum sebagai batas kerajaannya.

Baca juga: 22 Kerajaan Hindu Budha di Indonesia dan Penjelasan Singkat

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara memiliki beberapa peninggalan.

Ada beberapa prasasti dan beberapa catatan dari luar negeri yang menceritakan Kerajaan Tarumanegara.

1. Prasasti Ciateureun

Prasasti ini ditemukan di sungai Ciateureun, adakah salah satu muara sungai Cisadane Bogor.

Prasasti ini juga dikenal dengan nama Prasasti Ciampea.

Pada prasasti ini terdapat gambar laba – laba dan telapak kaki Raja Purnawarma.

Selain itu, ditemukan juga huruf palawa dan sansekerta.

2. Prasasti Jambu

Prasasti Jambu atau dikenal dengan nama Prasasti Pasir Koleangkak.

Karena, prasasti ini ditemukan di bukit Koleangkak, perkebunan jambu.

Letaknya yakni 30 km sebelah barat dari kota Bogor.

Prasasti ini berisi kebesaran Raja Purnawarman dan gambar telapak kakinya.

3. Prasasti Kebon Kopi

Prasasti yang ditemukan di Bogor, tepatnya Kampung Cibungbulan, Kampung Muara Hilir.

Prasasti ini cukup istimewa, karena terdapat sepasang telapak kaki gajah.

Tapak kaki ini digambarkan sebagai tapak kaki Raja Purnawarman.

Dalam agama hindu, gajah digambarkan sebagai hewan sakral dan dekat dengan Dewa Wisnu.

Konon diibaratkan sebagai Maharaj Purnawarman.

4. Prasasti Muara Cianten

Prasasti ini ditemukan di Bogor.

Dalam prasasti ini terdapat tulisan aksara ikal yang belum bisa diterjemahkan.

Selain itu, ditemukan juga lukisan telapak kaki.

5. Prasasti Pasir Alwi

Ditemukan didaerah sekitar perbukitan Pasir Alwi, Bojong Honje, Sukamakmur, Bogor.

6. Prasasti Cindanghayang

Dalam masyarakat sekitar, prasasti ini dikenal sebagai prasasti Lebak.

Prasasti ini ditemukan di Kampung Lebak.

Tepatnya di tepi sungai Cindanghian, Kecamatan Manjul, Kabupaten Pandeglang Banten.

Prasasti Lebak ditemukan pada tahun 1947.

Dalam prasasti ini berisi puisi dengan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang menceritakan kebesaran Raja Purnawarman.

Baca juga: PENGERTIAN SEJARAH: Konsep, Ruang Lingkup, Cara Berpikir & Sumber

7. Prasasti Tugu

Prasasti ini adalah sebuah peninggalan Kerajaan Tarumanegera yang terpanjang.

Ditemukan di Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta.

Prasasti ini dipahat pada batu bulat panjang yang melingkar.

Kesimpulan

Kerajaan Tarumanegara didirikan pertama oleh Rajadirajaguru Jayasinghawarman pada tahun 358 M.

Raja Jayasinghawarman memimpin pelarian keluarga kerajaan yang berhasil meloloskan diri dari musuh.

Letaknya kerajaan Tarumanegara berada di Jawa Barat di tepi Sungai Cisadane, yang saat ini adalah wilayah Banten. Kerajaan Tarumanegara berpusat di Sundapura, yang saat ini dikenal sebagai Bekasi.

Tarmuanegara mencapai puncak kejayaannya saat dipimpin oleh raja ketiga, yang bernama Raja Purnawarman. Dia terkenal sebagai sosok raja yang berwibawa dan cerdas.

Hal yang memungkinkan akan keruntuhan Kerajaan Tarumanegara yaitu saat Raja Linggawarman turun tahta, kepemerintahan dipegang oleh menantunya Tarusbawa.

Demikianlah penjelasan sejarah mengenai kerajaan tarumanegara: letak, sejarah, silsilah, & peninggalan kerajaan, semoga menjadi manfaat.

Orang juga bertanya

English private teacher, seo writter, english translator, and content writer.

Tinggalkan komentar