Fungsi Solenoida: Pengertian, Cara Kerja, Fungsi dan Jenis

  •   Jan 2024  •   8 min read  •   Comment

Istilah Solenoid adalah perangkat yang memiliki peranan penting pada sistem mekatronika, yang terdiri dari lilitan kawat dan besi inti.

Komponen satu ini mampu menghasilkan gaya elektromagnetik saat sudah dialiri listrik.

Penggunaan Solenoid dapat ditemukan di mana-mana, seperti contoh pada bel listrik, saklar, kunci pintu dan metal detector.

Kali ini akan dibahas secara lengkap mengenai apa sebenarnya fungsi solenoida yang bisa kamu ketahui berikut.

Pengertian dan Cara Kerja Solenoid

Pengertian dan Cara Kerja Solenoid

Solenoida atau yang sering disebut juga Solenoid merupakan perangkat yang menggunakan prinsip elektromagnetik untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak, adalah berupa gerakan mendorong (push) atau menarik (pull).

Mudahnya, selonoida yaitu sebuah perangkat transduser yang mengubah bentuk energi.

Seperti contoh paku yang dililit kabel, Solenoid terdiri dari kumparan listrik (electrical coil) yang dililitkan di sekitar tabung silinder.

Hanya perbedaannya, pada prinsip cara kerja selonoida, terdiri dari aktuator ferro-magnetic atau disebut Plunger yang akan bergerak “Masuk” dan “Keluar” saat perangkat di aliri listrik.

Solenoid umumnya digunakan untuk menggerakan fungsi mekanik dari sebuah alat elektronik, seperti dalam menggerakan besi lentur di dalam bel listrik, atau membuka dan menutup pintu dan lain sebagainya.

Baca juga: Corrective Maintenance Adalah : Pengertian, Jenis, dan Fungsi

Fungsi Solenoid

Selonoid berfungsi atau sering diaplikasikan pada perangkat elektronika yang membutuhkan otomasi fungsi secara mekanik.

Mekanik dari sebuah alat bisa berlangsung secara otomatis dengan mengalirkan listrik pada rangkaian.

Kamu bisa lebih mengetahui fungsi selonoida dengan mengamati pengaplikasiaannya di beberapa alat seperti contohnya pada bel listrik.

Hadirnya elemen selonoida di sana bisa menarik tuas pemukul saat listrik di alirkan padanya, sehingga membuat beli bisa berbunyi dan melepaskan tarikannya ketika listrik akan di putus.

Dimana selonoida menjadi komponen yang sangat penting, karena memiliki fungsi menggerakan pemukul yang membunyikan bel tersebut.

Dan alat-alat lain yang membutuhkan fungsi mekanik otomatis seperti bel listrik di atas, bisa menggunakan fungsi Solenoida.

Jenis-jenis Solenoida (Solenoid)

Secara umum, Solenoida terbagi menjadi dua jenis sesuai bentuknya, yaitu Solenoid Linier dan Solenoid Rotasi.

Berikut ini penjelasan tentang keduanya:

1. Solenoida Linier (Linear Solenoid)

Solenoid Linier yaitu jenis Solenoida yang plunger atau aktuatornya bergerak maju (mendorong) atau mundur (menarik) secara linier atau lurus.

Solenoid Linier ini juga terbagi dua jenis berdasarkan arah gerakan aktuatornya yang ada.

Kedua jenis ini yaitu Solenoid Linier tipe Tarik (Pull Type) yang bekerja dengan cara menarik beban ke arah dirinya ketika diberi arus listrik dan Solenoida Linear tipe Dorong (Push Type) yang mendorong beban menjauh ketika diberi arus listrik.

Konstruksi dan struktur dasar kedua jenis Solenoid linier ini adalah sama, perbedaannya hanya pada desain Plunger yang disesuaikan dengan kebutuhan menarik atau mendorong dan juga arah pegasnya.

Saat koil dialiri oleh arus listrik, maka akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet tersebut akan menggerakan Plunger yang ada di dalam koil sehingga merapatkan atau menekan pegas yang terdapat di salah satu ujung Plunger.

Seberapa kuat fluks magnetik yang dihasilkan dari Koil akan berpengaruh pada seberapa besar gaya dan seberapa cepat Plunger bergerak.

Jika arus listrik mati, koil otomatis tidak memiliki medan elektromagnet. Plunger tadi juga tidak akan digerakkan lagi oleh elektromagnetik dan akan kembali ke posisi asal oleh pegas.

Solenoid Linier akan sering juga ditemui penggunaannya pada alat-alat yang membutuhkan gerakan “Tutup” dan “Buka” atau “Keluar” dan “Masuk” seperti untuk pintu irigasi, kontrol katup pneumatik atau hidrolik, kunci pintu berbasis elektronik, robotika dan sebagainya.

Cara Kerja Solenoida Linier

Sebuah koil yang akan dialiri arus listrik akan menciptakan medan magnet yang akan menarik plunger yang ada dalam koil tersebut sehingga masuk ke pusat koil dan akan menekan pegas yang ada di ujung plunger tersebut.

Untuk besarnya daya dan kecepatan pergerakan plunger tersebut akan dipengaruhi oleh besarnya kekuatan magnetik yang dihasilkan.

Sebaliknya, jika pasokan arus listrik diputuskan, maka tarikan yang dihasilkan dari medan elektromagnet akan hilang sehingga pegas akan merenggang dan mendorong plunger hingga kembali ke posisi semula.

Solenoida Linier ini penting dan berguna dan banyak digunakan di aplikasi yang membutuhan gerakan “Tutup” dan “Buka” atau “Keluar” dan “Masuk” seperti pada kunci pintu yang dijalankan secara elektronik, kontrol katup pneumatik atau hidrolik, robotika, mesin otomotif, pintu irigasi dan sebagainya.

Baca juga: NTC Adalah : Pengertian, Cara Kerja, Jenis, dan Karakteristik

2. Solenoida Rotasi (Rotary Solenoid)

Solenoida jenis ini tidak se terkenal yang linier.

Solenoida rotasi merupakan jenis Solenoid yang jika dialiri listrik akan menghasilkan gerakan yang memutar.

Dalam hal ini memutari atau berotasi pada kumparan yang dililit pada inti besi yang dibuat membulat.

Arah putarannya terdiri dari dua jenis,  searah jarum jam dan berlawanan jarum jam. Selain itu juga tersedia varian berdasarkan sudut gerakannya, yaitu sudut gerakan 25⁰, 35⁰, 45⁰, 60⁰ dan 90⁰.

Ada juga yang didesain tidak untuk berotasi namtapi un gerakannya bolak balik seperti contoh dari posisi 0 ke 90⁰ kemudian kembali lagi ke posisi 0.

Solenoid Rotasi bisa digunakan seperti fungsi motor DC kecil atau motor stepper yang sudut gerakannya terbilang kecil, karena prinsip kerjanya yaitu kurang lebih sama.

Selain Solenoida linier yang menghasilkan gerakan maju dan mundur secara linier, ada juga yang bernama Solenoid rotasi, yaitu Solenoida yang menghasilkan gerakan memutar searah jarum jam atau berlawanan dengan arah jarum jam.

Solenoid rotasi dipakai untuk mengantikan motor DC, terutama motor yang pergerakannya memiliki sudut yang kecil. Berdasarkan sudut pergerakannya.

Cara Kerja Solenoida Rotasi

Saat koil dialiri listrik, maka polaritas medan elektromagnetiknya akan berubah sehingga Solenoid menghasilkan gerakan yang berputar.

Solenoid rotasi terdiri dari beberapa koil yang dililitkan di baja dengan disk magnetik yang disatukan dan diletakkan pada output di atas rangkain koil.

Saat koil dialiri arus listrik, kumparan akan menghasilkan medan elektromagnetik sehingga terbentuk kutub utara dan kutub selatan yang akan saling bertolakan sehingga breakibat pada perputaran di sudut yang sudah ditentukan dalam pembuatan Solenoid rotasi.

Contoh Aplikasi Solenoida

Seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi, fungsi penting dari Solenoida yaitu untuk mengubah energi listrik menjadi gerak.

Banyak contoh alat-alat yang membutuhkan fungsi tersebut.

Berikut ini diantaranya:

1. Bel Listrik

Fungsi Solenoida

Alat pertama yang menggunakan komponen Solenoida yaitu bel listrik.

Bel Listrik terdiri dari 3 komponen utama, yaitu dua buah magnet elektromagnetik, Interuptor dan lempengan besi lunak.

Secara umum, alat ini biasa ditemukan di sekolah saat memberi tahu pergantian jam pelajaran ini dibunyikan menggunakan saklar.

Dimana jika kamu ingin tahu, di dalamnya terdiri atas komponen elektromagnetik berupa Solenoida yang dibuat dengan lilitan kumparan yang saling berlawanan.

Apabila saklar ditekan dan mengalirkan arus listrik ke dua Solenoid tersebut. Maka keduanya akan menimbulkan daya elektromagnetik dan akan menarik lempengan besi ringan untuk memukul bel sehingga keluarlah bunyi yang nyaring.

Sebelum ditarik oleh Solenoida besi lentur tersebut menempel pada interuptor, pada sebuah komponen berbentuk sekrup.

Ketika tertarik oleh medan magnet, lempengan besi tersebut akan menjauh dari sekrup dan aliran listrik akan berhenti karena terputus akibat tidak adanya terkoneksinya besi dengan sekrup tadi.

Saat aliran listrik mati, medan magnet akan mati dan besi lentur kembali menempel ke sekrup menyebabkan listrik kembali mengalir, medan magnet nyala kembali lalu besi akan tertarik dan membunyikan bel, aliran listrik terputus, besi juga kembali menempel, dan begitu seterusnya.

Baca juga: NTC Adalah : Pengertian, Cara Kerja, Jenis, dan Karakteristik

2. Relay

Fungsi Solenoida

Bisa dikatakan jika Relay ini merupakan saklar yang cara kerjanya menggunakan elektromagnetik dari selonoida.

Ketika selonoida berada di dalam relay dan dialiri listrik, maka akan menarik besi lentur yang berakibat pada rangkaian tertutup atau terhubung.

3. Katrol Listrik

Fungsi Solenoida

Alat ini sering ditemukan pada pengolahan besi tua, yang berfungsi untuk memindahkan logam dengan cara ditarik dengan menggunakan medan magnet yang dihasilkan dari selonoida.

Cara kerjanya cukup sederhana, ketika alat dinyalakan, maka arus listrik mengalir ke selonoida yang ada di dalam alat ini, lalu terciptalah medan magnet yang bisa digunakan untuk menarik logam-logam yang ada di bawahnya.

Dan setika alat mati, maka listrik terputus dan medan magnet tersebut menjadi hilang.

4. Detektor Logam

Fungsi Solenoida

Penggunaan selenoida berikutnya yaitu pada detektor logam. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi keberadaan logam dengan memanfaatkan gaya elektromagnetik yang dihasilakan oleh selonoida.

Detektor Logam tidak menggunakan elektromagnetik untuk menggerakkan apa pun, hanya untuk besaran eletromagnetik yang timbul karena didekatkan pada logam dijadikan pulsa untuk membunyikan alarm, sehingga memberitahu pengguna jika ada logam di sekitarnya.

Baca juga: Governor Adalah : Pengertian, Cara Kerja, Fungsi, dan Jenis

5. Kunci Pintu Elektronik

Fungsi Solenoida

Cara kerja Solenoida satu ini adalah untuk mengunci pintu.

Solenoida yang ada di dalam kunci listrik ini dihubungkan melalui saklar.

Saat menekan saklar tersebut maka arus listrik akan terhubung dan mengalir melalui Solenoid sehingga terjadilah gaya elektromagnetik.

Kemudian gaya elektromagnetik ini akan menarik kunci dan membukanya.

Kebalikannya, ketika Solenoid tidak dialiri listrik maka pintu akan terkunci kembali.

6. Speaker

Fungsi Solenoida

Pada speaker terdapat 2 magnet, yaitu magnet permanen dan elektromagnet yang dihasilkan oleh Solenoid.

Elektromagnet dan magnet permanen akan saling berinteraksi. Kutub positif yang ada pada elektromagnet tertarik dengan kutub negatif yang ada pada magnet permanen.

Sebaliknya, untuk kutub negatif yang ada pada elektromagnet ditolak oleh kutub negatif yang ada magnet permanen.

Kemudian terjadilah pertukaran orientasi kutub electromagnet, sehingga arah gaya tarik menariknya akan ikut bertukar.

Dengan cara tersebut, maka arus bolak balik akan melakukan dorongan secara konstan pada magnet koil suara dan magnet permanen.

7. Pesawat Telepon

Secara umum, pesawat telepon terdiri atas 2 bagian, yaitu mikrofon dan speaker.

Mikrofon bekerja mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik.

Saat seseorang berbicara, maka gelombang suara akan tertangkap di mikrofon yang akan membuat diafragma alumunium bergetar.

Serbuk karbon yang ada pada mikrofon akan berubah-rubah sehingga terjadi gelombang listrik yang kemudian dikirim ke penerima pada pesawat telepon lain, dan diterima oleh speaker.

Oleh speaker, maka gelombang listrik tersebut menggerakkan membran sehingga akan menghasilkan suara.

Kesimpulan

Solenoida atau yang sering disebut juga Solenoid merupakan perangkat yang menggunakan prinsip elektromagnetik untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak, adalah berupa gerakan mendorong (push) atau menarik (pull).

cara kerjanya ini bisa kamu ketahui bahwa selonoid berfungsi atau sering diaplikasikan pada perangkat elektronika yang membutuhkan otomasi fungsi secara mekanik.

Mekanik dari sebuah alat bisa berlangsung secara otomatis dengan mengalirkan listrik pada rangkaian.

Ada berbagai contoh penggunaan dari Fungsi Solenoida seperti penjelasan di atas secara lengkap.

Orang juga bertanya

English private teacher, seo writter, english translator, and content writer.

Tinggalkan komentar