KERAJAAN BANTEN: Letak, Sejarah, Silsilah, & Peninggalan Kerajaan Banten

  •   Okt 2024  •   13 min read  •   Comment

Kerajaan Banten menjadi salah satu kerajaan islam yang ada di Indonesia dan berdiri di Tanah Pasundan, tepatnya di Provinsi Banten Indonesia.

Kerajaan Banten sendiri adalah salah satu kerajaan yang memiliki peranan penting dalam hal penyebaran Islam di Tanah Jawa.

Kerajaan Banten juga dikenal memiliki budaya dan tradisi yang menarik dan khas di zamannya, sampai saat ini berbagai peninggalan sejarahnya yang masih tersimpan dengan baik.

Ingin lebih mengetahui mengenai KERAJAAN BANTEN: Letak, Sejarah, Silsilah, & Peninggalan Kerajaan Banten, simak bahasan berikut.

Sejarah Kerajaan Banten

Sebelum masuk abad ke 13, wilayah Banten menjadi tempat yang sepi dari jalur perdagangan. Hal ini karena, Selat Sunda dikala itu bukan termasuk jalur perdagangan.

Laut Jawa yang memiliki peranan penting dalam jalur pelayaran dan perdagangan.

Dan, semenjak penyebaran Islam masuk di wilayah Jawa, Banten mulai tidak memiliki arti.

Sampai pada awal abad ke 16, wilayah Banten masih memeluk agama hindu dan masih menjadi bagian wilayah Pajajaran yang berpusat di Bogor.

Bahkan, Kerajaan Pajajaran sudah melakukan kesepakatan dengan Portugis.

Dimana, Portugis bisa mendirikan wilayah dagang dan benteng di Sunda Kelapa.

Pada tahun 1526, Sultan Trenggono menugaskan anaknya, Fattahillah untuk menaklukan wilayah Pajajaran sekaligus memperluas Kerajaan Demak.

Baca juga: KERAJAAN KALINGGA: Letak, Sejarah, Silsilah, & Peninggalan Kerajaan Holing

Hasilnya, pasukan Fatahilla berhasil merebut pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527.

Dari sanalah, nama Sunda Kelapa diganti dengan Jayakarta yang artinya kota kemenangan.

Hanya dalam waktu singkat, semua kawasan pantai utara dan Jawa Barat berhasil diduduki oleh Fatahillah sehingga agama islam bisa menyebar di wilayah Jawa Barat. Dan dari kejadian tersebut, Fatahillah diberi gelar nama Sunan Gunung Jati.

Pada tahun 1552, ditunjuk putra Sunan Gunung Jati sebagai penguasa Banten. Sedangkan, putra yang lainnya, yaitu Pasarean ditunjuk sebagai raja di Cirebon.

Jadi pada awalnya, Kerajaan Banten adalah wilayah kekuasaan Demak. Namun setelah tahun 1552, Maulana Hassanudin melepaskan diri dari Kerajaan Demak dan mendirikan kerajaan yang mandiri.

Letak Kerajaan Banten

Secara letak geografis, Kerajaan Banten terletak di provinsi Banten.

Wilayah kerajaan ini meliputi bagian barat Pulau Jawa, semua bagian Lampung dan sebagai wilayah di bagian selatan Jawa Barat.

Hal ini yang menjadikan Kerajaan Banten sebagai penguasa jalur pelayaran dan perdagangan yang melewati Selat Sunda.

Kehidupan Politik dan Sosial Kerajaan Banten

Kehidupan politik dan sosial kerajaan Banten memang tidak lepas dari toleransi.

Sikap toleransi antar rakyat cukup tinggi, berlaku pula di keluarga kerajaannya.

Seperti yang telah dibahas di bagian peninggalan-peninggalan dari Kesultanan Banten, ada peninggalan seperti vihara yang mana padahal Banten berdiri sebagai kerajaan bercorak Islam.

Belum ada kerajaan Nusantara yang memiliki toleransi setinggi sepertu ini sebelum Banten berdiri sebagai kesultanan.

Salah satu buktinya yaitu dengan didirikannya Vihara Avalokitesvara oleh raja yang memimpin.

Dalam kehidupan berpolitik, perlu diketahui dulu asal usul raja pertama atau pendirinya. Kesultanan Banten didirikan oleh Sultan Hasanuddin yang adalah putra dari Pangeran Fatahillah.

Adapun Pangeran Fatahilah sendiri yaitu seorang panglima di Kerajaan Demak yang saat itu dipimpin oleh Sultan Trenggana.

Di masa-masa runtuhnya Kerajaan Demak, Banten tetap menjadi salah satu kekuasaan kerajaan ini.

Putra dari Pangeran Fatahilah saat itu sudah dewasa, karena memiliki niat untuk menyelamatkan salah satu daerah kekuasaan milik Demak, akhirnya ia mendirikan Kerajaan Banten.

Setelah Sultan Hasanuddin, Kesultanan Banten dipimpin oleh putranya yang bernama Maulana Yusuf yang pada saat itu berhasil menguasai Kerajaan Pajajaran.

Sebelum Kesultanan Banten berdiri, rakyat di sana belum banyak yang menganut agama Islam, dan kemudian setelah kesultanan mulai berdiri, mulai berangsur-angsur diterapkan ajaran dan hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat.

Kemudian setelah Kerajaan Pajajaran dikalahkan, semakin luas pula penyebaran agama Islam.

Bahkan saat itu Islam sudah masuk ke pedalaman. Ini juga sempat ada kendala, karena masyarakat di sana masi berpegang teguh pada agama nenek moyangnya.

Namun pada akhirnya, semua rakyat bisa disatukan dan memiliki toleransi yang sangat tinggi.

Baca juga: KERAJAAN MATARAM: Letak, Sejarah, Silsilah, & Peninggalan Kerajaan Mataram

Pendiri Kerajaan Banten

Pendiri Kerajaan Banten yaitu Sultan Hasanuddin. Seorang putra dari panglima besar kerajaan Demak.

Sultan Hasanuddin mendirikan Banten sekitar tahun 1552 Masehi.

Kemudian ia menjadi raja yang pertama di sana selama kurang lebih 18 tahun.

Di bawah tangan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Banten mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Raja Raja Kerajaan Banten

Ada sebagai kesultanan dari abad ke-15 sampai abad ke-18, Kesultanan Banten sudah dipimpin oleh 16 raja raja Kerajaan Banten.

Bermula dengan Sultan Hasanudin yang menjadi pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Banten. Memimpin selama 18 tahun lamanya, Banten memasuki masa kejayaannya.

Setelah 18 tahun memimpin, Sultan Hasanuddin wafat dan digantikan oleh putranya yang bernama Maulana Yusuf.

Maulana Yusuf memimpin Kesultanan Demak selama 10 tahun dan saat itu berhasil menaklukkan Kerajaan Pajajaran yang berada di Bogor.

Karena meninggal pada usia yang cukup muda, Maulana Yusuf kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Maulana Muhammad.

Maulana Muhammad diangkat menjadi raja di usianya yang ke-9. Karena masih muda, kepemimpinan saat itu dilakukan oleh Mengkubumi Jayanegara.

Setelah Maulana Muhammad dewasa dan meninggal karena menyerang Kesultanan Palembang, ia lalu digantikan oleh anaknya yang masih berusia 5 bulan.

Namanya adalah Pangeran Ratu atau Abdul Mufakir. Sampai ia dewasa, kepemimpinan dilakukan oleh Mengkubumi Ranamanggala.

Sebelum dilanjutkan oleh putranya, Kesultanan Banten pernah dipimpin oleh Sultan Abu al-Maali Ahmad selama 3 tahun.

Baru setelah itu, atau tepatnya pada tahun 1651 Masehi Banten dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Karena adanya peperangan, Sultan Ageng Tirtayasa diserang oleh Belanda dan dipenjarakan di Batavia.

Kemudian kesultanan dipimpin oleh Sultan Abu Nashar Abdul Qahar sampai 1687 Masehi, dilanjutkan dengan Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya, Sultan Abdul Mahasin Muhammad Zainul, Sultan Abdul Fathi Muhammad, Ratu Syarifah Fatimah, Sultan Arif Zainul, Sultan Abdul Mafakhir Muhammad Aliuddin, Sultan Abdul Fath, Sultan Abdul Nashar Muhammad Ishaq, dan diakhiri dengan Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyidin Zainussalihin sampai Banten runtuh pada tahun 1813 Masehi.

Silsilah Kerajaan Banten

Silsilah Kerajaan Banten

Silsilah kerajaan Banten bermula dengan ayah dari raja yang pertama.

Pangeran Fatahillah dari Kerajaan Demak memiliki seorang putra yang bernama Sultan Hasanuddin.

Sultan Hasanuddin ini yang kemudian memutuskan untuk mendirikan sebuah kerajaan yang diberi nama Kesultanan Banten.

Karena, Kerajaan Banten menjadi kerajaan yang bercorak Islam, sehingga sah-sah saja jika disebut sebagai kesultanan.

Sultan Hasanuddin memiliki putra bernama Maulana Yusuf yang kemudian menjadi raja kedua di Banten.

Maulana Yusuf memiliki putra bernama Maulana Muhammad yang sudah diangkat raja pada usia 9 tahun.

Garis keturunan terus berlanjut hingga lahirlah putra dari Maulana Muhammad yang bernama Abdul Mufakhir atau yang memiliki sebutan Pangeran Ratu.

Pangeran Ratu ini memiliki putra yang bernama Sultan Abu al-Maali Ahmad. Setelahnya, silsilah diteruskan sampai Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Abu Nashar Abdu Qahar, dan terus berlanjut sampai raja yang terakhir yang bernama Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin.

Baca juga: KERAJAAN SINGASARI: Letak, Sejarah, Silsilah, & 6 Peninggalan

Ada beberapa raja terkenal di Kerajaan Banten. Berikut ini adalah beberapa daftar Raja yang pernah memerintah.

1. Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin adalah raja pertama Kerajaan Banten dan anak dari Sunan Gunung Jati.

Saat Kerajaan Demak terjadi perebutan kekuasaan, wilayah Cirebon dan Banten berusaha melepaskan diri.

Hingga akhirnya, Kerajaan Banten menjadi kerajaan yang berdaulat. Sultan Hasanuddin berkuasa selama 18 tahun dari tahun 1552 – 1570 M.

Di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Banten berhasil menaklukan wilayah Lampung yang memiliki banyak hasil rempah – rempah.

Terlebih, Selat Sunda yang menjadi jalur pelayaran dan perdagangan terkenal. Selama kepemimpinannya, Bandar Banter berhasil menjadi bandar yang ramai dikunjungi oleh para saudagar dari Gujarat, Venesia dan Persia.

Sultan Hasanuddin wafat pada tahun 1570 M. Kekuasaan Kerajaan Banten kemudian digantikan oleh anaknya Maulana Yusuf.

2. Maulana Yusuf

Raja kedua Kerajaan Banten bernama Maulana Yusuf yang berkuasa dari tahun 1570 hingga 1580.

Selama kepemimpinannya, Kerajaan Banten berhasil menundukan Kerajaan Pajajaran yang berada di Pakuan.

Bahkan, ia juga berhasil menurunkan Prabu Sedah yang menjadi raja Kerajaan Pajajaran.

Hal ini yang menyebabkan banyak rakyat Pajajaran yang mengungsi ke gunung dan keturunan rakyat Pajajaran kala itu masih bisa dilihat sebagai suku badui.

3. Maulana Muhammad

Setelah wafatnya Sultan Maulana Yusuf, tahta Kerajaan Banten dilanjutkan oleh anaknya, yang bernama Sultan Maulana Muhammad.

Namun, saat beliau naik tahta masih dalam usia belia, yaitu 9 tahun. Sehingga tahta kerajaan dipimpin oleh Mangkubumu Jayanegara hingga beliau berusia cukup dewasa, yaitu 16 tahun.

Saat pemerintahan Sultan Maulana Muhammad, Kerajaan Banten menggempur kesultanan Palembang yang didirikan oleh Ki Gendeng Sure.

Ki Gendeng Sure sendiri masih keturunan kesultanan Demak sehingga Kerajaan Banten yang juga adalah keturunan Demak.

4. Pangeran Ratu

Pangeran Ratu atau dikenal dengan Abdul Mufakhir menjadi raja ke empat dan pengganti Sultan Maulana Muhammad.

Di saat tahta beliau masih berusia 5 bulan, sehingga kepemerintahan dibantu oleh Mangkubumi Ranamanggela.

Pada pemerintahan Pangeran Ratu bangsa Belanda yang dipimpin oleh Cornelius de Houtman pertama kali mendarat di Banten pada tanggal 22 Juni 1596.

5. Sultan Ageng Tirtayasa

Sepeninggalannya, Pangeran Ratu, Kerajaan Banten diduduki oleh anaknya, yang bernama Sultan Ageng Tirtayasa.

Dalam masa pemerintahan beliau, Kerajaan Banten mengalami kemajuan yang pesat. Bahkan, Kerajaan Banten menjalin hubungan dengan negara luar, seperti Moghul dan Turki. Meski begitu, ia tidak mau bekerja sama dengan Belanda.

6. Sultan Abdul Nasar

Raja terakhir dari Kerajaan Banten adalah Sultan Abdul Nasar. Selama masa pemerintahan, ia masih bersikukuh tidak mau bekerja sama dengan Belanda.

Hanya saja, kekuasaan Belanda semakin kuat dan hasilnya, Kerajaan Banten menjadi runtuh.

Baca juga: KERAJAAN DEMAK: Letak, Sejarah, Silsilah, & Peninggalan Kerajaan Demak

Masa Kejayaan Kerajaan Banten

Masa kejayaan Kerajaan Banten terjadi selama dua kali masa, yaitu saat kepemimpinan Sultan Hasanuddin dan Sultan ageng Tirtayasa.

Selama Sultan Hasanuddin memimpin, Banten yang baru saja berdiri sebagai kerajaan telah berhasil menguasai Lampung.

Selain Lampung, Banten juga berhasil menguasai apa yang ada diantara Demak dan Lampung, yaitu Selat Sunda.

Karena Selat Sunda berhasil dikuasai, maka jalur perdagangan menjadi dikuasai oleh Banten juga. Kekayaan kesultanan saat itu menjadi melimpah karena dikuasainya Selat Sunda.

Masa kejayaan juga diantar oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan membangun dermaga ala Eropa dengan cara membangunnya bersama para pekerja dari Eropa.

Karena saat itu, kesultanan mampu membayar pekerja-pekerja tersebut.

Tidak hanya dibuktikan dari bangunan saja, dimana masa kejayaan Banten karena Sultan ageng Tirtayasa juga dibuktikan dari adanya monopoli komoditas lada di Lampung.

Karena berhasil melakukan monopoli ini, Banten menjadi pusat perdagangan lada pada saat itu yang sangat berkembang.

Karena hal tersebut, banyak pedagang dari luar negeri yang sengaja datang ke Banten untuk membeli.

Ditambah lagi, Selat Sunda sudah dikuasai oleh Kesultanan Banten. Semakin mudah saja untuk menuju kejayaan.

Di saat itu juga, Belanda atas nama VOC telah memblokade akses menuju dermaga Banten.

Yang mana hal ini menjadi hambatan karena Banten sudah dikenal sebagai daerah yang menjual rempah-rempah. Namun kemudian Sultan ageng Tirtayasa berhasil mengakhiri hambatan tersebut.

Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Banten

Latar belakang berdirinya Kerajaan Banten yaitu niat seseorang yang ingin menyelamatkan salah satu daerah kekuasaan milik rajanya.

Sekitar tahun 1552 Masehi, Kerajaan Demak yang berada di Demak memasuki masa keruntuhan.

Sedangkan di saat itu, salah satu daerah kekuasaan milik Demak adalah Banten yang berada di pinggir Selat Sunda.

Salah satu panglima besar yang ada di Kesultanan Demak yang bernama Pangeran Fatahillah yang memiliki putra bernama Sultan Hasanuddin.

Daripada Banten jatuh di tangan penjajah atau di tangan lain, Sultan Hasanuddin kemudian mendirikan kesultanan di Banten yang akhirnya disebut dengan nama Kesultanan Banten.

Karena itu yang menjadi cikal bakal atau latar belakang kesultanan di Banten ini ada, adalah untuk menyelamatkan salah satu daerah kekuasaan dari kesultanan yang sudah tak bisa diselamatkan.

Makalah Kerajaan Banten

Makalah Kerajaan Banten menjadi makalah yang menarik untuk dibuat.

Pembuatan makalah ini membuat siapapun bisa mempelajari lebih banyak atau lebih dalam tentang Kesultanan Banten.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kesultanan ini, seperti contoh sikap toleransi antar umat beragama, latar belakang pendirian kesultanan yang menarik, atau kisah salah satu rajanya yang terkenal yang bernama Sultan Ageng Tirtayasa.

Peninggalan-peninggalan kerajaan ini masih ada dengan keadaan yang baik sampai sekarang. Mempelajari tentang kesultanan ini bisa memberikan daya tarik untuk melihat langsung bagaimana wujud dari peninggalan-peninggalan yang ada.

Raja-raja yang memimpin sangat berani sehingga bisa melawan VOC atau Belanda yang pada saat itu menjadi organisasi superior.

Dermaga yang telah diblokade oleh penjajah pun bisa diatasi dengan baik.

Karena tekad dan semangat raja-raja yang memimpin, beberapa kerajaan sudah ditaklukkan untuk daerah kekuasaan maupun untuk penyebaran agama Islam.

Masa Keruntuhan Kerajaan Banten

Masa kemunduran Kerajaan Banten terjadi saat pemerintahan Sultan Ageng yang mengalami perselisihan dengan anaknya, Sultan Haji atas perebutan kekuasan.

Hal ini yang mulai dimanfaatkan oleh VOC.

VOC lebih memihak pada Sultan Haji. Sehingga Sultan Ageng harus pergi ke arah pedalaman Sunda bersama kedua anaknya, yaitu Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf.

Tapi, pada tahun 1963, Sultan Ageng berhasil ditangkap dan dipenjara di Batavia.

Dilanjutkan dengan Syekh Yusuf pada 14 Desember dan Pangeran Purbaya yang menyerahkan diri.

Atas kemenangannya, Sultan Haji menghadiahkan wilayah Lampung kepada VOC.

Setelah wafatnya, Sultan Haji, Banten sepenuhnya dikuasai oleh Hindia Belanda. Sehingga pengangkatan Sultan harus mendapat persetujuan Gubenur Jendral Hindia Belanda.

Akhirnya, Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya dipilih sebagai pengganti Sultan Haji. Kemudian digantikan oleh Sultan Abdul Mahasin Muhammad Zainal Abidin.

Penyerangan Banten terjadi saat pemerintahan Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin.

Penyerangan tersebut terjadi karena Sultan menolak memindahkan ibukota Banten ke Anyer. Hingga tahun 1813, Kerajaan Banten runtuh dan diambil alih oleh Inggris.

Baca juga: 22 Kerajaan Islam di Indonesia dan Penjelasan Singkat

Peninggalan Kerajaan Banten

Selama masa kepemimpinan lebih dari 3 abad, Kerajaan Banten memiliki banyak bukti peninggalan yang menjadi kunci sejarah kejayaannya terdahulu, seperti berikut ini.

1. Masjid Agung Banten

Peninggalan Kerajaan Banten 1. Masjid Agung Banten

Masjid yang terletak di desa Banten Lama, Kecamaran Kaseman.

Keunikan yang dimilikinya yaitu bentuk menara yang mirip seperti mercusuar.

Bagian atap masjid mirip pagoda. Di bagian kanan dan kiri terdapat serambi dan makam Kesultanan Banten dan keluarganya.

2. Istana Keraton Kaibon

Peninggalan Kerajaan Banten 2. Istana Keraton Kaibon

Istana ini sebagai tempat tinggal bunda ratu Aisyah. Beliau adalah ibunda dari Sultan Saifudin.

3. Istana Keraton Surosowan

Peninggalan Kerajaan Banten 3. Istana Keraton Surosowan

Istana ini menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Banten dan juga tempat tinggal para sultan Banten.

4. Benteng Speelwijk

Peninggalan Kerajaan Banten 4. Benteng Speelwijk

Benteng ini menjadi bukti penjagaan Kerajaan Banten atas serangan laut  dan juga digunakan untuk memantau aktivitas pelayaran.

5. Danau Tasikardi

Peninggalan Kerajaan Banten 5. Danau Tasikardi

Danau ini adalah danau buatan pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf dengan lapisan batu bara dan keramik.

6. Vihara Avalokitesvara

Peninggalan Kerajaan Banten 6. Vihara Avalokitesvara

Peninggalan ini menjadi bukti akan keterbukaan Kerajaan Banten dengan seluruh agama.

Pada dinding wihara terdapat relief legenda siluman ular putih.

7. Meriam Ki Amuk

Peninggalan Kerajaan Banten 7. Meriam Ki Amuk

Meriam yang terletak di dalam Bentang Speelwijk.

Dinamakan seperti itu karena konon katanya meriam ini memiliki daya tembakan jauh dan ledakan yang besar.

Kesimpulan

Kerajaan Banten menjadi salah satu kerajaan islam yang ada di Indonesia dan berdiri di Tanah Pasundan, tepatnya di Provinsi Banten Indonesia.

Secara letak geografis, Kerajaan Banten terletak di provinsi Banten.

Wilayah kerajaan ini meliputi bagian barat Pulau Jawa, semua bagian Lampung dan sebagai wilayah di bagian selatan Jawa Barat.

Dalam kehidupan berpolitik, perlu diketahui dulu asal usul raja pertama atau pendirinya. Kesultanan Banten didirikan oleh Sultan Hasanuddin yang adalah putra dari Pangeran Fatahillah.

Masa kejayaan juga diantar oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan membangun dermaga ala Eropa dengan cara membangunnya bersama para pekerja dari Eropa.

Masa kemunduran Kerajaan Banten terjadi saat pemerintahan Sultan Ageng yang mengalami perselisihan dengan anaknya, Sultan Haji atas perebutan kekuasan.

Karena itulah sampai saat ini KERAJAAN BANTEN: Letak, Sejarah, Silsilah, & Peninggalan Kerajaan Banten masih dikenang rakyat Banten pada umumnya.

Orang juga bertanya

English private teacher, seo writter, english translator, and content writer.

Tinggalkan komentar