Alat Pneumatik: Pengertian, Jenis, dan Cara Kerja Lengkap

  •   Jan 2024  •   14 min read  •   Comment

Alat Pneumatik adalah salah satu jenis alat ukur yang juga sering digunakan saat melakukan tune up mobil atau sepeda motor.

Perlu diketahui bahwa alat ukur Pneumatik yaitu sebuah alat ukur yang menggunakan tekanan atau kevakuman sebuah sistem untuk mengukurnya yang dikonversikan dalam sebuah angka dalam satuan tekanan udara.

Alat ukur Pneumatik menjadi alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan atau kompresi sebuah komponen atau sistem saat bekerja.

Untuk skala ukuran tekanan pada alat ini umumnya adalah Psi, kPa, Bar, kg/cm2 dan lain sebagainya.

Ingin tahu lebih jelasnya, simak bahasan Alat Pneumatik berikut.

Pengertian Alat Pneumatik

Seperti yang dijelaskan di atas, Alat Pneumatik merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur perbedaan tekanan udara di suatu ruangan.

Alat ini pada dasarnya adalah teknologi yang menggunakan udara terkompresi untuk menciptakan energi mekanis.

Alau ukur Pneumatik atau yang disebut sebagai unit pengukur udara kebanyakan dipakai untuk mengukur benda kerja yang berbentuk silinder seperti diameter lubang atau poros.

Dan alat ini menjadi alat ukur dengan teknik non-kontak yang mengecek bagian dimensi dan geometiknya.

Alat ini dicirikan dengan akurasinya yang tinggi dan stabilitasnya yang tahan lama.

Hal ini karena bersifat non-kontak dan memiliki nosel, maka alat ini tidak akan merusak benda kerja.

Baca juga: Bagian Bagian MCB : Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerja Lengkap

Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari alat ukur Pneumatik:

  • Pengukuran dilakukan dengan akurasi yang tinggi dan bisa diulang berkali-kali
  • Mengurangi risiko untuk merusak benda kerja
  • Bisa digunakan di lingkungan yang kasar sekalipun
  • Memiliki air pressure yang berfungsi sebagai pembersih pada titik pengukuran, yang mana bisa memungkinkan pemakainya untuk mengukur benda kerja yang kotor dan berminyak sekalipun

Jenis Alat Pneumatik Beserta Fungsinya

Alat Pneumatik memiliki beragam macam beserta ciri-cirinya masing-masing. Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Tyre Pressure Gauge

Alat Pneumatik Tyre Pressure Gauge

Tyre Pressure Gauge umum ditemukan di pom bensin maupun di tukang tambal ban.

Sesuai namanya, alat ini berfungsi untuk mengukur tekanan udara di dalam ban.

Ukuran tekanannya harus sesuai dengan standar yang ada pada buku manual mobil.

Jenisnya memiliki 2 model, yaitu analog dan digital. Namun, terkadang alat ini juga dipasang langsung dengan air gun, yang mana disebut sebagai tyre pressure inflator gauge.

Inflator lebih bisa diandalkan karena dapat menambah tekanan pada ban.

2. Radiator Cup Tester

Alat Pneumatik Radiator Cup Tester

Jika dibanding dengan alat Pneumatik lainnya, jenis radiator cup tester bisa dikatakan memiliki fungsi yang paling besar.

Fungsi utama alat ini yaitu mendeteksi jika ada kebocoran pada sistem pendingin mobil seperti radiator, selang, dan sebagainya.

Selain itu, alat ini juga bisa dipakai untuk memeriksa tutup radiator.

Bahkan, alat ini juga bisa memeriksa jika ada kebocoran kompresi.

Dengan kata lain, alat pendingin mobil bisa bekerja dengan aman dengan adanya alat satu ini.

3. Manifold Pressure Gauge

Alat Pneumatik Manifold Pressure Gauge

Manifold pressure gauge berfungsi untuk mengukur tekanan atmosfer pada manifold.

Alat ini akan mengukur tekanan manifold inlet, yang akan menunjukkan volume udara yang masuk ke dalam silinder.

Seperti yang diketahui, faktor mesin dapat bekerja adalah dengan adanya sistem induksi atau adanya udara yang masuk.

Semakin besar volume udara yang masuk, maka semakin optimal mesinnya.

Dengan mengukur tekanan manifold inlet, kamu bisa mengecek berapa besar horsepower mesin yang dimiliki.

Dengan begitu, kamu juga bisa tahu seberapa baik kinerja mesin.

Baca juga: Cara Memperbaiki Kartu Memori yang Tidak Terbaca Sama Sekali

4. Vacuum Gauge

Alat Pneumatik Vacuum Gauge

Jenis alat ukur Pneumatik selanjutnya adalah vacuum gauge. Alat ini berfungsi saat memeriksa tingkat kevakuman udara pada mesin.

Dengan begitu, lamu juga bisa tahu apakah mesin bisa bekerja dengan baik dengan tingkat kevakuman yang tersedia.

Alat ini juga akan mendeteksi kebocoran udara pada pada komponen-komponen mobil.

5. Compression Tester

Alat Pneumatik Compression Tester

Seperti namanya, alat yang berfungsi untuk mengukur besar kompresi pada ruang bakar.

Tekanan kompresi memiliki hubungan yang erat pada kinerja mesin. Jika kompresi terlalu rendah, maka mesin tidak bisa menyala dan aki akan cepat haus.

Tapi, kompresi yang terlalu kencang juga akan mesin sangat bising. Oleh sebab itu compression tester sangat dibutuhkan agar performa mobil tetap terjaga.

Mobil yang pernah mengalami kelemahan pada tenaga bisa disebabkan karena tekanan kompresinya yang lemah juga, yang diakibatkan dari kebocoran karena silinder dalam motor pembakaran dalam mengalami keausan.

6. Manifold Gauge AC

Alat Pneumatik Manifold Gauge AC

Manifold Gauge AC berfungsi untuk mengukur tekanan udara pada freon yang ada dalam sistem AC (Air Conditioner).

Alat ini bisa memperbaiki jika ada kerusakan pada sistem AC. Alat ini juga yang menjaga agar AC di mobil kita tetap dingin dan sejuk.

Alat ini memiliki 3 selang, berikut ini perinciannya:

  • Selang biru (compound gauge). Alat pengukur bagian kiri, berfungsi untuk mengukur tekanan positif dan negatif
  • Selang merah. Berfungsi untuk mengukur tekanan tinggi
  • Selang kuning. Berfungsi untuk mengisi freon dan memompa vakum

Tabel Konversi Satuan Tekanan

Dibawah ini adalah tabel konversi satuan tekanan yang biasa digunakan di dunia otomotif.

SatuanBarkPain Hgkgf/cm2psiatm
Bar110029,531,01914,50,98
kPa0,0110,295101,0190,1450,0098
in Hg0,0333,3810,03450,4910,033
kgf/cm20,98098,0628,95114,220,96
psi0,0686,892,0360,070310,068
atm1,013101,3229,921,03314,691

Baca juga: Bagian Bagian MCB : Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerja Lengkap

Macam-Macam Alat Ukur Mekanik

Macam-Macam Alat Ukur Mekanik Alat Pneumatik

Berikut ini penjelasannya, yaitu:

1. Mistar Baja

Mistar baja atau penggaris baja adalah salah satu alat ukur mekanik dan memiliki fungsi untuk mengukur panjang, lebar, ketinggian atau kedalaman suatu benda.

Skala ukuran pada mistar baja memiliki tingkat ketelitian 0,5 mm atau 1 mm.

Panjang dari mistar baja juga banyak macamnya, panjang mistar yang sering digunakan di bengkel otomotif yaitu mistar baja yang memiliki panjang 300 mm atau 30 cm dan mistar baja yang memiliki panjang 500 mm.

Pada mistar baja, ada juga yang memakai 2 skala pengukuran yaitu skala metrik dan skala inchi.

Baca juga: Fungsi Fuse Pada Kelistrikan Yakni Untuk Apa ? Ini Jawaban Lengkap

2. Penggaris Gulung (measuring Tape)

Penggaris gulung terbuat dari bahan pita baja yang digulung. Penggaris gulung memiliki beragam macam ukuran, adanya ukurannya sampai 2000 mm atau 2 m, ada yang ukurannya sampai 5000 mm atau 5 m, dan ada yang ukurannya sampai 15000 mm atau 15 m.

Skala ukuran yang ada pada penggaris gulung ini dibedakan menjadi 2 skala, yaitu ada yang menggunakan skala metrik dan ada yang menggunakan skala inchi.

Penggaris gulung atau measuring tape berfungsi dalam mengukur panjang, lebar, kedalaman atau ketinggian yang memiliki jarak yang luas.

3. Busur Derajat (protactor)

Busur derajat atau protactor memiliki bentuk seperti setengah lingkaran dan dilengkapi dengan sepotong logam lurus dan panjang yang dihubungkan di bagian setengah lingkaran yang dapat digerakkan disekeliling titik putarnya untuk mengukur sudut.

Busur derajat atau protactor berfungsi untuk mengukur atau memeriksa sudut-sudut suatu benda.

Alat ini bisa mengukur sudut dari benda hingga 1800.

4. Outside Caliper

Outside caliper berfungsi dalam mengukur diameter luar, mengukur dimensi luar dan memeriksa apakah permukaan luar dari benda yang diukur sejajar atau tidak.

Outside caliper terdapat 2 kaki sebagai pengukur, dan titik putar pegas (spring pivot point) dan sekrup penyetel (adjustment screw).

Cara penggunaan outside caliper yaitu dengan cara membengkokkan kedua kakinya ke arah satu sama lainnya di bagian ujun kaki untuk memperoleh hasil pengukuran.

5. Inside Caliper

Inside caliper berfungsi untuk mengukur diameter di bagian dalam, mengukur dimensi bagian dalam dan untuk mengecek apakah permukaan bagian dalam sebuah benda sejajar atau tidak.

Inside caliper memiliki 2 kaki yang dihubungkan dengan spring pivot point serta memiliki sekrup penyetel (adjustment screw) untuk menahan kedua kakinya ketika pengukuran agar kedua kaki tidak bergeser.

Baca juga: 14 Alat Mengukur Massa Jenis Zat Padat, Cair, dan Gas Lengkap

6. Depth Gauge

Depth gauge atau alat pengukur kedalaman berfungsi dalam mengukur kedalaman suatu lubang.

Depth gauge terdiri dari kompoen penggaris baja kecil yang memiliki skala utama dan bagian geser yang terdapat skala vernier.

7. Valve Spring Tester

Valve spring tester berfungsi dalam menguji tingkat elastisitas dari pegas.

Skala daya pegas standar memiliki skala maksimal 158 kg atau 350 lb.

8. Feeler Gauge

Feeler gauge berfungsi dalam mengukur celah antar komponen dan untuk mengecek keausan antar komponen.

Feeler gauge terdiri dari beragam bilah tipis yang memiliki ketebalan yang berbeda-beda.

9. Vernier Caliper

Vernier caliper atau juga disebut dengan jangka sorong memiliki fungsi untuk mengukur diameter luar sebuah benda, mengukur diameter dalam sebuah benda dan mengukur kedalaman dari suatu benda.

Jangka sorong memiliki beberapa bagian yaitu rahang bawah, rahang atas, pengukur kedalaman, sekrup pengunci, skala utama dan skala vernier atau nonius.

Jangka sorong memiliki beberapa tingkat ketelitian yaitu tingkat ketelitian 0,1 mm, tingkat ketelitian 0,05 mm, tingkat ketelitian 0,02 mm, tingkat ketelitian 1/128 inchi dan tingkat ketelitian 1/1000 inchi.

10. Outside Micrometer

Outside Micrometer atau Micrometer luar memiliki fungsi dalam mengukur diameter luar suatu benda dengan tingkat ketelitian yang lebih teliti dibandingkan dengan jangka sorong.

Outside Micrometer memiliki beberapa bagian, antara lain seperti frame, anvil, spindle, lock, sleeve, thimble dan rachet stopper atau rachet knob.

Outside Micrometer memiliki beragam tingkat ketelitian yaitu tingkat ketelitian 0,01 mm dan tingkat ketelitian 0,001 mm.

11. Inside Micrometer

Inside Micrometer atau Micrometer memiliki fungsi dalam mengukur diameter dalam suatu benda dengan tingkat ketelitian yang lebih teliti jika dibandingkan dengan jangka sorong.

Inside Micrometer terdiri dari beberapa komponen, antara lain seperti spindle, spacer, spindle lock screw, sleeve dan timble.

Inside Micrometer memiliki tingkat ketelitian sampai 0,01 mm.

12. Depht Micrometer

Depht Micrometer atau Micrometer kedalaman memiliki fungsi dalam mengukur kedalaman suatu benda, kedalaman alur, ketinggian benda dengan tingkat ketelitian tertentu.

Depht Micrometer memiliki komponen yang hampir serupa dengan inside Micrometer akan tetapi depht Micrometer memiliki tambahan bagian block yang rata dengan permukaan yang rata.

13. Telescoping Gauge

Telescoping gauge memiliki fungsi dalam mengukur diameter dalam sebuah benda yang memiliki ukuran yang kecil sehingga tidak bisa dilakukan dengan menggunakan Micrometer.

Bagian-bagian dari telescoping gauge seperti locking screw, handle atau grip dan plunger.

14. Dial Indicator

Dial indicator berfungsi dalam mengukur kebengkokan dan keolengan atau run out sebuah benda atau poros.

Dial indicator memiliki tingkat ketelitian 0,01 mm.

Baca juga: Cara Kerja Sensor dan Jenisnya Lengkap

15. Cylinder Bore Gauge

Cylinder Bore Gauge (CBG) berfungsi dalam mengukur diameter silinder. Alat ini dipakai bersama-sama dengan jangka sorong dan Micrometer luar saat dipakai untuk mengukur diameter silinder.

Macam-Macam Alat Ukur Elektrik

Berikut penjelasannya, yaitu:

1. Multimeter

Multimeter atau multitester berfungsi dalam mengukur arus, tegangan, tahanan listrik, frekuensi, nilai kapasitas, hubungan atau konektivitas pada rangkaian.

2. Osiloskop

Osiloskop berfungsi untuk :

  • Mengukur besar tegangan (voltage) listrik dan hubungannya terhadap waktu
  • Mengukur frekuensi signal yang berosilasi
  • Mengecek frekuensi signal di rangkaian
  • Membedakan arus AC dan DC
  • Mengecek suara atau noise pada sebuah rangkaian kelistrikan dan hubungannya terhadap waktu.

3. Scanner

Scanner adalah sebuah alat ukur yang digunakan pada kendaraan-kendaraan injeksi.

Scanner berfungsi untuk mengecek kesalahan atau malfunction dari sebuah sistem di kendaraan EFI, mengukur kerja sensor-sensor dan aktuator-aktuator.

4. Dwell dan Tacho Tester

Dwell tester berfungsi dalam mengukur sudut dwell pada sistem pengapian kendaraan, dan tacho tester berfungsi untuk mengukur RPM mesin.

5. Timing Light

Timing light berfungsi dalam mengetahui atau mengecek saat pengapian kendaraan.

Ketika pengapian kendaraan yaitu saat busi mulai memercikkan bunga api.

Bagaimana Cara Kerja Sistem Pneumatik?

Nama “pneumatic” memang masih asing di telinga masyarakat awam, sehingga banyak orang yang bingung bagaimana cara kerja alat ini.

Justru cara kerjanya tidak berbeda jauh dengan sistem hidrolik, yang mana lebih umum dan sama-sama dipakai untuk industri dan kehidupan sehari-hari.

Perbedaan yang paling utama antara sistem pneumatic dan hydraulics hanya pada media yang dipakai untuk membuat tekanan.

Aplikasi pneumatic system menggunakan tekanan udara, sedangkan hidrolik menggunakan air.

Sistem Pneumatik sederhana bekerja dengan cara mengurangi volume udara memakai air compressor agar tekanannya meningkat.

Dalam contoh pompa ban manual, air compressor yaitu pegangan yang ditekan.

Tekanan udara kemudian disalutkan ke tabung, selang, atau pipa khusus yang mengarah ke pangkal dimana tekanan tersebut dibutuhkan.

Jika dijelaskan secara singkat, seperti itulah cara kerja sistem Pneumatik. Hanya tentunya mesin berukuran besar yang memakai Pneumatik memiliki cara kerja yang lebih kompleks.

Conothnya lebih banyak pipa yang tersedia, ukuran volume udara yang bisa disimpan lebih banyak, dan sebagainya.

Contoh Penggunaan Sistem Pneumatik di Kehidupan Sehari-hari

Berikut ini adalah beberapa contoh lain dari pengaplikasian sistem Pneumatik dalam kehidupan sehari-hari.

  • Mesin pompa air
  • Lab bars untuk menahan pintu
  • Selang cuci mobil
  • Rem traktor, bis, dan truk (Air Brakes)
  • Nail gun
  • Alat compressor udara milik dokter gigi
  • Pintu mobil otomatis

Contoh Aplikasi Pneumatic System dalam Industri

Penggunaan pneumatic system di industri saat ini menjadi pilihan jika dibandingkan sistem hidrolik.

Karena dianggap lebih simpel, bersih, dan mengurangi resiko kebakaran karena cairan hidrolik menjadi mudah terbakar.

Baca juga: Rotary Encoder Adalah : Pengertian, Cara Kerja dan 2 Jenis Lengkap

Nah, sekarang marikita lihat beberapa contoh penggunaan sistem Pneumatik dalam berbagai industri:

1. Emergency Breaks

Rem darurat atau emergency breaks dibutuhkan untuk semua mesin.

Tidak hanya kendaraan yang bergerak di jalanan, tapi juga mesin yang bergerak secara statis seperti mesin produksi, sorting, cleaning, dan sebagainya.

Emergency breaks yang dipakai di kendaraan banyak ditemukan pada mobil besar seperti truk dan bis.

Beberapa wahana di taman rekreasi seperti rollercoaster juga memakai rem darurat dengan sistem Pneumatik yang serupa.

Sedangkan di industri manufaktur, gudang, dan pendistribusian, rem darurat dipakai untuk semua mesin yang bergerak dengan menggunakan sistem otomasi.

2. Jackhammers

Jika tinggal di daerah yang ramai proyek pembangunan, tentu setiap hari sering mendengar suara jackhammer atau palu otomatis yang menggunakan sistem Pneumatik.

Tidak seperti palu biasanya, jackhammer membutuhkan listrik untuk bisa beroperasi.

Dimana jackhammer adalah contoh penggunaan sistem Pneumatik dalam industri yang paling mudah untuk dijelaskan.

Karena tekanan udara hanya berfungsi untuk menggerakan mata palu atau ujung dari alat ini ke depan dan belakang.

3. Cable Jetters

Cable Jetters atau cable jetting yaitu proses memasukan kabel ke dalam pipa menggunakan tekanan udara.

Di dalam dunia industri, teknik ini sering digunakan memasang kabel yang disusun di bawah tanah, dalam laut, atau tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh manusia.

Udara bertekanan tinggi dari alat Pneumatik akan mendorong kabel masuk ke pipa atau duct yang telah disusun.

Dengan adanya aliran udara yang mengelilingi kabel akan mengurangi pergesekan antara kabel dengan dinding duct.

Dalam beberapa kondisi, proses cable jetting ini juga memakai cairan pelumas khusus untuk mengurangi pergesekan.

Ada beberapa kelebihan dalam menggunakan cable jetting dengan aplikasi pneumatic, yatu:

  • Jarak instalasi kabel yang bisa dipasang menjadi lebih panjang
  • Mengurangi adanya pergeseran pada kabel
  • Alat hanya harus dipasang di salah satu ujung duct

4. Road Drillers

Road drillers memiliki fungsi dan cara kerja yang sama dengan jackhammers.

Bedanya, road drillers dipakai untuk membuat lubang dan menghancurkan material yang lebih besar. C

ontohnya seperti membuat gorong-gorong jalanan, membuat sumur, dan lainnya.

Tekanan udara dalam alat ini akan diubah menjadi rotary motion yang akan menghancurkan material apa saja.

Selain itu, alat ini tidak memakai cairan kimia apapun yang bisa merusak ekosistem daerah sekitar proyek.

5. Sorting System

Lalu, contoh aplikasi pneumatic system juga bisa ditemukan dalam mesin-mesin sorting atau yang memisahkan produk berdasarkan bentuk, berat, atau ukurannya.

Di Indonesia, ada banyak pabrik yang memakai sorting machine dengan sistem Pneumatik.

Salah satunya bisa ditemukan di pabrik-pabrik yang memproduksi makanan atau minuman kemasan, bahan tekstil, material bangunan, dan masih banyak lagi lainnya.

Apabila dikombinasikan dengan Programmable Logic Controller, sorting machine dengan sistem Pneumatik ini bisa memisahkan produk dengan kriteria yang lebih spesifik, contohnya berdasarkan warnanya.

6. Mesin Automated Production

Jika Automated Production Equipment atau peralatan produksi otomatis menjadi kategori peralatan produksi yang bergerak atau beroperasi secara otomatis.

Dimana, mesin-mesin ini memproduksi barang memakai sistem otomasi dari awal hingga akhir tanpa campur tangan manusia.

Ada banyak jenis Automated Production Equipment, salah satunya yaitu automatic sorting system yang sudah dijelaskan tadi.

Selain itu, mesin-mesin ini bisa digerakkan memakai kombinasi beberapa teknik, salah satunya menggunakan sistem Pneumatik.

Umumnya sistem Pneumatik dijumpai pada alat-alat yang berfungsi sebagai lifters dan turnover machine.

7. Taman Rekreasi

Dan aplikasi pneumatic system yang terakhir yang paling banyak yaitu di taman rekreasi.

Khususnya di semua wahana yang bergerak, membutuhkan emergency safety system khusus, dan berukuran besar.

Contoh yang paling umum yaitu ada pada wahana roller coaster.

Kebanyakan taman rekreasi menggunakan sistem Pneumatik jika dibandingkan hidrolik karena Pneumatik hanya membutuhkan tekanan udara sebagai penggerak.

Sedangkan hidrolik membutuhkan cairan khusus yang bisa beracun, mengingat taman rekreasi kerap dipenuhi oleh anak-anak.

Selain itu, udara tidak akan membuat mesin-mesin menjadi basah, yang sangat penting karena setiap mesin harus ada dalam posisi yang presisi saat dalam mode statis.

Kesimpulan

Alat Pneumatik merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur perbedaan tekanan udara di suatu ruangan.

Alat ini pada dasarnya adalah teknologi yang menggunakan udara terkompresi untuk menciptakan energi mekanis.

Alau ukur Pneumatik atau yang disebut sebagai unit pengukur udara kebanyakan dipakai untuk mengukur benda kerja yang berbentuk silinder seperti diameter lubang atau poros.

Sistem Pneumatik sederhana bekerja dengan cara mengurangi volume udara memakai air compressor agar tekanannya meningkat.

Orang juga bertanya

English private teacher, seo writter, english translator, and content writer.

Tinggalkan komentar