Transistor NPN dan PNP – Pada dasarnya, rangkaian elektronika memiliki berbagai macam komponen, salah satunya adalah transistor PNP dan NPN.
Transistor PNP dan NPN ini merupakan komponen yang digunakan pada sebagian besar rangkaian elektronika.
Hal ini dikarenakan transistor PNP dan NPN ini memiliki berbagai macam fungsi yang berguna untuk rangkaian elektronik.
Contohnya adalah seperti menentukan konfigurasi dalam proses pembuatan rangkaian elektronika.
Sebelum membahas apa itu transistor PNP dan NPN, yuk simak lebih detailnya dibawah ini!
Apa Itu Transistor?
Transistor adalah komponen yang berbahan semikonduktor (silicon, gallium, germanium) yang memiliki banyak fungsi, seperti dapat digunakan sebagai penguat, sirkuit pemutus, serta penyambung arus atau switching, stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal.
Transistor ini banyak digunakan dalam rangakaian elektronika, contohnya seperti power supply, amplifier, komputer, telivisi, handphone, dan lainnya.
Transistor ini pada umumnya mempunyai tiga terminal atau kaki, tiga kaki tersebut memiliki namanya masing-masing, yaitu basis, emitor, dan kolektor.
Transistor ini dapat berfungsi sebagai saklar elektronik, hal ini dikarenakan bias dapat diatur dari satu transistor ke transistor lainnya.
Selain itu, transistor juga berfungsi untuk menguatkan arus, hal ini dikarenakan tegangan pada transistor ini harus dibiaskan pada basis secara konstan, sehingga emitor yang keluar memiliki besaran tegang tetap.
Transistor ini memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah transistor bipolar atau dapat disebut BJT (Bipolar Junction Transistor).
Transistor bipolar atau BJT (Bipolar Junction Transistor) ini merupakan transistor yang membutuhkan elektron pada kutub negatif agar elektron pada kutub positif yang kurang dapat terisi.
Transistor bipolar atau BJT (Bipolar Junction Transistor) ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu transistor PNP dan transistor NPN.
Berikut penjelasan mengenai transistor PNP dan transistor NPN.
Pengertian Transistor PNP dan NPN
Transistor PNP dan NPN ini merupakan transistor jenis bipolar atau BJT (Bipolar Junction Transistor) yang merupakan jenis transistor yang membutuhkan arus input untuk dapat bekerja.
Berikut pengertian dari transistor PNP dan NPN.
Apa Itu Transistor PNP?
Transistor PNP (Positive Negative Positive) merupakan transistor yang menggunakan arus listrik kecil.
Tegangan negatif pada terminal dasar atau kaki basis dari transistor PNP ini digunakan untuk mengatur atau mengendalikan tegangan, serta aliran listrik dari emitor ke kolektor.
Apa Itu Transistor NPN?
Transistor NPN (Negative Positive Negative) merupakan transistor yang menggunakan arus listrik kecil.
Tegangan positif pada terminal dasar atau kaki basis dari transistor NPN ini digunakan untuk mengatur atau mengendalikan tegangan, serta arus listrik dari kolektor ke emitor.
Kaki Transistor NPN dan PNP
Selain itu, Transistor PNP dan NPN ini memiliki tiga kaki, setiap kaki memiliki namanya masing-masing, yaitu basis, kolektor, dan emitor.
Berikut penjelasan mengenai basis, kolektor, dan emitor:
Basis (B)
Basis ini merupakan dasar, kaki ini berfungsi sebagai pengatur atau pengendali atau pengontrol gerakan elektron yang berasal dari emitor ke kolektor.
Kolektor (C)
Kolektor ini merupakan pengumpul, kaki ini berfungsi sebagai pengalir arus elektron yang berasal dari transistor, dan juga sebagai pintu keluar dari hasil pengolahan transistor yang berbentuk frekuensi dan getaran listrik satu fasa atau searah dan juga sebagai penampung muatan yang berasal dari emitor.
Emitor (E)
Emitor ini merupakan pemancar, kaki ini berfungsi untuk menimbulkan elektron, serta sebagai pintu masuk dari arus positif (+).
Baca Juga: Apa Itu Telkomsel Klop? Syarat Dan Cara Daftarnya
Cara Kerja Transistor PNP dan NPN
Transistor PNP dan NPN ini tentu saja memiliki cara kerja masing-masing, berikut pembahasan mengenai cara kerja transistor PNP dan NPN.
Cara Kerja Transistor PNP
Transistor PNP akan aktif apabila kaki basis diberikan tegangan negatif (-), sedangkan kaki emitro membutuhkan bias positif terhadap kaki kolektor.
Kaki emitor ke kaki basis berperan sebagai dioda, apablia menggunakan dioda berbahan silikon, maka membutuhkan tegangan sebesar 0,7 V sehingga transistor dalam keadaan saturasi.
Arus kecil pada basis memiliki fungsi untuk mengendalikan atau sebagai saklar agar aliran arus yang besar bisa mengalir dari kaki emitor ke kaki kolektor.
Cara Kerja Transistro NPN
Transistor NPN akan aktif apabila kaki basis diberikan tegangan positif (+) dan kemudian mengalir dari kaki basis ke kaki mitor, sehingga arus yang besar yang berasal dari kaki kolektor akan ikut mengalir ke kaki emitor.
Arus kecil yang diberikan pada kaki basis, kemudian mengalir dari basis emitor ini memiliki fungsi sebagai saklar agar dapat mengalirkan arus dari kaki kolektor ke kaki emitor.
Tegangan dari kaki basis ke kaki emitor jika menggunakan transistor dengan bahan silikon, maka memburuhkan tegangan VBE = 0,7 V.
Penerapan Fungsi Transistor PNP dan NPN
Berikut tiga penerapan fungsi transistor PNP dan NPN:
Transistor sebagai Driver Motor DC
Selain sebagai saklar, transistor NPN ini juga dapat digunakan sebagai driver motor DC. Driver motor DC ini dikendalikan langsung oleh transistor.
Ketika transistor out off, maka motor akan mati dan akan hidup ketika transistor dalam kondisi saturasi. Transistor ini juga memiliki perasa sebagai penentu arah putaran motor.
Transistor sebagai Penguat Arus
Arus yang masuk ke rangkaian listrik tak akan selalu sesuai dengan kebutuhan, maka dari itu hal ini mengakibatkan rangkaian tak bisa mengangkat beban yang diinginkan.
Pada kasus ini, transistor PNP dan NPN ini lah yang dibutuhkan dalam rangkaian, sehingga rangkaian dapat menghasilkan arus yang lebih kuat.
Transistor sebagai Pembangkir Sinyal Flip-Flop
Pada saat sebuah rangkaian listrik terdapat dua transistor, kedua transistor tersebut akan bekerja secara bergilir atau bergantian untuk menghidupkan dan juga mematikan lampu LED.
Perbedaan Transistor PNP dan NPN
Di pasaran atau pada umumnya, transistor PNP dan NPN ini memiliki bentuk yang berbeda-beda, seperti berkepala tabung, setengah tabung, kotak dengan lidah yang terdapat lubang, dan lainnya.
Transistor PNP dan NPN ini tidak dapat dibedakan hanya dengan melihat bentuk fisiknya saja karena seringkali ditemukan tidak adanya penanda khusus sebagai pembedanya.
Meski begitu, terdapat beberapa cara lain untuk mengetahui perbedaan antara transistor PNP dan transistor NPN, berikut penjelasan untuk mengetahui perbedaan transistor PNP dan transistor NPN.
Berdasarkan Muatan yang Diberikan
Transistor PNP: berdasarkan kondisi aktif, ketika basis dari transistor PNP ini bermuatan negatif (-), maka emitor akan mengalirkan muatan tersebut ke kolektor.
Transistor NPN: berdasarkan kondisi aktif, ketika basis dari transistor NPN ini bermuatam positif (+), maka kolektor akan mengalirkan muatan tersebut ke emitor.
Berdasarkan Rangkaian
Transistor PNP: berdasarkan rangkaian, tegangan positif (+) pada transistor PNP ini akan selalu tehubung dengan kaki emitor, sedangkan tegangan negatif (-) akan terhubung dengan kaki kolektor.
Transistor NPN: berdasarkan rangkaian, tegangan positif (+) pada transistor NPN ini akan selalu terhubung dengan kaki kolektor, sedangkan tegangan negatif (-) akan terhubung dengan kaki emitor.
Berdasarkan Arus Output
Transistor PNP: berdasarkan arus output pada saat kondisi aktif, kaki kolektor dari transistor PNP ini akan mengeluarkan arus positif (+).
Transistor NPN: berdasarkan arus output pada saat kondisi aktif, kaki kolektor dari transistor NPN ini akan mengeluarkan arus negatif (-).
Berdasarkan Input Basis
Transistor PNP: berdasarkan input basis, transistor PNP akan aktif jika kaki basisnya dihubungkan dengan arus negatif (-).
Transistor NPN: berdasarkan input basis, transistor NPN akan aktif jika kaki basisnya dihubungkan dengan arus positif (+).
Berdasarkan Bahan Semikonduktor
Transistor PNP: berdasarkan bahan semikonduktornya, transistor PNP ini mempunyai dua blok bahan semikonduktor tipe N dan satu bahan semikonduktor tipe P
Transistor NPN: berdasarkan bahan semikonduktornya, transistor NPN ini mempunyai dua blok bahan semikondukton tipe P dan satu bahan semikonduktor tipe N.
Berdasarkan Simbol
Perbedaan transistor PNP dan transistor NPN ini dapat dilihat dari simbolnya.
Transistor PNP: dapat dilihat pada gambar di bawah, bahwa panah pada simbol transistor PNP menuju ke dalam.
Transistor NPN: dapat dilihat pada gambar di bawah, bahwa panah pada simbol transistor NPN menuju ke luar.
Menggunakan Multimeter
Selain cara di atas tersebut, transistor PNP dan transistor NPN ini dapat diketahui dengan cara mengeceknya dengan multimeter.
Untuk mengecek transistor PNP dan transistor NPN dengan multimeter ini harus diketahui letak kaki basisnya, berikut penjelasannya:
Menentukan Transistor PNP dan NPN dengan Kaki Basis
Berikut serangkaian langkah untuk menentukan transistor PNP dan PNP dengan kaki basis:
Menentukan transistor PNP dengan Kaki Basis
Berikut langkah – langkahnya:
- Multimeter ini diatur terlebih dahulu pada mode pengukuran tegangan (V).
- Untuk mencari kaki basis, dapat dilakukan dengan cara menempelkan probe multimeter pada kaki-kaki transistor, masing-masing probe multimeter yang berwarna merah (+) dan hitam (-) ditempelkan pada satu kaki secara bersamaan, lakukan hal ini ke semua kaki transistor.
- Kemudian, jika indikator pada multimeter ini menunjukkan adanya tegangan, ini menandakan probe berwarna hitam (-) ini berada pada kaki basis.
- Untuk memastikannya kembali, probe berwarna merah (+) dapat ditempelkan pada kaki transistor lainnya, jika indikator pada multimeter menunjukkan adanya tegangan, maka sudah pasti kaki transistor yang ditempelkan probe berwarna hitam (-) tersebut adalah kaki basis.
- Ini juga menunjukkan bahwa transistor yang sedang diperiksa merupakan transistor PNP, hal ini dikarenakan pada transistor PNP kaki basis merupakan katoda, sehingga multimeter ini akan menunjukkan tegangan pada saat probe berwarna hitam (-) ditempel pada kaki basis dan probe berwarna merah (+) ditempel pada kaki emitor atau kolektor.
Menentukan transistor NPN dan Kaki Basis
Berikut langkah – langkahnya:
- Multimeter ini diatur terlebih dahulu pada mode pengukuran tegangan (V).
- Untuk mencari kaki basis, dapat dilakukan dengan cara menempelkan proble multimeter pada kaki-kaki transistor, masing-masing probe multimeter yang berwarna merah (+) dan hitam (-) ditempelkan pada satu kaki secara bersamaan, lakukan hal ini ke semua kaki transistor.
- Kemudian, jika indikator pada multimeter ini menunjukkan adanya tegangan, ini menandakan bahwa probe berwarna merah (+) ini berada pada kaki basis.
- Untuk memastikannya kembali, probeberwarna hitam (-) dapat ditempelkan pada kaki transistor lainnya, jika indikator pada multimeter menunujukkan adanya tegangan, maka sudah pasti kaki transistor yang ditempelkan probe berwarna merah (+) tersebut adalah kaki basis.
- Ini juga menunjukkan bahwa transistor yang sedang diperiksa merupakan transistor NPN, hal ini dikarenakan pada transistor NPN kaki basis merupakan anoda, sehingga multimeter ini akan menunjukkan tegangan pada saat probe berwarna merah (+) ditempel pada kaki basis dan probe berwarna hitam (-) ditempel pada kaki emitor atau kolektor.
Baca Juga: Cara Daftar UMKM Online
Kesimpulan
Transistor merupakan komponen yang berbahan semikonduktor, yaitu: silicon, gallium, germanium yang memiliki banyak fungsi, seperti dapat digunakan sebagai penguat, sirkuit pemutus, serta penyambung arus atau switching, stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal.
Transistor NPN dan PNP dapat dibedakan berdasarkan muatan yang diberikan, rangkaian, arus output, input basis, bahan semikonduktor, simbol, dan multimeter.
Yuk baca artikel elektronika lainnya disini!
Orang juga bertanya
- Conveyor Adalah: 15+ Macam, Cara Merawat, & Istilah
- Boiler Adalah: Pengertian, 11 Komponen & Perawatannya
- Valve Adalah: Bagian, Klasifikasi, 13 Macam dan Fungsinya
- Relay: Pengertian, 3 Sifat, Cara Mengukur Relay
- Mesin Frais: Sejarah, Pengertian, Jenis, dan 18 Bagiannya
- Mikrokontroler Adalah: 2 Fungsi, Komponen, & Cara Kerjanya
- Fungsi Turbo: Pengertian, 3 Komponen, & Cara Perawatan
Daftar Isi: