Cara Testing IPv6 Hosting Lengkap

  •   Mar 2024  •   10 min read  •   Comment

Apakah kamu pernah mendengar istilah IPv6 sebelumnya? IPv6 merupakan versi terbaru dari IP (Internet Protocol).

Saat ini, semua devices yang terhubung internet masih banyak yang memakai IPv4.

Namun ada juga hosting sudah support IPv6! Pada artikel ini akan dijelaskan mengenai seluk beluk apa itu IPv6, apa perbedaan ipv4 dan ipv6 dan Cara Testing IPv6.

Untuk itulah kamu simak selengkapnya seperti bahasan berikut ini.

Apa itu IPv6?

Cara Testing IPv6

IPv6 merupakan versi terbaru dari IPv4. IPv6 adalah singkatan dari Internet Protocol version 6.

Dikutip dari Wikipedia, IPv6 yaitu versi terbaru dari internet protokol (IP), yang menyediakan sebuah sistem identifikasi lokasi perangkat komputer dan routing lalu lintas internet.

Kian waktu lama, akan semakin banyak pula komputer atau perangkat komunikasi yang terhubung pada internet.

Untuk itulah, dibutuhkan juga alamat IP yang sangat banyak. Sekarang ini, IPv4 masih banyak digunakan.

Hanya saja untuk kedepannya, IPv4 akan habis dan butuh generasi terbaru.

Sejak tahun 2012, IETF (Internet Engineering Task Force) mengembangkan versi IP terbaru yang dikenal dengan nama IPv6.

Nah saat ini IPv6 kian meningkat penggunaannya setiap tahunnya.

Perbedaan IPv4 dan IPv6

Adapun perbedaan IPv4 dan IPv6 adalah:

IPv4

  • Struktur pengalamatan sebanyak 32-bits yang tersusun dari 4 blok
  • Setiap blok memiliki 8-bits
  • Memiliki 10 basic header field
  • Terdiri dari Desimal 0-9
  • Multicasting terbatas

Contoh IPv4:

10.11.12.13/24

IPv6

  • Struktur pengalamatan sebanyak 128-bits yang tersusun dari 8 blok (memiliki ruang alamat IP lebih yang besar)
  • Tiap blok memiliki 16-bits
  • Memiliki 6 basic header field
  • Terdiri dari Heksadesimal 0-F
  • Semua sudah multicasting
  • Mobilitas
  • Terdapat fitur IPSec (Internet Protocol Security)
  • Tidak memerlukan DHCP Server (Stateless Mechanism host/client dapat melakukan konfigurasi otomatis alamat IPv6)
  • Mampu menggunakan MAC Address dari perangkat host
  • Tidak membutuhkan NAT untuk End to End Communication

Contoh IPv6:

  • 2001:0db8:0:0:0:0:0:0/32
  • 2001:db8:0000:0000:0000:0000:0000:1/32
  • 2001:db8:0:0:0:0:0:1/32
  • 2001:db8::1/32

Salah satu manfaat domain dan hosting yang sudah support IPv6, adalah kamu bisa akses website dari jaringan yang hanya memakai IPv6 only.

Baca juga: Password Router Huawei HG8245H5 Indihome Terbaru

Dimana kini, IPv4 sudah akan habis sehingga banyak negara yang mulai menggunakan IPv6.

Panduan Cara Testing IPv6 Bagi Pemula

Cara Testing IPv6

Nah kamu bisa menikmati fitur IPv6 di semua hosting yang ada. Bagaimana dengan IPv4? Apakah masih bisa digunakan? Tentu saja bisa.

Bagaimana cara mengetahui dimana alamat IP Address hosting? Berikut ini panduan IPv6 untuk pemula yang bisa diikuti.

Ada cara untuk melihat IPv4 dan IPv6 dan kamu bisa cek di halaman client area atau langsung di cPanel Hosting.

Menggunakan cPanel Hosting

Selain dari halaman client area kamu bisa cek alamat IPv4 dan IPv6 melalui cPanel Hosting. Caranya adalah,

1. Login cPanel Hosting

Langkah pertama yang harus kamu lakukan yaitu login ke cPanel.

Untuk login ke cPanel dapat melalui https://namadomain/cpanel, memakai username dan password sesuai email yang dikirim saat pertama kali membeli hosting.

2. Memilih Zone Editor

Silakan tulis “Zone Editor” di bagian form pencarian.

Lalu pilih Menu Zone Editor untuk melihat konfigurasi DNS atau alamat IP Address hosting.

3. Mengetahui Alamat IPv6

Silakan pilih nama website yang diinginkan lalu klik Manage.

Nah disini kamu bisa tahu jika Hosting DomaiNesia sudah support IPv4 dan IPv6.

– Cek IPv4 –

Silakan klik A di bagian filter. Nah kamu akan menemukan alamat IPv4.

– Cek IPv6 –

Silakan klik AAAA di bagian filter. Kamu akan menemukan alamat IPv6.

Jika domain utama diarahkan ke IP tertentu atau memakai Addon Domain apakah harus diubah? Jawabannya tidak perlu! Semua domain utama atau Addon Domain di Hosting secara otomatis memiliki IPv6

Kenapa Harus Ada IPv4 dan IPv6?

Jika diperhatikan, jumlah kemungkinan alamat IP yang bisa dibuat untuk alamat IPv4 mungkin sudah cukup banyak.

Hanya saja, ternyata masih banyak belum cukup untuk mengakomodasi semua perangkat yang terhubung di seluruh dunia, apalagi setelah hadirnya perangkat Internet of Things (IoT).

Nah, fungsi IPv6 yaitu untuk memenuhi kebutuhan yang lebih banyak akan alamat IP di internet. Walau begitu, IPv4 juga masih dibutuhkan.

Walau saat ini beberapa content provider besar seperti Facebook dan Netflix bisa dijangkau lewat IPv6, hanya yang bisa dijangkau melalui protokol ini, dan sisanya masih menggunakan IPv4.

Untuk saat ini, memang masih butuh waktu yang sangat lama untuk benar-benar beralih ke IPv6 secara menyeluruh.

Perbedaan IPv4 dan IPv6

Setelah mengetahui pengertian dari protokol tersebut, sekarang kamu bisa melihat perbandingan IPv4 vs IPv6.

Pada dasarnya, perbedaan IPv4 dan IPv6 ada pada format dan ukurannya, di mana IPv4 adalah alamat numerik (hanya angka) 32-bit, sementara IPv6 adalah alamat alfanumerik (berisi huruf) berukuran 128-bit.

Untuk lebih jelasnya, kamu bisa simak tabel perbandingannya di bawah ini.

PerbedaanIPv4IPv6
Ukuran alamat32-bit.128-bit.
Jumlah bidang header12.8.
Panjang bidang header20 byte.40 byte.
Metode addressingIPv4 hanya alamat numerik.IPv6 berupa alamat alfanumerik.
Jenis alamatBroadcast, multicast, dan unicast.Anycast, multicast, dan unicast.
Bidang checksumAda.Tidak ada.
Jumlah kelasLima kelas yang berbeda, dari A sampai E.Jumlah IP address tidak terbatas.
KonfigurasiPengguna harus mengonfigurasi sistem baru agar IPv4 bisa berkomunikasi dengan sistem lain.Konfigurasi opsional, bergantung pada fungsi yang diperlukan.
Dukungan subnet mask panjang virtual (VLSM)Mendukung VLSM.Tidak mendukung VLSM.
Routing information protocol (RIP)IPv4 didukung oleh RIPv1 dan RIPv2.IPv6 didukung oleh RIPng.
Konfigurasi jaringan Jaringan dikonfigurasi secara manual atau melalui DHCP.IPv6 memiliki kemampuan konfigurasi otomatis.
Fitur alamatIPv4 menggunakan Network Address Translation (NAT); satu alamat NAT bisa mewakili ribuan alamat yang tidak bisa dirutekan.IPv6 mendukung direct addressing karena ruang alamatnya yang luas.
Address maskDigunakan untuk jaringan yang ditentukan dari bagian host.IPv6 tidak menggunakan address mask.
Konfigurasi alamatSecara manual atau melalui DHCP.Konfigurasi otomatis alamat stateless menggunakan Internet Control Message Protocol versi 6 (ICMPv6) atau DHCPv6.
Ukuran paketUkuran paket minimum 576 byte.Ukuran paket minimum 1208 byte.
Fragmentasi paketDilakukan oleh pengirim dan router yang meneruskan.Hanya dilakukan oleh router pengirim.
Header paketIPv4 tidak mengidentifikasi aliran paket untuk penanganan QoS, termasuk opsi checksum.Bidang Flow Label menentukan aliran paket untuk penanganan QoS.
SNMPDukungan disertakan.Tidak didukung.
Mobilitas dan interoperabilitas Menggunakan topologi jaringan yang relatif terbatas, membatasi mobilitas dan kemampuan interoperabilitas.IPv6 menyediakan kemampuan mobilitas dan interoperabilitas yang disertakan dalam perangkat jaringan.
DNS RecordIPv4 memiliki A record.IPv6 memiliki AAAA record.
KeamananKeamanan IPv4 bergantung pada aplikasi.IPv6 memiliki Internet Protocol Security (IPSec) bawaan.
Manajemen grup subnet lokalIPv4 menggunakan Internet Group Management Protocol (IGMP).IPv6 menggunakan Multicast Listener Discovery (MLD).
MappingIPv4 menggunakan Address Resolution Protocol (ARP).IPv6 menggunakan proses Neighbor Discovery (ND) untuk resolusi alamat.
Kompatibilitas perangkat seluler Alamat IPv4 menggunakan notasi titik-desimal, sehingga kurang cocok untuk jaringan seluler.Alamat IPv6 menggunakan notasi heksadesimal dan dipisahkan titik dua. Jadi, IPv6 lebih cocok untuk menangani jaringan seluler.
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)Pengguna harus melibatkan DHCP saat mencoba terhubung ke jaringan.Pengguna tidak perlu menghubungi server mana pun karena diberi alamat permanen.
Bidang opsionalAda.Tidak ada, tapi memiliki header ekstensi.

Dan, ternyata ada banyak sekali perbedaan IPv4 dan IPv6 ya. Contohnya saja, IPv6 mendukung mode anycast perutean paket, model yang banyak dipakai untuk produk jaringan pengiriman konten (CDN) yang menghadirkan konten secara lebih dekat ke pengguna akhirnya.

Sementara itu, IPv4 tidak mengikutkan fitur ini secara default.

Di bawah ini, kami menguraikan perbandingan IPv4 vs IPv6 berdasarkan dua aspek penting yaitu kecepatan dan keamanan.

IPv4 vs IPv6: Keamanan

Dari segi keamanan, IPv6 lebih unggul jika dibandingkan dengan IPv4, khususnya karena protokol versi baru ini dilengkapi dengan IP Security (IPSec), adalah rangkaian protokol yang mengamankan komunikasi jaringan pada lapisan IP.

IPSec memiliki tiga komponen untuk mengamankan berbagai aspek komunikasi jaringan:

  • Authentication Headers (AH) – membantu jaringan memverifikasi dari mana paket berasal dan apakah transmisi telah diubah. AH juga dapat mencegah hacker membuat paket data palsu dalam menyebarkan malware ke perangkat atau aplikasi.
  • Encapsulating Security Payloads (ESP) – menambahkan enkripsi dan lapisan autentikasi lainnya untuk melindungi transmisi data.
  • Internet Security Association and Key Management Protocol (ISAKMP) – menentukan atribut keamanan yang akan dipakai oleh dua perangkat untuk saling bertukar data.

Walau IPSec juga bisa dipakaidi IPv4, penggunaannya tergantung pada provider jaringan dan end user.

Selain itu, framework ini juga tidak bisa berfungsi dalam komunikasi berbasis NAT.

Baca juga: Password Superadmin Huawei HG8245A Terbaru

Keunggulan IPv6 lainnya dalam hal keamanan yaitu protokol ini bisa menjalankan enkripsi end-to-end dan pemeriksaan integritas, sehingga meminimalkan kemungkinan adanya serangan man-in-the-middle (MitM).

IPv6 juga memakai protokol Secure Neighbor Discovery (SEND) , sehingga resolusi nama menjadi lebih aman.

Alhasil, para penjahat cyber akan lebih sulit mengarahkan traffic antara dua host yang diotorisasi dan juga mengamati atau memanipulasi percakapan.

Sehingga, dalam hal keamanan, IPv6 mungkin lebih baik daripada IPv4, hanya fitur keamanan ini juga tergantung pada desain dan implementasi IPv6 yang pas.

Hal ini juga penting dalam mengaktifkan firewall, sistem kontrol akses, dan software antivirus.

IPv4 vs IPv6: Kecepatan

Penyedia layanan keamanan contohnya Sucuri sudah menjalankan serangkaian tes di website yang mendukung IPv4 dan IPv6.

Dan hasilnya, keduanya menghadirkan kecepatan yang sama dalam hal koneksi langsung.

Hanya saja, ada lebih banyak bukti yang menunjukkan bahwa IPv6 lebih cepat dibandingkan IPv4.

Salah satunya yaitu yang menunjukkan bahwa performa IPv6 lebih unggul jika dibanding IPv4 dalam 4 jaringan seluler terbaik di Amerika.

Lalu, ada satu lagi pengamatan yang dilakukan Facebook’s Engineering, dengan hasil yang menyatakan jika mengakses Facebook melalui IPv6 bisa 10-15% lebih cepat dibandingkan menggunakan IPv4.

Perbedaan IPv4 dan IPv6 yang membuat IPv6 sedikit lebih cepat yaitu karena koneksi IPv6 bisa mengakses jaringan langsung.

Walau IPv4 memiliki header paket yang lebih kecil dibandingkan IPv6, IPv4 harus lewat server NAT stateful untuk melakukan perjalanan melalui web.

Jenis – Jenis IPv6

Unique Local, sama seperti IP private pada IPv4. IP private dipakai untuk pengalimatan jaringan lokal dan bukan untuk internet.

Dan IP network yang digunakan yaitu FD00::/8.

Link Local, jenis IP ini dipakai untuk menerima dan mengirim paket IPv6 dalam sebuah single subnet.

Setiap device yang memakai IPv6 akan memiliki alamat link local secara otomatis pada interfacenya dan mempunyai link local scope atau jangkauan link local, dimana packet tidak mungkin meninggalkan link local.

Paket yang dikirim ke tujuan tertentu akan tetap ada dalam link local dan tidak diforward ke subnet lain oleh router.

Link Local yang memakai IP network FE80::/10. Link Local dipakai sebagai RS (Router Solicitation) dan RA (Router Advertisement), untuk network discovery (sama seperti ARP) dan dipakai sebagai next-hop untuk ip route.

Global Unicast, sama seperti ip publik untuk internet. IP network yang dipakai adalah 2000::/3.

Unspecified, alamat ini dipakai saat  host tidak bisa menggunakan IPv6, Unspecified menggunakan ip ::/128

Loopback, alamat ini digunakan untuk testing software seperti 127.0.0.1. Loopback pada IPv6 memakai ip ::1/128.

Site Local. Site local ini dahulunya digunakan sebagai ip private, namun lini sudah tidak digunakan lagi. IP Site local yaitu FECO::/10.

Kapan Kita Harus Menggunakan IPv6?

Walau lebih mudah untuk terus memakai IPv4, ternyata IP versi 4 ini juga bisa cukup mahal karena harganya ditetapkan berdasarkan dari penawaran dan permintaan.

Lalu, memakai NAT sebagai alternatif IPv6 juga memiliki banyak kelemahan contohnya saja NAT dikembangkan sebagai teknologi sementara sehingga performanya tidak bisa maksimal bagi beberapa aplikasi dan protokol.

Banyak masalah yang menunjukkan jika menggunakan IPv6 menjadi satu-satunya cara yang memungkinkan untuk pertumbuhan internet di masa depan.

Menariknya transisi ke IPv6 sekarang sudah dimulai dan menurut Google, pemakaian IPv6 di seluruh dunia saat ini sudah mencapai 37%.

Karena sudah semakin banyak penyedia layanan internet (ISP), operator seluler, dan perusahaan besar lainnya yang beralih ke IPv6, untuk jumlah website yang mendukung IPv6 dan pengguna yang upgrade software dan hardware ke IPv6 juga makin meningkat.

Dan, peralihan dari IPv4 ke IPv6 akan sangat lambat karena alasan di atas, hanya tidak menutup kemungkinan proses ini akan terus bertambah cepat pada waktu mendatang.

Kesimpulan

IPv6 adalah versi terbaru dari IPv4. IPv6 adalah singkatan dari Internet Protocol version 6.

Dikutip dari Wikipedia, IPv6 merupakan versi terbaru dari internet protokol (IP), yang menyediakan sebuah sistem identifikasi lokasi perangkat komputer dan routing lalu lintas internet.

Fitur IPv6 bisa mempermudah jika nanti suatu saat semua dunia sudah berubah menjadi versi terbaru.

Kuota IPv4 sudah akan habis, karena itu penjelasan di atas mengenai Cara Testing IPv6 untuk pemula dapat kamu coba lakukan.

Selamat menggunakan.

Orang juga bertanya

English private teacher, seo writter, english translator, and content writer.

Tinggalkan komentar