Arti Kondensasi: Jenis, 3 Faktor, Penyebab & Dampaknya

  •   Agu 2024  •   10 min read  •   Comment

Arti Kondensasi – Kamu pasti pernah menemukan embun pagi di dedaunan atau rerumputan.

Tapi, pernahkan kamu ingin tahu dari mana asal datangnya embun pagi ?

Embun tersebut terjadi karena adanya proses kondensasi.

Mungkin cukup asing dengan istilah tersebut, tapi percayalah bahwa ketika di Sekolah Dasar kamu pernah mempelajarinya.

Carakami.com akan membahas mengenai arti kondensasi, jenis, faktor, hingga dampaknya. Berikut ulasannya!

1. Arti Kondensasi

Arti Kondensasi

Seperti yang sudah dibahas di atas, arti kondensasi ialah istilah yang kurang populer di kebanyakan orang.

Meskipun demikian, sebenernya kamu sering melihat hasil dari proses kondensasi dalam kehidupan sehari – hari, seperti embun.

Arti kondensasi adalah perubahan wujud dari gas ke cair.

Bila kamu sudah mengetahui tentang evaporasi, kamu pastinya menyadari bahwa arti kondensasi ialah kebalikan dari proses evaporasi.

Bila diproses, evaporasi air akan berubah menjadi gas, maka arti kondensasi adalah kebalikannya atau mengubah gas menjadi air.

Arti kondensasi lainnya ialah proses pengembunan.

Hal tersebut dikarenakan hasil akhir dari proses kondensasi mempunyai bentuk berupa titik – titik air yang biasa dikenal dengan embun.

Sama halnya seperti evaporasi, arti kondensasi adalah proses alamiah dan bukan buatan manusia.

Biasanya proses kondensasi terjadi pada malam hari, namun kamu juga bisa amati proses ini dengan beberapa cara tertentu.

Baca Juga: Fungsi Evaporasi dan Penjelasan Lengkap

2. Jenis-Jenis Kondensasi

Berikut jenis – jenis kondensasi beserta penjelasannya:

2.1 Kondensasi Eksterior

Arti Kondensasi Eksterior ialah kondensasi yang terjadi di luar ruangan.

Jenis ini umumnya terjadi saat temperatur permukaan ada di bawah titik embun atau lebih dingin dari itu.

Kondensasi Eksterior ini terjadi saat uap atau gas menyentuh permukaan kaca.

Seperti yang kamu ketahui bahwa material seperti besi, kaca, dan sejenisnya mampu menyerap panas dan dingin.

Saat suhu drop, maka permukaan akan akan jadi sangat dingin hingga membeku, sehingga saat uap menyentuh permukaan kaca, maka proses Kondensasi Eksterior akan terjadi setelahnya.

Kondensasi Eksterior ini terjadi di malam hari, biasanya terjadi saat suhu di siang hari sangat panas, tapi drop ketika malam hari.

2.2 Kondensasi Interior

Kondensasi Interior ini kebalikannya dari Kondensasi Eksterior, ia terjadi di ruangan yang tertutup.

Proses ini dapat terjadi bila ventilasi di ruangan sangat buruk atau bahkan tidak ada lubang angin sama sekali.

Semakin tertutup ruangan tersebut, maka akan semakin banyak udara yang terperangkap dan tidak dapat keluar.

Hal tersebut diperparah dengan suhu yang sangat dingin di laur dan menghasilkan pengembunan yang semakin banyak.

Pengembunan tidak hanya membasahi kaca jendela saja, tapi juga lantai dan beberapa bagian ruangan yang lain.

Sama halnya dengan Kondensasi Eksterior, Kondensasi Interior pun umumnya terjadi di malam hari saat suhu drop atau turun.

Namun, proses kondensasi pun dapat terjadi pada siang hari ketika salju atau hujan turun seharian, jadi suhu menjadi sangat dingin.

Baca Juga: Penjelasan Tentang Evaporator 100% Lengkap

3.Penyebab Kondensasi

Berikut dua penyebab kondesasi, di antaranya:

3.1 Uap Air Melewati Permukaan yang Lebih Dingin

Kondensasi terjadi bila uap air melewati permukaan yang lebih dingin dari titik embun.

Titik embun adalah suhu dimana proses kondensasi terjadi.

Embun pagi merupakan salah satu contoh dari proses kondensasi.

Bila dibandingkan dengan siang hari, suhu pada malam hari jauh lebih dingin, jadi uap yang tadinya berbentuk gas, lalu mendingin karena suhu malah hari jauh lebih rendah, uap yang mendingin akan membentuk embun.

Embun – embun inilah yang biasanya bisa ditemukan didedaunan atau rerumputan.

Semakin dingin suhu pada malam hari, maka semakin banyak uap air yang mengalami proses kondensasi dan berubah menjadi embun di pagi harinya.

3.2 Saat Uap Air Mengalami Penekanan Atau Kompresi

Pada kondisi ini, kondensasi bisa terjadi saat uap air mengalami kompresi atau penekanan.

Saat uap mengalami kompresi, maka uap akan berubah kembali menjadi cair.

Contohnya, kamu menuangkan air panas ke gelas dan menutupnya, maka air yang keluar dari air panas akan tertekan dan tak bisa lepas dari penutup gelas hingga menghasilkan tetes – tetes air yang menempel pada permukaan tutup gelas.

Contoh lainnya adalah gelas minuman soda. Saat dikeluarkan dari kulkas, bagian luar kaleng akan mendingin dan menghasilkan embun di permukaan kaleng.

Hal tersebut muncul karena suhu di luar kulkas jauh lebih hangan dibanding di dalam.

Uap dingin yang ada di dalam kaleng akhirnya mengembun, dan membentuk titik – titik air di permukaan kaleng.

Hal tersebut tidak hanya terjadi pada minuman bersoda saja, namun bisa terjadi di berbagai macam wadah atau botol yang disimpan dalam kulkas, dan dikeluarkan pada suhu ruang.

Baca Juga: Humidity Artinya: Pengertian dan Masalah

4. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kondensasi

Arti Kondensasi

Ada tiga faktor yang menyebabkan kondensasi, yaitu:

4.1 Kelembapan Udara dalam Ruangan

Faktor utama terjadinya kondensasi ialah kelembaban udara.

Proses kondensasi akan terjadi saat udara dalam ruangan tidak bisa menahan tingkat kelembaban.

Contohnya, kamu punya rumah dengan lantai semen yang sudah licin, kamu akan menemukan bahwa lantaimu akan sedikit basah di pagi – pagi tertentu.

Umumnya hal tersebut terjadi saat cuaca dan temperatur di malam sebelumnya sangat dingin dibanding suhu pada malam – malam biasanya.

4.2 Suhu Udara Rendah

Faktor lain pemicu proses kondensasi ialah suhu udara yang rendah.

Kondensasi akan terjadi saat gas yang berbentuk uap air melewati permukaan dengan suhu yang rendah.

Nah, dari penjelasan ini bisa disimpulkan bahwa suhu udara memegang peranan penting dalam terjadinya kondensasi.

Semakin dingin suhu tempat atau permukaan, maka akan semakin banyak uap air yang mengalami proses kondensasi.

Akan tetapi, saat suhu naik, maka proses evaporasi yang terjadi, di mana air akan berubah bentuk jadi gas dan naik ke atmosfer.

4.3 Lubang Angin yang Kurang Bagus

Faktor yang terakhir adalah lubang angin yang kurang bagus.

Ventilasi udara atau lubang angin menjadi satu hal yang wajib ada di rumah, usahakan juga ia ada di tiap ruangan.

Dengan adanya ventilasi udara ini, estetika rumahmu meningkat dan ruangan terlihat bagus.

Fungsi dari ventilasi udara ini ialah untuk pintu masuk dan keluar udara.

Dengan adanya lubang udara ini, udara dapat masuk dan keluar dengan mudah dan tidak membuat ruangan terasa pengap.

Tidak hanya itu, ia dibuat untuk mencegah terjadinya kondensasi dalam ruangan.

Proses kondensasi dalam ruangan bisa terjadi karena gas yang ada di udara terperangkap dalam ruangan.

Saat malam tiba dan suhu menjadi turun, gas mengalami kondensasi dan membuat bagian – bagian ruangan dan lantai menjadi basah.

Baca Juga: Refrigerator Artinya: Arti, Fungsi, & 5 Tips Merawat Kulkas

5. Kondensasi dan Pendinginan Lanjut (Sub-Cooling)

Kondenser berfungsi untuk merubah wujud refrigerant dari bentuk uap atau gas menjadi refrigerant dengan bentuk cair.

Proses perubahan tersebut dilakukan dengan membuang kalor yang ada di refrigerant ke lingkungan sekitarnya pada suhu dan tekanan konstan.

Dalam suatu percobaan, kalor dibuang dengan cara konveksi yaitu meniupkan udara yang memiliki temperatur lebih rendah dibanding refrigerant melewati kondenser, dan terjadilah perpindahan kalor.

Proses ini dimaksimalkan dengan adanya sirip – sirip pada kondenser dan aliran udara yang cukup dan bebas dari hambatan.

Proses kondensasi terjadi pada pipa kondenser dan terjadi di kondisi tekanan dan temperatur tetap.

Terdapat sistem refrigerasi yang sudah dipelajari sebelumnya, proses kondensasi ialah proses dari titik 2 ke titik 3.

Pada titik 3, idelanya seluruh refrigerant sudah berwujud cair jenuh.

Bila pemilihan dan perancangan ukuran kondenser tidak pas atau sirip – sirip kondenser kotor, maka pada ujung kondenser tidak semua refrigerant berbentuk cair.

Temperatur pada proses kondensasi terjadi masih lebih tinggi dari udara di sekitarnya.

Refrigerant mengalir keluar dai kondenser ke TXV melalui filter drier, masih mengalami proses perpindahan kalor yang menurunkan suhu refrigerant lebih rendah lagi dari suhu cair jenuhnya.

Proses penuruhan suhu sesudah melewati titik cair jenuh disebut dengan proses subcooling dan wujud refrigerant disebut subcooled liquid.

Daerah subcooled liquid terletak di kiri dari kurva cair jenuh pada diagram p-h.

Besarnya pendingan lanjut yang terjadi pada kondenser dihitung dengan mengurangi temperatur kondensasi dengan temperatur yang terukur di akhir kondenser.

Baca Juga: Review: Apakah Kulkas Merk Aqua Bagus Tidak?

6. Proses Terjadinya Kondensasi

Proses kondensasi terjadi jika uap air di udara melalui permukaan yang lebih dingin dari titik embun uap air.

Suhu udara memiliki fungsi penting dalam proses kondensasi, misalnya pada kejadian terbentuknya embun di pagi hari.

Embun ialah uap air yang berubah menjadi titik – titik air.

Pengembunan terjadi pada malam hari ketika udara lebih dingin.

Di malam hari, suhu udara mencapai atau turun di bawah titik embun, maka tidak dapat menampung uap dan berubahlah menjadi embun.

Titik embun yaitu suhu saat kondensasi terjadi.

Suhu udara bisa mencapai atau turun di bawah titik embun secara alam, seperti yang sering terjadi di malam hari.

Baca Juga: Boiler Adalah: Pengertian, 11 Komponen & Perawatannya

7. Hasil dari Proses Kondensasi

Meski kamu tidak bisa melihat proses kondensasi, namun kamu bisa melihat hasilnya, lho!

Berikut tiga hasil dari proses kondensasi, yaitu:

7.1 Embun

Embun ialah hasil dari proses kondensasi yang paling simpel.

Saat kamu melihat embun yang menempel pada dedaunan atau rerumputan di pagi hari, kamu akan bertanya – tanya darimana embun tersebut muncul?

Jadi, seperti yang telah dibahas sembelumnya, embun adalah hasil dari kondensasi yang terjadi pada malam hari.

Ia muncul saat uap di lapisan atmosfer bumi mengembun pada permukaan yang dingin, lalu uap tersebut mengembun di daun, rumput, dan kaca.

7.2 Kabut

Hasil dari proses kondensasi selanjutnya ialah kabut.

Kabut ini ialah fenomena langka yang jarang kamu lihat.

Sebenarnya, karena kebanyakan orang tinggal di perkotaan yang berpolusi dan minim pepohonan.

Akan tetapi, jika kamu sedang berkemah di alam terbuka atau berlibur di desa, kamu masih bisa melihat kabut yang menyelubungi wilayah tersebut.

Kabut sering muncul di pagi hari dan setelah turun hujan.

Setelah turun hujan atau pada pagi hari, uap air akan membentuk tetesan super kecil di udara yang dikenal dengan istilah kabut.

Karena jumlahnya yang banyak, tetesan – tetesan tersebut menghalangi jarak pandang.

Semakin banyak tetesan air di udara, maka kabutnya akan semakin tebal.

Meski terlihat indah, namun kabut ini kadang membawa petaka dan membuat orang terperangkap bahaya.

Ada juga pendaki yang tersesat karena jarak pandang terhalang oleh kabut tebal, ia pun kesulitan mengambil rute yang benar.

Kabut juga mengganggu para pengguna roda empat dan dua dan bisa menimbulkan kecelakaan.

Nah untungnya, mayoritas kabut ini tidak bertahan lama.

Saat matahari muncul, kabut perlahan akan hilang.

Hal tersebut karena keberadaan matahari membuat suhu naik dan tetesan air tersebut menguap dan menghilang.

7.3 Embun Beku

Arti Kondensasi

Fenomena yang terakhir ialah embun beku, yang termasuk fenomena langka di negara dengan iklim tropis seperti Indonesia.

Bagi kamu yang belum tahu sama sekali, embun beku ialah lapisan es tipis yang menempel di permukaan yang padat.

Bila kamu pernah mendengar mengenai fenomena tanaman yang membeku di Dieng selama musim panas, nah seperti itulah gambarannya.

Seperti kabut dan embun, embun beku ini tercipta karena adanya proses kondensasi.

Proses tersebut terjadi karena titik embun lebih dingin dibanding dengan titik beku.

Oleh karena itu, uap air yang semestinya berubah bentuk menjadi embun biasa, malah membeku jadi partikel es yang berukuran super kecil.

Baca Juga: Kulkas Energi Listrik Menjadi Energi Apa?

8. Reaksi Kondensasi

Reaksi kondensasi ialah kelas reaksi adisi organis yang umumnya berlangsung setahap demi setahap guna menghasilkan produk adisi, biasanya dalam kesetimbangan dan moleku air.

Reaksi sebaliknya mampu melibatkan gugus fungsi molekul, dan pembentukkan molekul kecil seperti etanol, amonia, dan asam asetat sebagai pengganti air.

Senyawa tersebut adalah kelas reaksi serbaguna yang bisa terjadi dalam kondisi basa atau asam dengan adanya katalis.

Kelas reaksi tersebut merupakan bagian penting dari kehidupan karena sangat penting untuk pembentukkan ikatan peptida antara biosintesis lemak dan asam amino.

9. Dampak dari Kondensasi

Ada dua dampak dari kondensasi, yaitu:

9.1 Dapat Menyebabkan Korsleting

Pada wilayah padat penduduk, proses kondensasi ini umumnya menyebabkan adanya korsleting pada arus listrik yang bila dibiarkan akan memicu terjadinya kebakaran besar yang bisa merugikan banyak orang.

9.2 Dapat Menggagalkan Masa Panen

Pada musim panas, suhu di Dieng pada malam hari akan minus.

Hal tersebut membuat rumput dan tanaman dilapisi oleh es dan membeku.

Bila fenomena ini hanya terjadi satu atau dua kali saja mungkin tidak terlalu fatal.

Namun, fenomena ini terjadi berkali – kali dan membuat tanaman busuk yang akhirnya gagal panen dan merugikan petani.

Baca Juga: Kondensor Adalah: Fungsi, 9 Jenis, dan Rumus Perhitungannya

Kesimpulan

Itulah penjelasan mengenai arti kondesasi, jenis, hingga hasil proses kondensasi.

Meskipun kondesasi mampu memicu masalah, namun ia merupakan proses alam yang terjadi secara alami dan susah untuk dihentikan oleh manusia.

Pada dasarnya proses kondensasi ialah bagian dari siklus air dan kebalikan dari proses penguapan atau evaporasi.

Proses kondensasi sangat penting bagi bumi dengan berbagai manfaat untuk kehidupan sehari – hari.

Yuk, baca artikel menarik lainnya seputar alam, disini!

Orang juga bertanya

Fiana is an Europeanist, freelance writer, and write SEO friendly content.

Tinggalkan komentar