Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita semua tidak akan pernah terlepas dari yang namanya konflik atau masalah.
Hal tersebut terjadi karena manusia sendiri adalah makhluk sosial yang akan selalu berinteraksi satu dengan yang lain.
Konflik disini yaitu sebuah proses sosial yang mana salah satu pihak akan berupaya menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya.
Permasalahan tersebut bisa saja terjadi diantara individu dengan individu, individu dengan suatu kelompok, atau kelompok dengan kelompok lain.
Umumnya, konflik bisa saja terjadi karena adanya perbedaan suatu interaksi yang menyebabkan terjadinya pertentangan.
Tapi, konflik tidak hanya akan membawa dampak negatif saja, tapi terkadang juga membawa dampak yang positif.
Lebih jelasnya mengenai konflik, simak bahasan selengkapnya konflik sosial: pengertian, jenis, penyebab, dampak & contoh konflik sosial berikut.
Pengertian Konflik
Sebelum membahas mengenai konflik lebih jauh, simak terlebih dulu mengenai pengertian konflik.
Secara etimologis, kata konflik berasal dari Bahasa Latin yaitu “con” dan “figere”.
Dimana kata “con” memiliki arti bersama, sedangkan “figere” memiliki arti memukul.
Di dalam KBBI, entri “konflik” diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa konflik adalah suatu kondisi ketika ada dua ataupun lebih pandangan, kepercayaan, keinginan, kepentingan, kebutuhan yang berbeda, nilai, tidak selaras, berseberangan, dan tidak sejalan.
Baca juga: PENGERTIAN ANALISIS: Fungsi, Tujuan dan Jenis Jenis Analisa
Di dalam materi Sosiologi yang membahas mengenai konflik, kata ini lebih diartikan sebagai suatu proses sosial yang terjadi di antara dua orang ataupun kelompok yang berupaya saling menyingkirkan satu sama lain dengan membuat seseorang atau kelompok lain tidak berdaya atau dengan cara menghancurkan orang atau kelompok lain.
Umumnya, konflik akan timbul dari adanya perbedaan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari seperti perbedaan budaya, fisik, kepentingan, nilai, kebutuhan, emosi, dan pola-pola perilaku antar individu maupun kelompok yang ada di dalam masyarakat.
Perbedaan-perbedaan tersebut akan memuncak menjadi sebuah konflik sosial ketika sistem sosial masyarakatnya tidak bisa mengakomodasi perbedaan yang ada di dalam masyarakat itu sendiri.
Seperti yang sering terjadi di sekeliling kita, konflik tidak bisa dihindari dari dinamika kehidupan sosial.
Dalam teori konflik tersebut, kondisi masyarakat yang bersifat plural akan terjadi ketidakseimbangan distribusi kekuasaan atau authority.
Sehingga akan selalu ada kelompok sosial yang saling berkompetisi dalam merebut pengaruh yang ada di dalam sebuah masyarakat.
Dari adanya persaingan tersebut, maka akan muncul kelompok yang paling berkuasa atas kelompok lainnya.
Biasanya, kelompok yang merasa paling berkuasa yaitu kelompok elit.
Sehingga bisa membuat sebuah peraturan yang bersifat membela kepentingan kelompoknya sendiri.
Peraturan yang dibuat oleh kelompok yang berkuasa tersebut bisa berupa hukum yang bersifat mengikat kelompok sosial lainnya agar tetap patuh.
Persaingan yang terjadi di antara kedua atau lebih kelompok ini yang nantinya akan menyebabkan terjadinya konflik sosial di dalam masyarakat.
Pengertian Konflik Menurut Para Ahli
Agar kamu bisa lebih paham mengenai materi konflik.
Berikut ini adalah beberapa pengertian konflik menurut para ahli:
1. Alo Liliweri
Konflik yaitu suatu bentuk pertentangan alamiah yang berasal dari individu ataupun kelompok karena mereka terlibat memiliki perbedaan kepercayaan, sikap, kebutuhan, dan nilai.
2. De Moor
Dalam sebuah sistem sosial, bisa dikatakan ada konflik jika para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya atau kelompoknya dibimbing oleh tujuan atau nilai yang bertentangan dan hal tersebut terjadi secara besar-besaran.
2. Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin
Istilah “conflict” dalam bahasa aslinya memiliki arti sebagai perkelahian, peperangan, dan perjuangan yang berbentuk konfrontasi fisik antara beberapa pihak.
3. Lewis A. Coser
Konflik adalah suatu perjuangan tentang nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, bertujuan untuk menetralkan, mencederai, dan melenyapkan lawan.
Baca juga: LEMBAGA SOSIAL: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Contoh
4. M.Z Lawang
Konflik yaitu suatu bentuk perjuangan untuk mendapatkan status, nilai, dan juga kekuasaan saat tujuan dari pihak yang berkonflik tak hanya memperoleh keuntungan, namun juga menundukkan saingannya.
5. Robert M.Z Lawang
Konflik adalah suatu perjuangan untuk mendapatkan hal-hal yang langka seperti status, nilai, kekuasaan, dan lain sebagainya.
Tujuan dari adanya konflik tersebut tidak hanya untuk mendapatkan kemenangan, tapi juga untuk menundukkan pesaing atau lawannya.
6. Soerjono Soekanto
Konflik sebagai salah satu proses sosial individu per individu atau kelompok manusia yang berupaya untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara menentang pihak lawan yang disertai dengan kekerasan ataupun ancaman.
Faktor Penyebab Konflik
Di bawah ini yaitu beberapa faktor penyebab konflik, antara lain:
1. Perbedaan Individu
Perbedaaan individu yaitu meliputi perbedaan perasaan dan pendirian.
Dimana setiap manusia adalah individu yang unik.
Ini artinya, setiap orang mempunyai pendirian dan perasaan yang berbeda-beda antara satu dengan lain.
Perbedaan pendirian dan perasaan tersebut menjadi suatu hal ataupun kawasan yang nyata itu meraih menjadi salah satu faktor penyebab konflik sosial.
Karena, dalam menjalani sebuah hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
Contohnya saja, saat berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu saja perasaan setiap orang akan berbeda-beda.
Terdapat yang merasa terganggu karena berisik, tapi juga ada yang merasa terhibur.
2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan Sehingga Menciptakan Pribadi yang Berbeda
Beberapa orang akan terpengaruh dengan pola pemikiran dan pendirian kelompoknya.
Pemikiran dan pendirian yang berbeda-beda itu pada akhirnya bisa memicu konflik.
Baca juga: INTERAKSI SOSIAL: Pengertian, Syarat, Macam Macam, Contoh dan Gambarnya, LENGKAP!
3. Perbedaan Kepentingan Antara Individu dan Kelompok
Setiap orang memiliki perasaan, pendirian atau latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
Terkadang, orang-orang melakukan hal yang sama, namun memiliki tujuan yang berbeda-beda.
Contohnya saja, terkait perbedaan kepentingan dalam pemanfaatan hutan.
Dimana para tokoh masyarakat menganggap jika hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka.
Sehingga harus dijaga kelestariannya dan tidak bisa ditebang secara sembarangan.
Sementara untuk para petani, mereka justru memilih untuk menebang pohon karena menganggap pohon-pohon tersebut menjadi penghalang dalam membuat kebun dan ladang.
Untuk pengusaha kayu, mereka menebang pohon dan kemudian diekspor untuk memperoleh uang lalu membuka pekerjaan.
Sedangkan untuk pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan yang harus dilestarikan.
Dari sini bisa dilihat bahwa ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lainnya. Hingga hal tersebut akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat.
4. Perubahan Nilai yang Ekspress dan Mendadak di dalam Penduduk
Perubahan adalah sesuatu yang wajar terjadi.
Tapi bila perubahan tersebut berlangsung secara cepat dan mendadak, maka perubahan itu dapat memicu terjadinya konflik sosial.
Contohnya saja, di dalam masyarakat pedesaan yang mengalami suatu proses industrialisasi yang cukup mendadak, maka hal itu tentu akan memunculkan konflik sosial.
Karena, nilai-nilai lama yang sudah ada di dalam masyarakat tradisional yang umumnya bercorak pertanian secara mendadak berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.
Dimana nilai-nilai yang berubah diantaranya adalah nilai gotong royong yang berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan gaji yang disesuaikan berdasarkan jenis pekerjaan mereka.
Kemudian hubungan kekerabatan berubah menjadi hubungan struktural yang disusun di dalam suatu organisasi formal perusahaan.
Perubahan-perubahan yang terjadi secara mendadak, tentu akan membuat goncangan di dalam proses sosial di dalam masyarakat.
Bahkan bisa muncul upaya penolakan pada bentuk perubahan, karena dinilai mengacaukan tatanan kehidupan yang sudah ada sebelumnya.
Baca juga: PERUBAHAN SOSIAL: Pengertian, 4 Teori, Ciri, Bentuk & Contoh
Jenis-Jenis Konflik
Berikut ini adalah beberapa jenis konflik yang biasa ditemukan di dalam kehidupan bermasyarakat.
1. Konflik Pribadi
Jenis konflik yang pertama yaitu konflik pribadi.
Dimana konflik pribadi menjadi salah satu jenis konflik yang terjadi antara individu dengan individu ataupun dengan kelompok masyarakat.
Salah satu penyebab adanya konflik pribadi yaitu karena adanya perbedaan cara pandang antar individu yang berkaitan dengan persoalan yang serupa.
Jenis konflik yang satu ini sering terjadi di dalam pertemanan, keluarga, dunia kerja, dan lain sebagainya.
Salah satu contoh dari konflik pribadi yaitu ketika sebuah keluarga beradu argumen tentang pembagian hak waris atau warisan.
2. Konflik Agama
Jenis konflik berikutnya yaitu konflik agama.
Konflik agama adalah suatu konflik yang terjadi antara kelompok yang mempunyai agama dan keyakinan yang berbeda.
Sebagian besar masyarakat menilai jika agama sebagai salah satu tuntunan dan juga pedoman hidup yang harus diikuti secara mutlak.
Sehingga apapun yang berbeda dan tidak sesuai dengan agama yang mereka anut, maka akan dianggap sebagai masalah lalu hal itu akan memicu terjadinya konflik.
Contoh dari konflik agama yaitu konflik yang terjadi di Poso.
Dimana konflik antara dua agama tersebut telah terjadi selama bertahun-tahun.
Konflik tersebut terjadi karena Poso pada saat itu dipenuhi dengan penduduk yang beragama Islam.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, banyak orang yang menganut agama Kristen masuk ke wilayah Poso dan menjadi dominan.
Tapi akhirnya, konflik tersebut bisa diselesaikan melalui mediasi.
3. Konflik Rasial
Konflik rasial yaitu jenis konflik yang terjadi antara ras yang berbeda.
Dimana konflik ras akan terjadi saat masing-masing ras merasa lebih unggul dan mengutamakan kepentingan kelompoknya sendiri.
Untuk contoh dari konflik rasial yaitu seperti konflik antara pemuda kulit putih dan pemuda kulit hitam.
Pastinya hal ini sangat meresahkan dan menyebabkan adanya perpecahan. Jenis konflik rasial ini sering terjadi di Indonesia.
4. Konflik Antar Kelas Sosial
Jenis konflik selanjutnya yaitu konflik antar kelas sosial.
Dimana konflik jenis ini dikenal dengan konflik vertikal, yang mana bisa muncul karena adanya suatu perbedaan kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di dalam masyarakat.
Untuk contoh dari jenis konflik yang satu ini yaitu adanya demo yang terjadi antara karyawan dan perusahaan, dimana para karyawan menuntut untuk kenaikan gaji.
5. Konflik Sosial
Adanya kelompok kelas di dalam sebuah masyarakat akan berpotensi memicu terjadinya konflik.
Perebutan dan juga upaya dalam mempertahankan status dan peran di dalam kelompok masyarakat sering kali menimbulkan konflik.
Contoh dari konflik yang satu ini adalah antara kelompok kaya dan kelompok miskin yang saling merebutkan kekuasaan di dalam kursi politik.
6. Konflik Politik
Konflik politik yaitu salah satu jenis konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan di dalam kehidupan politik.
Konflik tersebut terjadi karena masing-masing kelompok ingin berkuasa di dalam sebuah sistem pemerintahan.
Contoh dari konflik ini adalah pemberontakan PKI di Madiun, Pemberontakan 30S/PKI, dan pemberontakan DI/TII.
Bahkan, kini masih banyak konflik politik yang terjadi saat menjelang pemilu menjelang.
7. Konflik Internasional
Konflik internasional yaitu jenis konflik yang melibatkan berbagai macam kelompok negara karena adanya perbedaan kepentingan masing-masing negara.
Salah satu contoh dari konflik internasional yaitu antara Korea Utara dan Korea Selatan, ISIS, serta negara-negara lain yang melakukan peperangan.
Baca juga: PENGERTIAN GEOGRAFI: Prinsip, Aspek, Konsep & Pendekatan Geografi
Penyebab Konflik
Konflik bisa saja terjadi karena adanya suatu penyebab.
Sehingga akan menimbulkan suatu konflik.
Adapun beberapa penyebab konflik secara menyeluruh diantaranya yaitu:
1. Perbedaan Individu
Penyebab terjadinya konflik yang pertama yaitu karena adanya perbedaan individu dan perasaan yang berbeda-beda.
Dimana biasanya terdapat perbedaan perasaan dan pendirian pada suatu hal ataupun lingkungan yang nyata.
Hal tersebut bisa menjadi salah satu penyebab adanya konflik sosial.
2. Perbedaan Kepentingan Antara Individu Atau Kelompok
Penyebab konflik berikutnya yaitu perbedaan kepentingan antara individu dan suatu kelompok. Hal tersebut terjadi karena tidak semua orang memiliki kepentingan yang sama.
3. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Beberapa orang akan terpengaruh dengan pola pemilikan dan juga pendirian dari kelompoknya.
Pemikiran dan pendirian yang berbeda-beda itu pada akhirnya bisa memicu adanya perbedaan yang bisa menimbulkan suatu konflik.
4. Perubahan-Perubahan Nilai Yang Cepat Dan Mendadak Dalam Masyarakat
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, jika perubahan yang terjadi secara mendadak di suatu masyarakat berpotensi memicu adanya konflik.
Karena, hal itu terjadi karena ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi suatu perubahan secara drastis.
Cara Mengatasi Konflik
Di bawah ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi suatu konflik.
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang berbentuk kompetisi biasanya dikenal dengan istilah win-lose orientation.
Dimana proses penyelesaian ini menggambarkan satu pihak yang mengorbankan pihak lain.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik jenis ini akan menggambarkan sebuah kompetisi bayangan cermin yang akan memberikan keseluruhan penyelesaian pada pihak lain tanpa adanya upaya dalam memperjuangkan tujuannya sendiri.
Proses itu biasanya dikenal dengan taktik perdamaian.
3. Sharing
Dalam proses penyelesaian konflik jenis ini, satu pihak akan memberi dan pihak lain untuk menerima sesuatu.
Keduanya memiliki pikiran yang moderat, tidak lengkap, tapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Ini menjadi salah satu bentuk upaya menyelesaikan konflik yang bisa memuaskan kedua belah pihak.
Upaya tersebut yaitu pendekatan pemecahan masalah yang membutuhkan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Penyelesaian konflik ini umumnya menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok yang bersangkutan.
Kondisi tersebut menggambarkan penarikan kepentingan kelompok lain.
Baca juga: PENGERTIAN SISTEM EKONOMI: Fungsi, Macam Macam dan Sistem Ekonomi Indonesia
Contoh Konflik
Contoh konflik yang seringkali ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari adalah konflik tentang anak-anak yang putus sekolah karena harus membantu orang tuanya bekerja.
Kondisi ini harus menjadi salah satu perhatian pihak pemerintah karena anak-anak yang berusia wajib belajar perlu menyelesaikan pendidikannya sampai tamat.
Berdasarkan survei anak usia 10 sampai 17 tahun yang sudah bekerja, seperti yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik di tahun 2020.
Dari hasil studi tersebut, ditemukan jika anak-anak yang berusia 9 hingga 15 tahun sudah terlibat ke dalam berbagai jenis pekerjaan.
Dimana hal ini sudah berakibat terhadap kesehatan mental, emosional, dan fisik mereka. Mulanya mungkin mereka hanya berniat membantu orang tuanya.
Hanya seiring berjalannya waktu, mereka kemudian terjebak menjadi seorang pekerja yang permanen.
Akhirnya sering bolos sekolah dan memutuskan untuk berhenti sekolah. Untuk anak-anak miskin, Bantuan Operasional Sekolah atau BOS saja tidak cukup.
Pemerintah dan sekolah seharusnya memikirkan pemberian beasiswa tambahan untuk menyediakan seragam dan juga alat tulis.
Hal ini agar anak-anak yang kurang mampu tidak terbebani dengan biaya pendidikan di masa saat ini dan mendatang.
Kesimpulan
Secara etimologis, kata konflik berasal dari Bahasa Latin yaitu “con” dan “figere”. Dimana kata “con” memiliki arti bersama, sedangkan “figere” memiliki arti memukul.
Di dalam KBBI, entri “konflik” diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa konflik adalah suatu kondisi ketika ada dua ataupun lebih pandangan, kepercayaan, keinginan, kepentingan, kebutuhan yang berbeda, nilai, tidak selaras, berseberangan, dan tidak sejalan.
Umumnya, konflik akan timbul dari adanya perbedaan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari seperti perbedaan budaya, fisik, kepentingan, nilai, kebutuhan, emosi, dan pola-pola perilaku antar individu maupun kelompok yang ada di dalam masyarakat.
Untuk itulah pemahaman mengenai konflik sosial: pengertian, jenis, penyebab, dampak & contoh konflik sosial penting diketahui.
Orang juga bertanya
- 170+ Macam-Macam Profesi Pekerjaan dan Tugasnya, LENGKAP!!
- Skema Inverter DC to AC, 4 Jenis dan Ukurannya Lengkap
- Resonator Knalpot Motor dan Mobil, 3 Fungsi & Harga Knalpot
- ARTIFICIAL INTELLIGENCE: Pengertian, Tujuan & Contohnya
- INTERAKSI SOSIAL: Pengertian, Syarat, Macam Macam, Contoh dan Gambarnya, LENGKAP!
- 25 Macam Perangkat Keras Komputer dan Fungsinya (Hardware)
- PENGERTIAN SISTEM EKONOMI: Fungsi, Macam Macam dan Sistem Ekonomi Indonesia
Daftar Isi: